Menjaga Iffah Dan Izzah

7 2 0
                                    

Seperti biasa Syifa setiap istirahat pertama tidak pernah lupa kepada Yang Maha Kuasa.Ia senantiasa menjalankan shalat dhuha.Tetapi ini berbeda dari hari sebelumnya.Syifa pergi ke mushola sendiri,karena hari ini Annisa tidak berangkat sekolah,ia sedang sakit.

"SYIFA...." panggil seseorang dari belakang.

Syifa membalikkan arah ke sumber suara,"Kak Fikri,iya ada apa kak?"

"Kok kamu sendiri, Annisa mana?" Fikri memutar bola matanya di sekelilingnya,namun hasilnya nihil ia tidak melihat Annisa sama sekali.

"E,,Annisa hari ini gak masuk kak,dia sakit."

"Sakit apa?"

"Gak tau kak."

"Ooh yaudah,syafakillah deh."

"Aamiin." Syifa mengusapkan kedua telapak tangannya ke wajahnya.

"Yaudah saya sholat dulu ya kak." Syifa tersenyum tipis sambil menundukkan pandangannya menghadap ke bumi."

"Oh iya,maaf aku jadi ganggu kamu,hehehe."

"Gak papa kak,yaudah saya permisi dulu kak."Syifa berjalan menuju mushola,sedangkan Fikri mengikuti jejak Syifa di belakangnya.

Sungguh sejuk hati Syifa setelah mengadukan masalahnya kepada Sang Illahi.Ia merasa tenang sekarang dengan masalah yang sedang dihadapinya.Entah apa yang sedang dipikirkan Syifa,hanya Allah Yang Maha Mengetahui.

" Assalamu'alaikum... "ucap seorang pria yang sedang mengahampirinya.

" Wa'alaikumussalam... "Syifa menjawab salamya dengan menatap orang yang di depannya sekilas.

" Syifa kamu sama Fikri?"Ali melihat Syifa dan Fikri sedang memakai sepatu nya dengan jarak yang jauh.

"Ehm,,iya kak,tadi kebetulan ketemu sama Kak Fikri,jadi sekalian deh."

Fikri yang sudah selesai memakai sepatu duluan,ia langsung menimpali pertanyaan Ali,"emang kenapa Al?kamu iri?"Fikri sengaja ngeledek Ali.

"Iri?maksud kamu?" Ali masih bingung dengan pertanyaan Fikri.

"Kamu iri,karena aku sama Syifa kan?" Syifa yang mendengar itu pipinya yang merona langsung mendadak merah.

"Astaghfirullah,apa sih Fik?gak lagian kamu nih,jangan deket-deket kalian bukan makhrom."

"Tuh kan apa yang aku duga itu bener,kamu iri." Fikri terus memancing Ali.

"Iri apaan sih Fik?emang bener kan bahwa dalam Islam melarang kita untuk berdekatan terhadap yang bukan makhromnya." Syifa kagum dengan penjelasan Ali.

"Iya sih,tapi kan ini jaraknya juga jauh jadinya kan gak ada masalah?"

"Iya tapi kalo lama-kelamaan nanti bisa menimbulkan fitnah lo." Syifa semakin kegum dengan akhlak seseorang yang ada di depannya, tetapi ia terus menjaga pandangannya.

Astaghfirullah,, Syifa kamu kenapa sih?huft... mending aku pergi aja deh.
batin Syifa yang hatinya sudah tidak karuan mendengar ucapan Ali.

"Hemm yaudah ya kak,Syifa duluan dulu,asalamu'alaikum." Syifa pergi meninggalkan mereka yang sedang berdebat.

"Eh iya hati-hati Syifa,wa'alaikumussalam." jawab salam Ali dan Fikri.

"Tuh kan Syifa jadi pergi, kamu sih nyindir dia."

"Ish siapa yang nyindir sih,aku kan cuma ngingetin kamu,tapi kalo dia pergi berarti Syifa itu perempuan yang sholihah,ia tahu mana yang benar dan mana yang buruk,sekaligus dia juga gak mau deket-deket sama kamu,hehehe."

"Iiih apaan sih Al,GAK LUCU."

"Udah ah aku mau shalat dulu,dahh.." meninggalkan Fikri,sedangkan Fikri masih kesal dengan ucapan Ali,padahal Fikri yang sebenarnya berniat memancing Ali, tapi malah Fikri sendiri yang terpancing.

Sesampainya Syifa di kelas,Syifa memandang suasana kelasnya yang cukup berisik sekali.Kemudian ia duduk dibangkunya,yang merasa kesepian karena sebelahnya kosong,seolah tidak ada yang mendampinginya.

"Fa tari kita gimana nih,kita latihannya kapan?"tanya Zahra yang duduk bersebelahan dengan Syifa.

"Hmm kapan ya,kalo besok Minggu gimana?"

"Yaudah aku setuju,tapi di mana latihannya?"

"Yang lain dong,gimana nih?jangan tanya aku terus."melihat teman sekelompoknya yang masih tidak berkutik.

"Yaudah giman kalo di rumah aku?" tanya Zahra.

"Oke aku setuju,Zah." Hilda yang dari tadi diam hanya mengikuti arus,hanya mengucapkan kata setuju.

"Gimana Fa?lagian kan rumahku deket dengan sekolah kita."

"Iya deh gak pa-pa,sekarang kita tentuin mau nari apa?"belum sampai mereka menjawab,Pak Syafiul masuk.Pembicaraan mereka terhenti.

" Assalamu'alaikum anak-anak."

"Wa'alaikumussalam Pak." jawab serentak.

"Sebelumnya pada hari ini bapak akan mengabsen dulu."Pak Syafiul mengambil jurnal absennya.

1.Ahmad Rifai ,hadir pak.

2.Aisyah Luthfiah Husna,hadhiro pak.

3.Annisa 'aini Rahma...tidak ada sautan," Annisa?"

Syifa pun memberikan jawaban,"hari ini Annisa tidak masuk pak."

"Kenapa??" tanyanya lagi.

Syifa memberikan alasannya,"Annisa sakit pak."

"Ooh yasudah kita doakan semoga cepat sembuh,ada suratnya?"

"Ada pak,di meja." Pak Syafiul mengambil surat keterangan dari Annisa di mejanya dan membacanya.Kemudian Pak Syafiul melanjutkan mengabsen siswa-siswinya sampai selesai.

"Baik,kemarin kita sudah mempelajari tentang ukhuwah dan hari ini kita akan belajar kembali tentang Iman Kepada Allah Melalui Asmaul Husna."

"Ada yang tahu berapa jumlah nama sekaligus sifat kesempurnaan Allah?"

"99 pak." jawab serempak murid-murid.

"Bagus,sekarang apa yang dimaksud dengan Iman kepada Allah? Iman kepada Allah adalah percaya atau yakin dengan sepenuh hati tentang adanya Allah,sifat-sifat,ciptaan dan hukum-hukum-Nya,lantas apa yang dimaksud Asmaul Husna?siapa yang tahu?"

Lagi-lagi Syifa yang menjawab pertanyaan Pak Syafiul, "saya pak,jadi Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik,mulia,dan agung sesuai dengan sifat-sifatNya."

Hiih sok tau banget tuh si anak,awas aja ya lo.batin Hilda yang merasa benci terhadap Syifa.

"Iya,jadi nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalan kebesaran dan keagungan Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta.Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa Allah lah yang berhak memiliki gelar dan panggilan yang paling banyak.Semua makhluk,termasuk manusia tidak akan pernah menandingi Allah, sehingga manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan harus tunduk dan takluk hanya kepada Allah Swt." panjang lebar Pak Syafiul menjelaskan.

"Masya Allah,sungguh Maha Agung ya pak Allah itu." kali ini teman Syifa yang menimpali,yaitu Aisyah.

"Iya,emang betul Allah Maha Agung,dan kita harus menanamkan sifat Allah dalam kehidupan kita seperti contoh,Allah memiliki nama Al-Wakil artinya Allah Maha Pemelihara maknanya Allah adalah pemelihara seluruh makhluk,maka sebagai makhluk Allah kita juga harus bisa memelihara makhluk Allah,seperti memelihara hewan dengan penuh kasih sayang,fahimtum?"

"Fahimna." mereka menjawab serentak mengerti.

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang