Kebetulan atau Takdir 2?

7 2 0
                                    

Pagi itu Syifa sudah siap untuk turun dari dari tangga kamarnya.Terlihat umminya yang sudah menyiapkan sarapan.Syifa pun mengahampirinya.

"Asalamu'alaikum ummi." Menebarkan senyumannya.

"Wa'alaikumussalam, eh udah rapi.Udah siap-siap?"

"Alhamdulillah sudah semua mi,dari tadi malem." Syakir yang keluar dari kamarnya,matanya terbelalak kaget melihat Syifa yang sudah rapi.

"Loh dek mau kemana?kok sudah rapi?" Tanya Syakir yang belum mengetahui kalau Syifa akan kembali mondok.

"Mau mondok."

"Mondok? Kok abang gatau ya?"

"Abang kan ndak pernah update." Ledek Syifa.

"Lantas berapa hari kamu mau mondoknya?libur sekolah kan sebentar."

"Iya sih,gapapa yang penting Syifa pulang sudah tambah hafalannya."

"Aaminn,yaudah Bang Syakir doakan semoga selamat sampai tujuannya,jangan melenceng dari niat."

"Maksudnya?"

"Kamu bilangnya mau nuntut ilmu,eh ternyata di sana malah mau ketemu sama kang kang santri."Ledekan Syakir berhasil membuat Syifa kesal.Lalu mengadukan kepada umminya.

"Ummi lihat deh Bang Syakir,jahat.Masa ngatain Syifa kaya gitu.Niat Syif kan emang mau ngaji ndak yang lain-lain."

"Iya udah-udah ummi percaya sama Syifa kok.Udah dong Syakir jangan ngeledekin adiknya terus."Tutur Fakhira.

Syakir pun diam,dan mereka pun sarapan.
Setelah sarapan, Syifa berangkat untuk mondok.Ia akan diantarkan oleh abinya saja.Karena umminya ada hal yang harus diurus.

"Ummi doain Syifa ya."Syifa menatap Fakhira dengan lembut.

"Iya nduk,semoga kamu dapae ilmu yang bermanfaat,dan pulang dengan selamat membawa tambahan hafalan."

"Aamiin, makasihhh ummi.Assalamu'alaikum."Syifa mengecup punggung tangan Fakhira yang sebelumnya diakhiri dengan pelukan.Kaya mau pergi lama aja.😄

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya nduk."

Usman melajukan mobil dengan kecepatan sedang.Perjalanan ke pondok pesantren Tahafiudlul Qur'an,Kediri membutuhkan waktu tujuh jam.Untuk mengisi waktu perjalanan Syifa mendengarkan murottal Al-Qur'an yang ada di audionya.Hingga tidak terasa,mereka sudah sampai tujuan.

Syifa dibangunkan oleh abinya,"nduk bangun sudah sampai."

"Emmm udah sampai bi?"Sembari mengucek ucek matanya.

"Sudah,ayo turun."

Syifa sudah tidak sabar untuk menempati kamarnya dahulu.Mungkin sekarang sudah di tempati oleh santriwati lain.

"Ayo bi."Sebelum Syifa memasuki kamarnya,ia memasuki dalem Pak Kyai Ghufron untuk meminta izin.

" Assalamu'alaikum. "

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."Syifa melihat Pak Kyai Ghufron dengan tersenyum.

"Silakan masuk Pak?" Usman dan Syifa pun langsung memasuki dalem nya Pak Kyai.

"Terimakasih Pak."

Ketika duduk,Pak Kyai Ghufron menerka-nerka Usman.Sepertinya beliau pernah bertemu sebelumnya.

"Maaf,kula kok kadosipun ngertos panjenengan pak?"Ucap Pak Yai.

"Inggeh Yai,rumiyen putri kulo Syifa sampun nderekaken ngaos wonten mriki."

"Ooh,sampean to nduk.Yai eling.Sampean seng vokal hadroh An-Nur?"
Syifa mengangguk sopan.

Setelah berbincang-bincang dan diizinkan oleh Pak Kyai Ghufron,Syifa memutuskan untuk menempatkan barang-barangnya ke kamar santriwati.Yang sebelumnya,abinya juga sudah pulang.

Syifa bahagia bisa bertemu dengan pondok itu lagi.Di ponpes itu ia menyimpan banyak kenangan bersama teman-temannya.
Syifa memutuskan untuk sowan ke dalemnya Ning Zainab yang juga merupakan cucu dari Kyai Ghufron.

Ketika sampai taman ia kesandung batu sehingga menyebabkan ia jatuh,"Innalillah."Sautnya.

Ketika ia hendak berdiri,ia melihat ada seseorang di depannya.Dan ternyata itu adalah seorang lelaki yang tidak asing baginya.Iya seorang lelaki itu bernama Ilyas.Banyak para santri yang memanggilnya Gus Ilyas.Walaupun dia bukan putra kyai.Kenapa ia dipanggil Gus?
Sebab ia sudah dianggap para kyai sebagai anaknya.Dia sudah yatim piatu sejak sepuluh tahun Yang lalu.Ia mengabdikan diri di Ponpes Tahafaudlul Qur'an.Dia juga santriwan paling berprestasi di ponpes Tahafiudlul Qur'an.Dia sudah menjadi hafidz Al-Qur'an sejak umur tujuh tahun.Dia juga mempunyai suara yang merdu baik dalam bacaan Al-Qur'an maupun bersholawatan.Selain itu dia pun juga mempunyai wajah tampan,yang membuat para santriwati mengaguminya.Sekarang pun dia sudah menjadi ustadz.

"Ukhtii tidak papa?"

"Alhamdulillah, tidak papa."Ucap Syifa menundukkan pandangannya.

Ilyas terkejut bukan main bertemu dengan sosok yang ia kagumi dari dahulu hingga sekarang.Namun dengan anehnya Syifa tidak ada rasa lebih dengan Ilyas.Ia hanya kagum dengan kepribadiannya saja.

"Ukhtii Syifa?"

"Kang Ilyas."Syifa berbeda dengan santri lain,walaupun banyak santri yang memanggilnya gus.Syifa tetap memanggil Ilyas dengan sebutan 'kang'.

"Ukhti Syifa kok di sini?"

"Na'am kang,mumpung libur sekolah ana ingin mondok lagi."

"Bagus itu tii,emmm afwan tii.Ukhti mau ke mana?"

"Ana mau ke dalemnya Ning Zainab.Ning Zainab ada di rumah kan kang?"

"Na'am ti.Dia habis pulang dari Mesir."

"Oh yasudah,ana ke Ning Zainab dulu ya kang.Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam ukhti."Dalam hati, Ilyas sangat bahagia bertemu dengan sosok yang ia kagumi.Namun perasaan itu cepat-cepat ia buang.Karena takut akan menimbulkan dosa.

Kala Hati Terketuk HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang