Sesampainya di rumah Zahra membersihkan diri,dan istirahat.Ia mengambil ponselnya yang ada di nakas lalu mencari sebuah nama yang ada di kontaknya dan meneleponnya.
Zahra menelepon sosok nama yang dicarinya,namun tidak diangkat oleh sosok yang diteleponnya.Zahra mengulangi sampai lebih kurang sepuluh kali namun,hingga sekarang tidak diangkat-angkat olehnya.Zahra kecewa,kesal mengapa ia tak mengangkat teleponnya,apakah ia berusaha menghindarinya.Lalu membanting ponselnya di kasurnya yang empuk.
"Hiih,Syifa kenapa sih kamu susah banget dihubungi?kenapa,apa kamu mau ngehindar dari aku?atau kamu ingin memutuskan tali persahabatan kita?" Zahra bermonolog sambil geram terhadap Syifa.
Akibat Zahra membanting ponselnya,Nindya yang berada di samping kamarnya mendengar kegaduhan tersebut dan menuju ke arah suara tersebut.
Tok,tok,tok.
Nindya mengetuk pintu.
Zahra yang mengetahui ada seseorang yang ingin masuk ke kamarnya pun segera meneangkan diri dan membukakan pintu kamarnya."Ada apa Zahra,kok mama denger ada kegaduhan,kamu nglakuin apa?"
"Ini ma aku heran sama Syifa,Aku pikir Syifa masih seperti dulu tapi,sekarang dia berubah ma." mengadu kepada Nindya.
"Syifa?siapa?"
"Aduh,,,ma masak mama lupa sih,itu loh sahabat kecil aku."
"Emang kenapa?" tanya Nindya lagi.
"Masak aku nelepon sudah lebih kurang sepuluh kali,namun tidak diangkat-angkat ma,apa mungkin Syifa mau menjauh dariku?"
"Ooh Syifa,ya mungkin dia lagi sibuk nggak pegang handpone."
"Nggak mungkin ma."
"Yaudah mending kamu tenangin diri kamu,kamu istirahat pasti kamu lelah."
'Tapi ma..."rengek Zahra,Nindya yang mendengar nya tidak memperdulikan Zahra.
"Sudahlah mama juga capek,udah mama mau tidur."beranjak dari duduknya.
Dahulu keluarga Zahra sangat harmonis,saling perhatian satu sama lain bahkan ibadah sangat-sangat diperhatikan,namun karena sekarang mereka kehidupannya sudah layak mereka tertipu daya setan sehingga tergila-gila dengan harta yang mengakibatkan mereka sekarang jauh dari Allah.
Sedangkan di seberang sana, Syifa dan Fakhira sedang menjalankan shalat maghrib di rumah sedangkan Syakir dan Usman shalat di masjid,usai shalat mereka kembali menjalankan kebiasaannya yaitu tadarusan Al-Qur'an dan menghafalnya.Setelah itu mereka menjalankan aktivitasnya masing-masing.
****
Keesokan harinya tepatnya,saat istirahat Zahra langsung menanyakan alasan kepada Syifa tentang tadi malam kenapa ia tidak mengangkat teleponnya.Zahra sungguh heran kepada sahabatnya itu.
Ketika itu Syifa baru dari mushola,mengerjakan ibadah sunah dhuha nya.
" Syifa..."teriak Zahra dari belakang.
"Iya Zah,ada apa?"
"Aku mau tanya?"
"Boleh,tanya apa?"
"Semalem kami napa sih gak angkat telepon aku?"
"Hah,kamu telepon aku?" tanya Syifa yang benar-benar tidak mengetahuinya.
"Iya,kam kenapa sih?"
"Emang kamu telepon aku jam berapa?"
"Waktu maghrib,udah beberapa kali aku telepon kamu Fa."
"Astaghfirullah, afwan Zah aku kalo malem emang ada acara keluarga tersendiri,jadi setiap malem aku gak buka handpone kecuali,kalo afa yang penting aja." Zahra mengangguk mengerti,dan segera menghentikan kesalah fahamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Hati Terketuk Hijrah
SpiritualDari seorang sahabat yang dahulunya pernah bersama-sama terpisah dan dipertemukan kembali.Namun, seakan dunia berubah semenjak Zahra salah faham terhadap Syifa dan melakukan berbagai cara untuk membalasnya.Sehingga membuatnya lupa akan segala hal kh...