Pagi pagi Syifa tidak biasa sudah menunggu keluarganya untuk sarapan pagi.
"Tumben kamu dek udah di sini,biasanya paling lama."
"Yeee emang abang kaya kebo."
"Idihh,ceritanya ini ngebales ledekan nih ye?"
"Enggak,berarti abang aja yang selalu ngerasa dirinya kaya kebo.Hahaha."
Selalu begitu,kakak adik tidak pernah akur.Membuat Usman dan Fakhira semakin resah dibuatnya.
"Astaghfirullah'aladzim,Syakir,Syifa udah ya kalian jangan berant terus.Ga baik didengerin tetangga pagi pagi udah berantem kaya kapal pecah." Tegas Usman.
"Iya maaf bi."
"Syakir kamu harus ngajarin yang bener dong ke adek kamu.Dan kamu dek,Syifa ga boleh ngomong kaya gitu sama Abang Syakir,masa abangnya yang ganteng disamain kaya kebo." Syakir tersipu mendengan abinya memujinya.
"Abang kenapa senyum senyum?"
"Abi tadi bilang apa?Syakir ganteng kan?"
"Ihhh abang kegeeran,orang abi bilang abinya Syakir yang ganteng bukan kamu nya yang ganteng."
Suasana tersebut membawa kerenyahan canda tawa mereka yang merupakan suatu tanda keluarga yang bahagia.Walaupun Syakir dan Syifa tidak pernah akur,namun di hati mereka selalu ada perasaan kasih sayang yang begitu mendalam antar satu sama lain.
Usai sudah mereka sarapan.Saatnya Syifa dan Syakir berangkat menuntut ilmu.
"Yaudah,assalamu'alaikum ummi."
"Wa'alaikumussalam."
"Fa,kemarin kamu marah ya sama aku?"
"Enggak kok,siapa yang marah sih Nis sahabatku tercinta."
"Terus kok kamu kaya marah gitu?"
"Habisnya masa kamu bilang aku sedang jatuh hati?kan ga mungkin.Pokoknya aku ga akan pernah jatuh hati."Ucapan Syifa tidak sengaja terdengar oleh Hilda yang baru saja masuk ke kelas.
"Hah apa?gue ga salah denger?seorang Mahya Aulia Nur As-Syifa jatuh hati?"
"Hah Hilda?"
"Iya gue,emang kenapa?takut kalo berita ini kesebar?"
"Eng-enggak kok."Syifa gugup dengan Hilda,takut jika ini akan kesebar ke orang lain.
"Emang sama siapa? "
"Enggak kok Da,aku ga lagi jatuh hati.Tadi salah ucap."
"Eits jangan bilang lo suka sama gebetannya Zahra.Iya kan?"
"Eh udah dong, apaan sih Da?kamu tuh gatau apa-apa.Kamu gausah suudzon gitu dong.Dosa tau." Annisa melerainya.
"Apaan sih,terserah gue dong.Awas aja ya kalo ucapan gue bener, gue ga akan segan segan beberin ke siapa pun termasuk Zahra.Biar dia tambah benci sama lo."
"Kok kamu tega banget sih Da."
"Biarin.Udah ah gue mending pergi dah,daripada ngomong sama lu lu semua ga akan kelar.By."
"Gimana nih Nis?"
"Udah kamu tenang aja ya,kan ada Allah yang slalu lindungin hambanya yang sholihah."
"Syukron ya Nis,kamu emang saha atku yang paling baik."
"Emang kalo boleh tau,kamu beneran suka sama Kak Ali?"
"Usah lah Nis,aku aja gatau hatiku lagi kenapa?"
"Yaudah deh,,,"
****
Ketika di perpustakaan Syifa ngalamun,masih terikat dengan pikirannya tadi pagi.
"Fa,kamu mikirin apa sih?"
Tidak ada sautan."Fa,,,," Annisa melambai lambaikan tangannya di depan wajahnya Syifa.
"Iya ada apa?"
"Kok ngalamun sih?kan di sini kita tujuannya membaca Fa,kok kamu malah masih dengan lamunananya.Ada apa?"
"Enggak gapapa kok?"
"Udah deh kamu tuh ga bisa bohong dari aku.Kamu lagi mikirin ucapan Hilda tadi kan tentang ja,,,,"
"Emm emm,,,"Tiba tiba datang seorang Ali dengan berdehem.
" Kak Ali?"
"Iya,maaf tadi kakak mendengar percakapan kalian.Syifa kamu kenapa? Dan tadi Annisa bilang apa?"
"Yang apa?"
"Ja,,,,"Pertanyaan Ali membuat mereka salah tingkah.
"Ja?"
"Iya kok kamu malah tanya ke saya sih dek?"
Syifa dan Annisa saling memandang mengerti arah ucapan Ali.
"Ohh itu,ja-ja-jamilah kak."
"Jamilah?maksudnya?dan tadi ada Hilda Hilda juga apa ya?"
"Emm i-itu Hilda manggil Syifa jamilah."
"Ya bagus itu,jamilah kan artinya cantik. Terus kenapa dipermasalahkan?
"Jadi itu Syifa tidak mau dipanggil jamilah kak.Ia pengennya biasa biasa aja."
"Loh kenapa? Itu bagus loh.Apalagi kamu emang cantik Syifa.Kenapa gamau?
"Ehem ehem,,," Annisa berdehem.Syifa hanya memandang bingung.
"Kenapa sih Nis?"
"Jadi obat nyamuk nih."
"Apaan sih dek,emang perempuan kan cantik semua.Gaada yang dibeda bedain."
"Nah bener tuh Nis."
"Iya iya kak."
"Jadi apa masalahnya?"
"Syifa itu emang orangnya gitu kak,dia tidak merasa cantik.Dia bukan siapa siapa.Dan tidak layak orang memanggilnya dengan panggilan itu." Annisa pandai bersilat lidah membuat Syifa menoel pinggang Annisa.
"Ihhh sakit." Annisa menahan ucapannya dengan lirih.
"Oalah,kamu memang perempuan yang berbeda Fa.Kamu adhab asor banget."
"Enggak kok kak.Sama aja dengan yang lain."
"Yaudah kalo kamu ga mau dipanggil jamilah, biar kakak panggil kamu Fatimah."
"Hah Fatimah?kenapa?"
"Karena agar kakak merasa ada yang mendampingin."
"Maksudnya kak?"
"Nama kakak kan Ali,nah pendampingnya Ali siapa?"
"Ciyeeee cielah...." Lagi lagi Annisa meledek Syifa dan ucapan itu membuat jantung Syifa berdebar tidak karuan.
Ya Allah perasaan apa ini?kuatkanlah hamba Ya Allah.Lagi lagi kaya gini lagi.
Ali membuyarkan lamunannya,"kamu gausah kepedean dulu ya Fa.Kakak akan manggil nama itu ga sekarang kok.Kakak akan manggil nama itu jika Allah sudah menjadikannya takdir kelak."
"Syifa,,,"Seseorang dari belakang memanggilnya.
Syifa membalikkan badan.
Zahra?
"Yasudah kakak duluan ya.asalamu'alaikum."
"Eh iya wa'alaikumussalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Hati Terketuk Hijrah
SpiritualDari seorang sahabat yang dahulunya pernah bersama-sama terpisah dan dipertemukan kembali.Namun, seakan dunia berubah semenjak Zahra salah faham terhadap Syifa dan melakukan berbagai cara untuk membalasnya.Sehingga membuatnya lupa akan segala hal kh...