12

47 4 0
                                    

Rival, Billy dan Alya berjalan keluar gerbang sekolah beriringan hanya ada keheningan diantara mereka bertiga.

"Lu nggak dijemput Bill?" Tanya Alya. Billy hanya mengelengkan kepalanya.

"Berarti kita jalan?" Tanya Alya lagi.

"Yaudah ayo!" Ajak Rival mendahului mereka. Ia terus bersenang-senang dan membuat guyonan yang lucu.

Jarak dari sekolah dengan perumahan elite tempat tinggal Billy dan Alya jaraknya sangat dekat. Hanya butuh 15 menit mereka telah sampai.

"Capek juga ya ternyata," Keluh Alya, gadis itu memang tidak terbiasa berjalan kaki menuju rumah nya sepulang sekolah, selalu ada supir yang akan menjemputnya di gerbang.

"Semangat Alya, kita udah nyampe gerbang nih!" Ucap Rival terus berjalan, senyum nya masih terukir padahal bulir keringat telah membasahi seragam putih nya.

"Tunggu kita emang mau kerkom dimana?" Tanya Alya. Semua diam.

"Kan dirumah Billy," Jawab Rival menatap ke arah laki-laki berkacamata.

"Ehm, anu---Itu," Ucap Billy gelagapan.

"Ngomong yang jelas Billy. Anu itu apa coba?!" Kesal Alya.

Billy duduk di bawah pohon mencari tempat berteduh. Alya mengeluarkan botol minum dan meminumnya.

"Jangan dirumah aku ya. Gimana kalau dirumah Alya?" Lontar Billy menunduk, "Jangan dirumah aku juga deh!" Jawab Alya.

"Mau ke rumah aku?  Kan rumah aku jauh," Ucap Rival sambil memainkan batu.

"Hm, sebenarnya Billy mau cerita sama kalian. Tapi sebelumnya Billy meminta maaf kepada Rival" Lontar Billy menunduk.

Gw tau lu nggak bisa terus diem gitu Billy, lu tuh keciri- batin Alya

"Riv, Al. Sebenarnya aku nggak boleh berteman lagi dengan Rival."

"Kenapa?" Tanya Rival sendu.

"Papih melihat data hasil ulangan aku. Bukan aku saja tapi satu sekolah. Seangkatan kita. Papih marah ketika nilai Rival diatas aku. Papih nyuruh aku jauhin kamu Rival. Maaf," Jawab Billy menatap bersalah ke arah teman nya, "Maaf aku nggak bisa buat jauhin kamu. Tapi disatu sisi aku takut kamu kenapa-napa."

Rival tersenyum lalu ia menepuk bahu Billy. Billy menatap Rival yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Bil, makasih. Tapi aku nggak papa kok. Buktinya aku masih baik-baik aja. Tenang aja Bil," Jawab Rival.

"Haru gw liat nya. Siang-siang ada drama," Lontar Alya menatap mereka. Sedangkan yang disindir hanya cengegesan menampilkan sederet gigi putihnya.

"Terus kita mau kerkom dimana?" Tanya Alya menyadarkan dari tujuan awal mereka.

Hening.

"Yaudah ikutin Rival aja!" Lontar Rival. Sesuai perintah mereka mengikuti langkah kaki Rival berjalan.

"Val, kita mau kemana sih? Lu punya saudara disini?  Ini kan kalangan elite ini perumahan khusus. Cluster val. Disini cuma ada beberapa rumah."

Memang perumahan yang ia tempati hanya terdiri dari 5 blok saja. Itu sesuai jenis, type dan harga rumah tersebut. Rumahnya berada di deretan ke 3.sedangkan Billy ke 2. Tapi bayangkan saja ia baru pertama kali menginjakan kaki di blok khusus rumah cluster atau lebih tepatnya VVIP  ini.

Terdapat sebuah satpam yang menjaga di gerbang masuk blok VVIP itu.

"Assalamualaikum pak,damang?" Tanya Rival sambil menyalami tangan satpam tersebut

"Walaikumsalam. Alhamdulillah damang atuh. Ieu teh bade kamana?"

"Abdi jeung babaturan Abdi rek ulin ka imah," Jawab Rival.

"Sok atuh."

Billy, Rival dan Alya memasuki perumahan itu, baik Alya maupun Billy terpesona, luas rumahnya bisa 2 kali lipat rumah Billy, sedangkan menurut Alya luas rumah dilingkungan cluster luasnya 4 kali luas rumahnya. Bayangkan saja rumahnya saja sudah luas. Bagaimana dengan rumah cluster ini.

Mereka mulai berbelok menuju rumah berwarna serba putih itu. Didalam sini hanya ada 10 rumah.

Mereka menekan sebuah bel dekat pagar dan muncullah seorang  pria berjas yang keluar dari rumah itu dan tersenyum ke arah Rival dkk.

"Silahkan masuk,"ucap satpam itu mempersilahkan masuk.

"Pak, bapak ada didalem?" Tanya Rival menatap ke dalam rumah.

"Pak Amir dan Bi Lina ada didalam."

Alya dan Billy kembali terpesona melihat ke dalam. Halaman yang cukup luas. Sangat sangat luas.

"Wow" Ucap Alya terkagum-kagum.

"Rival sebenarnya ini rumah siapa?" Tanya Billy penasaran sedangkan Rival hanya tersenyum.

"Kita masuk dulu bertemu Mamak dan Bapak,Ayo!" Ucap Rival lalu melangkah kan kaki terlebih dahulu di temani oleh pria berjas tadi.

______________________________________

Tunggu chapter selanjutnya ya☺

Hayo rumah siapa?

Jangan lupa Vote dan Comment

Mohon maaf bila banyak typo bertebaran

Salam hangat author

@anandataurisna

HAPPY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang