17

49 6 0
                                    

Alya, Billy,  dan Rival terdiam ketika memasuki kelas. Hening.

"Happy birthday Alya!" Koor teman-teman sekelas Alya.

"Hbd ya Al!"

"WYTB!"

Rival tersenyum mengejek ke arah Billy. Ternyata benar orang sering nya mengucap kan kata  WYTB.

"WYATB Al!"

Kali ini Billy yang kini senyum mengejek ke arah Rival.

"Thanks ya temen-temen," Jawab Alya.

Gadis itu kini menengok ke arah belakang. Dimana Rival dan Billy masih saling tatap. Tatapan tajam. Alya mendengus kesal.

"Coy, ini ngapain coba tatap tatapan?  Gara-gara kemaren masih diungkit WYTB WYATB an?" Kesal Alya berlalu pergi.

Billy dan rival tersenyum.

*

"Tuh dua bocah kemana dah. Biasanya kemana gw pergi selalu ngikut," Umpat Alya kesal, ntahlah hari ini mood nya buruk lantaran kedua teman nya.

"Seengaknya bukannya bagus nggak ada mereka gw tentram? Tapi, kalau nggak ada tuh bocah sepi parah,Bt gw!"

Ia berjalan gontai menuju base camp yang sering Alya, Billy dan rival datangi sepulang sekolah. Letak nya bahkan tak terlalu jauh dari sekolah mereka.

Alya memanjat rumah pohon yang ada di pinggir danau itu. Lalu ia merebahkan tubuhnya dan mencoba memejamkan matanya.

'Duk.. Duk.. Duk'

Suara bola menyentuh tanah menganggu tidurnya. Ia tahu itu bola basket. Tapi siapa yang memainkannya, bukannya kedua sahabatnya itu lemah di olahraga?

Mencoba tak perduli Alya kembali memejamkan matanya. Suara bola itu justru makin kencang.

'Buk!'

"Aww!" ringis Alya sambil memegang  dahinya yang terkena bola basket

"Siapa sih yang main basket ganggu aja!" Kesal Alya lalu turun dari rumah pohon dengan terus mengumpat.

Ia tertegun di hadapan nya ada burung bangau yang tebuat dari kertas origami tersusun rapi seperti sebuah petunjuk untuk Alya menuntun nya ke sebuah tempat.

Ia mengikuti burung bagau itu sambil memungutnya satu persatu.

Diam. Alya mematung disana , di tepi danau yang terdapat sebuah kursi dimana ia dan kedua sahabatnya selalu duduk disana. Terlihat sangat indah dengan hiasan lampu tumblr yang berkelapkelip.

Alya duduk di kursi panjang itu dan memejamkan matanya

"Happy birthday Alya... Happy birthday Alya... Happy birthday.. Happy birthday... Happy birthday Alya!" Ucap Billy dan Rival sambil membawa sebuah kue tart dengan lilin dengan angka lima belas diatasnya.

"Ka—Kalian yang nyiapin ini?" Tanya Alya sedikit tak percaya.

Billy dan Rival mengangguk.

"Thanks... Terhura kan gw...!" Lirih Alya,Billy dan Rival tersenyum sambil menatap Alya.

Sehabis meniup lilin dan memotong kue mereka berbaring di atas rumput sambil memandang langit sore yang berwarna jingga itu.

"Bil, Val, kalian tau nggak?" Tanya Alya. Hening Billy dan Rival sama-sama bungkam.

"Di ultah gw yang ke lima belas ini banyak kado terindah yang gw dapet. Mulai dari Mama sembuh. Temen-temen, Kak Fina dan dari kalian. Walaupun kalau boleh jujur ada satu hal yang belum kesampaian," Ucap Alya memberi jeda.

"Yaitu nyariin hati Papa," Lirih alya. Ia melirik jam tangan berwarna hitam yang bertengger apik di tangannya.

"Dah sore pulang yuk!" Ajak Alya. Gadis itu  berjalan terlebih dahulu meninggalkan Billy maupun Rival

"Bahagia itu sederhana cukup liat sahabat kita bahagia seolah kita yang ngerasain kebahagiaan itu," Lontar Rival.

"Terkadang ngeliat senyuman sahabat kita terbit seakan masalah yang kita hadapin itu nggak berarti ya Val?" timbal Billy.

"Come on Billy! Tunjukkan ke Opa kamu kalau kamu bisa dengan hal yang baik dan benar," Ucap Rival tersenyum sambil menepuk bahu sahabat nya.

"Mak—Maksudnya?"

"Rival,Billy, Ayo! Ntar kesorean aja. Mau digit nyamuk apa disitu?" Ucap Alya sambil bersedekap dada.

Billy dan Rival bangkit berdiri dan berlari mengejar Alya.

“TUNGGU!” seru mereka bersama.

______________________________________

Maaf bila banyak typo bertebaran

Salam hangat author

Anandataurisna

HAPPY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang