"Good morning Mak!" Sapa Rival menyapa Lina yang sedang mengepel lantai."Mak, biar rival bantu ya?" Tawar Rival,Lina tersenyum ia menggeleng pelan.
"Yah, kok nggak boleh sih Mak?" Ucap Rival kecewa.
"Rival, Rival jangan kecapekan ya. Rival harus jaga kesehatan. Rival harus semangat buat Mamak dan Bapak," Ujar Lina.
Rival tersenyum.
"Rival bakal berusaha buat sembuh tapi Rival nggak janji kalau Rival bakal sembuh," Lontar Rival,Lina mengengam tangan anak nya dengan lembut.
"Ingat nak,aelalu ada Mamak dan Bapak disamping kamu," Lirih Lina.
Rival tersenyum lalu memeluk Lina. Baginya tak perlu seseorang yang sesungguhnya mempunyai hubungan dengannya. Selagi dia bisa memberikanmu kebahagian mengapa tidak kau menuruti kemauannya bukan?
"Oh lagi pelukan, saya ganggu dong?" Tanya Harry
"Oh tuan Harry. Maaf saya lupa kalau sekarang jadwal Tival check up," Jawab Lina menunduk.
"Tenang Bi, lagipula Rival masih nanti siang check up nya." Ucap Harry sambil berjalan menghampiri Rival.
"Rival nanti setelah check up kamu nginep sama om ya? Biar om bisa mantau kamu,"
"Boleh kan Bi?" Tanya Harry.
"Lho tuan kok minta izin sama saya? Itu tergantung balik lagi ke Rival,"
"Gimana nak?" Lanjut Lina.
"Iya deh. Lagipula Rival udah lama nggak ketemu sama Bang Dhito, Gaga sama Fathan," Jawab Rival ,dengan semangat Rival menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua dan berkemas.
Harry dan Rival pergi meninggalkan kediaman milik Amir dan Lina menuju sebuah rumah sakit milik keluarga Gunawan.
Rival menjalani berbagai pengobatan. Tak ada ekspresi apapun yang tampak di wajahnya.
"Rival, Om tau kamu kesakitan. Nanti kalau kamu udah sembuh nggak bakal ada lagi jarum suntik yang bakal ingetin kamu karena rasa sakitnya. Rival janji ya harus sembuh!" Ungkap Harry menggengam tangan Rival. Rival hanya bisa tersenyum nanar.
"Om, Rival nggak janji Rival bakalan sembuh. Tapi Rival bakalan berusaha Om. Om tenang aja, Rival masih pengen beberapa bulan hidup. Selama itu juga Rival pengen bikin Mamak sama Bapak bangga," Jawab Rival.
"Beberapa bulan? Kenapa nggak selamanya?" Tanya Harry penuh harap.
"Om tau apa yang ngebuat Rival nggak ngerasain sakit lagi?" Tanya balik Rival,Harry menggeleng.
"Rival pergi. Dengan itu Rival nggak ngerasain sakit lagi."
"Sayang, dengerin Om. Kamu harus kuat ok! Demi orang tua kamu!" Lontar Harry.
"Kalau Om minta Rival buat kuat cuma buat orang tua Rival, Rival lebih baik meninggal Om. Mereka ngga—"
"Ada Mamak, Bapak, Om Harry, Tante Fenny bakal selalu ada disamping Rival belum lagi ditambah sepupu sama sahabat Rival." Potong Harry.
"Makasih Om!" Jawab Rival memejamkan mata untuk mengurangi rasa sakit yang ia derita.
*
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam!" Jawab Fathan, Fathan mentap sekilas ke seseorang yang datang
"Rival!" Seru Fathan sambil menoel sesosok pria disebelahnya yang sedang memakan snack ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ✅
Teen FictionR E V I S I banyak orang yang menyalurkan kesedihan, kekecewaan, penyesalan dan lainnya dengan cara berbeda- beda. sama halnya dengan seorang remaja laki-laki yang melewatkan masa remajanya dengan kebahagiaan yang ia buat demi menutupi kesedihan nya...