32

35 3 0
                                    

"Saya tidak menyangka mengenai mrs. Della " Ucap adzka

" Kalau saya tidak begitu terkejut tuan adzka saya sudah lama mengetahui nya. Tapi saya salut Mrs. Della rela ke Indonesia hanya untuk kasus ini " Jawab Ferdi

" Iya "

" Baiklah tuan adzka saya duluan ya" Pamit Ferdi memgandeng tangan anak laki-laki nya itu yang menatap nya dengan kebingungan.

Mobil BMW abu-abu milik Ferdi meninggalkan parkiran sekolah menyisakan ayah dan anak yang terdiam canggung.

Mereka berdua berjalan menuju mobil Alphard berwarna hitam. Adzka membuka pintu mobil disamping pengemudi. Alya terdiam heran

" Masuk " Ucap adzka. Tanpa pikir panjang walau sebenarnya alya binggung ia memilih masuk dan bungkam

" Kita pulang " Adzka menatap putri semata wayang nya itu yang mengangguk kikuk

Hanya ada keheningan yang melanda sebelum akhirnya adzka menyetel lagu kesukaan alya

Alya tersenyum

" Apakah kamu ingat dengan lagu ini? " Tanya adzka

" Hmm? Kenapa aku lupa dulu saat masih kecil setiap malam sebelum tidur aku selalu mendengar nya"

" Apalah ini lagu yang menemani mu saat kau kesepian dan sedih? " Tanya adzka lagi dengan begitu lembut berbeda dengan nada ucapannya di hari hari biasa yang begitu dingin dan tegas. Alya merindukan ini. Saat adzka menjadi papah nya yang telah lama ia rindukan

" Tidak " Jawab Alya berbohong

" Kau tidak bisa berbohong putriku, Aku tau kamu sudah lama. Dan maaf selama 3 tahun kebelakang aku mengacuhkan mu atas kepergian andien dan mamah mu yang mengalami depresi berat " Adzka menatap putri nya. Di wajahnya ada raut penyesalan yang mendalam atas kelakuannya selama ini

Alya mengenggam tangan adzka lembut

" I'm Ok. Itu cuma masa lalu pah, Alya sekarang udah bisa senyum lagi. Alya seneng mamah sama papah kayak dulu lagi. I'm happy " Alya tersenyum menatap adzka

Adzka mengacak rambut putrinya pelan lalu membawa nya ke pelukannya

" I love you my daughter "

" I love you too my dad "

Adzka melepaskan pelukannya dengan Alya lalu mencium pucuk kepala anak perempuan nya yang selama 3 tahun ini ia acuhkan

" Pah nanti mampir ke unicorn place ya " Pinta Alya

" Mau ngapain? Kamu mau ngelamar jadi kuda nya? " Goda adzka

" Bukan, maksud Alya. Alya kepengen beliin cup cake unicorn untuk mamah. Sekalian ngasih suprise " Jawab Alya

Adzka menganggukkan kepalanya lalu menjalankan mobil nya

Suasana jalan siang itu begitu tenang. Bersamaan dengan kemesraan ayah dan anak yang kembali setelah 3 tahun lamanya. Alya bahagia sangat bahagia baginya tak ada kebahagiaan setelah sekian lama kamu diacuhkan oleh orang yang kamu sayang.

Adzka pun begitu, mengapa ia baru tersadar ketika mendengar omongan anak kecil yang pengalamannya belum seberapa dibanding dirinya yang telah S3. Ia kalah dengan anak berseragam putih biru itu yang tak lain teman anaknya sendiri

Rival anak itu selalu bisa membuat orang lain bahagia. Adzka berfikir siapapun orang tuanya pasti bangga bukan mempunyai anak seperti rival? Ia tak malu mengutarakan pendapat nya tak lupa dengan etika dan sopan santun ketika berbicara dengan orang tua

" Pah, Alya turun dulu ya " Ucap Alya adzka hanya tersenyum

Alya turun dari mobil mewah yang dikendarai oleh papah nya itu. Mengapa juga ketika papahnya punya supir harus mengendarai sendiri? Entah dia juga binggung

" Selamat datang di unicorn place " Ucap seorang pelayanan yang berdiri di depan pintu masuk kafe yang berwarna-warni dominan warna pastel itu. Alya tersenyum

Ia berjalan menuju stand cup cake bagian food and drink yang berada di tempat tersebut. Sudah lama ia tak kesini terakhir kali waktu kakak nya masih ada dan tempat ini tak seramai sekarang

" Mau pesan apa mbak? "Tanya salah satu pelayan

" Cup cake spesial satu box ya mbak " Jawab Alya

Pelayan itu segera menyiapkan keamanan Alya

" Berapa mbak? " Tanya Alya

" 80 ribu " Jawab pelayan itu sambil memberikan paper bag berisi se box ukuran sedang cup cake lucu nan imut. Alya memberikan selembar uang berwarna merah

" Kembaliannya 20 ribu " Pelayan itu memberikan uang 20 ribu ke alya

" Selamat menikmati dan jangan lupa kembali ya kak" Alya hanya tersenyum lalu keluar dari toko tersebut sebelum keluar ia berpapasan dengan Harry kepala sekolah nya dan wanita cantik seumuran Harry yang beberapa jam yang lalu ikut masuk kedalam ruangan Harry dalam acara pemanggilan orang tua.

Sebenarnya siapa dia? Apakah orang tua dari echa dan dion? Atau mungkin dia salah satu keluarga Gunawan pemilik sekolah nya?

" Alya " Panggil adzka menghampiri anak nya

" Papah " Jawab Alya menatap adzka

" Kok kamu bengong? Ada apa? " Tanya adzka

" Nggak kok pah. Oh ya perempuan yang dateng ke sekolah terus masuk ke ruang pak Harry waktu rapat itu siapa pah? " Tanya balik Alya. Adzka terdiam

" Udah sore nanti mamah nyariin ayo pulang " Ajak adzka menggandeng tangan Alya dan memasuki mobil

Tak butuh waktu lama mereka telah sampai di rumah mewah tipe silver

" Ayo turun sayang" Ajak adzka mem ganteng tangan putrinya itu

Mereka memasuki rumah bergaya Amerika itu. Ketika samapai di ruang keluarga mereka mendapati ara tengah menonton TV sambil maskeran begitu rileks

Adzka dan Alya membuat rencana untuk mengagetkan ara. Mereka saling melirik sebagai aba-aba

" Doorr" Lontar Alya dan adzka bersamaan. Ara berdecak sebal dan menatap geram siapa yang telah berani menganggu momen santai nya

" Maaf sayang " Ucap adzka tersenyum ke ara yang tengah melotot

Kali ini pandangan ara berpindah ke anak perempuan nya

" Hmm, maaf mah Alya nggak ngulangin lagi kok " Lontar Alya sambil menyodorkan sekotak cup cake unicorn kesukaan nya

" Cute. For me? " Tanya ara. Tanpa melihat Alya ia langsung memakan se cup cup cake berwarna soft pink itu kedalaman mulut nya

Alya dan adzka saling senyum. Adzka merangkul pundak anak nya itu sambil tersenyum menatap ara yang sangat menikmati cup cake kesukaannya

Ara yang merasa diperhatikan merasa malu

" Kok ngeliatin mamah gitu banget sih " Ucap ara sedikit kesal bercampur aneh

" Tunggu" Ara mendekati anak dan suami nya itu

" Mamah nggak mimpi atau katarak kan? " Tanya ara

Adzka dan Alya mengangguk kompak

Ara langsung memeluk adzka dan Alya

" Gini kan enak. Mamah seneng deh. Harus kita rayakan. Nanti kita jalan-jalan ke dufan ok " Ucap ara adzka hanya tersenyum

Ara melepaskan pelukannya. Lalu menyuruh pelayan menyiapkan semuanya

" 1 jam lagi kita berangkat jadi siap-siap mulai dari sekarang " Lontar ara semangat. Adzka dan Alya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ara

















Gimana? Ada yang seneng nggak A family akur lagi kayak dulu walau nggak ada andien?

Nantikan part berikut nya masih ada 7 - 8 lagi

Maaf bila banyak typo bertebaran
Jan lupa vote


Salam hangat author
Anandataurisna

HAPPY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang