31

34 3 0
                                    

Theo dan Cokro keluar dari ruangan Harry dengan wajah tak baik-baik saja. Mereka kecewa atas hasil dari tuntutan yang mereka layangkan

" Gimana pah? " Tanya dion. Cokro menggeleng . Dion senyum remeh dan menatap ke arah Echa

" Kalau kalian mau pulang, kalian pulang aja biar dion disini  " Ucap dion. Theo dan chokro berlalu pergi.

Tak lama Ferdi dan adzka keluar tanpa menampilkan ekspresi sama sekali membuat anak-anak mereka binggung sebenarnya apa yang telah terjadi didalam sana.

" Billy dan alya kalian boleh pulang " Lontar Harry tak lama muncul

" Baik Pak " Alya dan Billy mencium punggung tangan kepala sekolah mereka itu.

Alya, Billy, Ferdi dan adzka meninggalkan dion dan echa yang masih setia disana

" Kenapa kalian tidak pulang? " Tanya Harry. Echa menunduk

" Boleh saya bicara dengan anda? " Tanya balik dion

" Masuk ke dalam " Jawab Harry.

Dion mengikuti Harry masuk ke dalam ruang kepsek meninggalkan echa yang terdiam di depan ruang kepsek membiarkan hujatan beberapa temannya meluncur bebas mengenai hatinya.

" Ada apa? " Tanya Harry

" Saya minta biar echa melanjutkan sekolah nya pak " Jawab dion

" Memang. Rival yang meminta saya untuk memberikan dispensasi untuk kalian berdua " Harry menatap dion yang tengah menunduk sambil memainkan jarinya

" B.. Biar.. S.. Sa.. Saya yang dikeluarkan dari sekolah ini pak " Dion semakin menunduk kan kepalanya

" Apa kamu yakin? " Tanya Harry. Dion agak ragu

" Baiklah "

Hening

Setetes air mata nya mengalir. Ia tak bisa menjadi anak yang bisa dibanggakan oleh kedua orang tuanya

" Saya tidak akan bertanggung jawab bila sesuatu hal terjadi dengan kamu. Papa mu telah membujuk saya untuk membayarkan kamu disini, tapi mengapa kamu begitu yakin untuk keluar dari sekolah ini? " Tanya Harry. Dion tak berbicara

" Sa.. Saya rasa kesalahan saya telah fatal. Seharusnya saya mengikuti semua peraturan yang ada dan tidak melanggar nya. Saya merasa tidak pantas bersekolah di sekolah ini. Apalagi dengan nama baik sekolah ini " Dion menghapus air mata yang perlahan jatuh melewati pipinya

" Lalu bagaimana dengan echa?  Bukannya dia dalang dibalik semua pelanggaran yang kamu lakukan?  Bukannya dia yang seharusnya saya keluarkan?  Mengapa kamu begitu peduli dengannya? " Cecar Harry

" Memang. Tapi bila saat itu saya mampu menolak ajakannya saya tidak akan melanggar nya pak. Saya juga bersalah saat ini. Saya... "

" Saya akan mengeluarkan kamu saat ini juga " Lontar Harry yang membuaf Dion kembali meneteskan air matanya..

" Mengapa kamu menangis bukannya kamu yang memintanya? " Tanya Harry

" Apakah kau tidak setuju dengan permintaan kamu sendiri? " Dion masih membungkam

" S.. Saya akan menerimanya "

" Walau kau akan bernasib sama dengan kakak mu dan adik mu? " Tanya Harry

" Maksud bapak? " Tanya Dion mengangkat kepalanya

" Saya salut dengan mu Dion. Kau mau mengakui kesalahan mu. Kau berani untuk menanggung kesalahan yang telah kamu perbuat . Saya akan cabut surat pengunduran diri kamu. Tapi hanya untuk kamu tidak untuk echa " Dion terdiam

" Tapi kenapa echa tidak? " Tanya Dion

" Biar echa merubah sifat dan sikap nya. Beberapa jam lalu waktu semua orang tua berkumpul ada seorang malaikat yang menyadarkan mereka atas sikap dan sifat mereka mendidik anak nya. Mereka semua tersadar Dion, jadi kamu tak perlu takut saya yakin cepat atau lambat Theo juga akan berubah " Harry tersenyum

" Semoga saja. Tapi siapa orang itu? " Tanya Dion

" Seseorang yang bisa tersenyum  dibalik lukanya. Yang tak mengharapkan belas kasihan orang lain tapi hanya mengharapkan senyuman terbit dari orang di sekitarnya ketika bersamanya. " Jawab Harry bangkit berdiri

" Saya tau dia itu siapa. Dia adalah temanku. Teman yang mau menerimaku walau dengan diriku yang mempunyai banyak kekurangan "Dion lalu pamit keluar dari ruangan Harry

Echa masih sama terduduk dan memandang nanar lantai sekolah nya

" Maaf cha, kamu hanya sampai lulus " Ucap Dion menepuk bahu echa lembut. Seakan mengerti dengan nasib nya ke depan echa tersenyum hambar dan memeluk sahabat nya itu.

" Harus nya gw yang minta maaf yon. Gara-gara gw lu harus kayak gini. Mungkin ini karma buat gw, gw jarang banget bersyukur kebanyakan ngeluh " Echa memandang Dion dan melepaskan pelukan mereka

" Inget cha ada gw. Lu gunain waktu lu buat belajar yang bener. " Echa mengangguk

" Ayo kita pulang " Ajak Dion mengenggam tangan echa




Mianhae kalau ada typo bertebaran
Jan lupa vote
Maaf jga kalau gaje

HAPPY ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang