Alya, Billy dan Rival keluar dari ruang lab komputer ia berjalan duduk didepan ruang itu.
" Soal yang tadi sumpah sih susah banget " Keluh alya memejamkan matanya
" Tak ada ujian yang mudah untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan " Lontar rival
" Iya, andai saja kamu belajar dengan sungguh-sungguh kamu pasti bisa menjawab semua soal itu dengan mudah " Timpal Billy
" Iya juga sih. Yaudah lah yang penting hari terakhir ujian kelar jadi tinggal nunggu nilainya keluar deh " Ucap alya tersenyum senang
" Tapi perpisahan kita semakin dekat " Jawab Rival. Semua terdiam baik Billy dan Alya mencerna kalimat Rival
" Betul juga kamu rival. Nanti 2 minggu lagi akan ada acara graduation kelulusan kita " Lontar Billy tertunduk lesu
" Iya yah nggak kerasa aja perasaan kan baru kemarin kita ketemu pake baju putbir. Apalagi waktu pertama kita ketemu Billy yang pendiem dan rival yang sokenal " Alya tersenyum samar
" Andai waktu bisa diulang lagi yah temen-temen " Ucap Rival yang membuat kedua teman-temannya menoleh ke arah nya
" Maksud kamu apa val? " Tanya Alya binggung
" Enggak. Nanti kalau kita udah SMA kalian jangan lost contact ya " Jawab rival
" Itu pasti apalagi rumah kita kan deketan " Alya tersenyum ke Billy yang dibalas senyum oleh Billy
" Itu hanya kalian bukan aku. Aku hanya meniti pesan jangan pernah lupakan aku. Aku rasa kalian bisa jaga amanah ini " Ucap rival
Alya menempelkan punggung tangannya di dahi rival.
" Apa rival salah minum obat? " Canda Billy
" Tidak aku selalu minum. Obat yang sama " Jawab rival cepat yang membuat teman-temannya mengerutkan dahi lalu disambut tawa rival
" Rival what happen? " Tanya Billy
" I'm Ok. Your sure? " Tanya balik rival. Billy hanya bisa menganggukan kepalanya
Rival merasa mual ditambah kepalanya pusing
" Temen-temen aku ke toilet bentar ya permisi " Pamit rival berlalu pergi tanpa menunggu jawaban Alya dan Billy
" Rival kenapa? " Tanya Billy
" I don't know " Jawab Alya menghendikan bahunya
Sementara rival memuntahkan segala yang masuk diperut nya. Bibirnya pucat ia tak tahu lagi berapa lama lagi ia akan bertahan.
Ia mengoleskan cairan merah rasa stroberi
Rival mengoleskan lipbalm persis dengan warna bibir normalnya. Ia juga terpaksa mengunakan lipbalm ini untuk menutupi bibir nya yang memucat baginya cukup ia merasakan nya tidak untuk teman-temannya tahu tentang keadaan ia yang sangat menyedihkan.
Ia tak butuh orang lain tahu dan tak butuh belas kasihan orang yang lain yang belum tentu dari hatinya paling dalam bisa jadi itu hanya kalimat fake yang sering ia dengar dari teman sekolahnya dulu ketika tahu jati diri ia yang sebenarnya
fake friends? ia benci itu seorang manusia yang terikat hubungan pertemanan tapi berkhianat dan mengatakan kata palsu atau perbuatan yang tak sesuai realita yang hanya datang saat duka lalu pergi ketika suka. Memanfaatkan seolah kita adalah sampah yang sudah dibuang lalu di manfaatkan dengan cara daur ulang . Segampang itu kah? Dasar teman
Rival berjalan keluar toilet lalu mendekati ke dua temanya yang masih saik berbincang berpura-pura kuat padahal ia menahan SARA perih dan sakit yang ia derita beberapa bulan terakhir yang semakin menjadi
" Dari mana? " Tanya Alya
" Kan tadi aku udah bilang dari toilet " Jawab rival
" Ohh kirain " Alya menatap Billy
" Balik yuk ke kelas. Lagian kita udah nggak ada jam lagi kan? " Tanya Alya
" Iya kita sudah Boleh pulang " Jawab Billy
Alya, Billy dan rival bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing dengan cerita mereka masing-masing.
"Maafin aku temen-temen ini yang terbaik " Lirih rival ketika alya dan Billy memasuki mobil mereka masing-masing seefnagjan rival bersiap mengayuh sepedanya menuju rumah erick.
Setelah kejadian perdebatan nya dengan Erick ia harus dengan sangat terpaksa tinggal di rumah itu, belum lagi Harry juga yang memaksanya karena kondisinya yang semakin parah.
Rival bisa apa ia tak mungkin menolak permintaan Harry yang telah menganggap nya seperti anaknya sendiri itu.
Rival hanya bisa menunggu waktu yang menyisakan sedikit untuk membuat beberapa orang disekitarnya bahagia hingga tak menyadari kesedihannya
Konflik nya udah kebuka ya?
Kecurigaan kalian selama ini?
Gimana?
Greget nggak sih sama alurnya?Rival bakal sembuh nggak ya?
Jan lupa votmennt
Temuin karya author yang lainnya di akun author @anandataurisnaBaca ya☺
Salam hangat author
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ✅
Teen FictionR E V I S I banyak orang yang menyalurkan kesedihan, kekecewaan, penyesalan dan lainnya dengan cara berbeda- beda. sama halnya dengan seorang remaja laki-laki yang melewatkan masa remajanya dengan kebahagiaan yang ia buat demi menutupi kesedihan nya...