Echa dan dion terdiam mereka menunduk di hadapan Harry selaku pemegang ke dua yayasan garuda bangsa
Di gedung khusus untuk para guru dan staff pengajar yang ada di kawasan garuda bangsa nasional school
Sebuah suara ketukan pintu terdengar dari luar. Menambah degup jantung milik dion dan echa berdetak lebih cepat
2 orang pria paruh baya memasuki ruangan lalu duduk di hadapan meja besar milik Harry.
Echa, dion dan rival duduk di sofa samping meja berkas.
Hening
" Ada apa ya tuan Harry memanggil kami berdua kemari? " Tanya Theo angkat bicara
" Begini tuan Theo dan tuan Cokro saya ingin membicarakan hal penting menyangkut putra dan putri bapak " Ucap Harry
" Hal penting apa pak? " Tanya Cokro binggung
" Putra dan putri bapak belakangan ini sering membolos, ditambah beberapa pekerjaan rumah tak di kerjakan dan selalu mendapat hukuman. Bukan hanya itu echa dan dion melakukan penindasan terhadap rival. Mereka mengunci rival di gudang dan bulan kemarin mereka merendahkan rival dan tak cuma rival tapi beberapa anak lainnya guru bk sudah memberikan sp 1 buat echa dan dion tapi sepertinya surat itu hanyalah kertas biasa bukan begitu echa, dion? " Tanya Harry
Hening
" Saya tidak percaya pak, echa itu anak baik-baik nggak mungkin " Lontar Cokro
" Pak wawan tolong putar video ditambah rekaman suara yang udah di siapkan " Ucap Harry memanggil seorang ahli RPL
Baik Cokro maupun Theo menyimak dengan baik tak lama raut muka mereka menjadi datar. Berbeda dengan echa dan dion mereka terdiam. Takut itulah yang mereka rasakan.
" Bukannya memang benar rival itu cuma anak babu? " Tanya Cokro lebih tepatnya menyindir
" Apakah tuan bisa menjaga ucapan? " Tanya balik Harry geram
" Saya tau tuan Harry. Rival itu cuma anak yang beruntung masuk sekolah ini dengan beasiswa. Dia bukannya jarang bayar SPP kan? Toh rival nggak mencetak prestasi apa-apa " Sindir Cokro melirik rival rendah
Tak jauh beda Theo pun sama
" Lagian dari awal saya juga tidak setuju dengan adanya beasiswa di sekolah ini. Pak bukannya yang bayar harus diprioritaskan? "Tanya Theo
" Cukup tuan Theo dan tuan Cokro yang merasa terhormat. Anda belum tahu siapa rival jadi jangan mencaci dan judge orang sembarangan. Saya akan memberi surat pengunduran diri untuk echa dan dion " Jawab Harry kesal
" Tuan Harry lebih baik mereka di skors saja 1 minggu daripada harus di keluarkan dari sekolah. Saya juga tidak terlalu memikirkannya " Lontar rival
Harry terdiam
" Tapi ini sudah keputusan sekolah "
" Mungkin mereka cuma bercanda maklum kanlah namanya juga anak remaja. Rival juga kadang bandel dan punya rasa malas kalau mengerjakan tugas " Ucap rival
Harry mengangguk
" Baiklah, kalian akan saya skors selama 1 minggu " Ujar Harry
" Mencari perhatian " Lontar Cokro
" Terimakasih rival " Bisik dion
Echa, dion, Cokro dan Theo keluar dari ruangan Harry. Sedangkan rival masih berada disana.
" Rival kamu telah melawan peraturan sekolah. Bagaimana bila bang Erick tau " Ucap Harry khawatir tentang kemarahan kakaknya
" Bukannya tuan erick baik? Mengapa harus takut? Selama ini kan ia selalu melekat dengan image sayang keluarga, baik hati dan dermawan bukan? " Tanya rival
Harry mengangguk. Abang nya tak pernah bersungguh-sungguh ia hanya gila hormat
" Tapi rival... "
" Aku yang membuat ini jadi biar aku yang berbincang dengan tuan erick"
" Aku akan menemanimu " Lontar Harry. Bagaimanapun rival sudah ia anggap sebagai anak nya sendri. Ia selalu bercerita bagaimana kondisi berbagai usaha gunawan dan hebat nya rival memberikan saran yang tak pernah terpikir oleh nya
" Rival " Panggil Harry.
" Iya om " Jawab rival
" Terimakasih dan semangat " Lontar Harry. Rival tersenyum.
" Sama-sama. Seharusnya aku om yang berterimakasih selama ini om selalu baik. Om dan tante udah kayak orang tua aku sendiri " Jawab rival
" Yang rajin belajar nya ya rival. Om yakin kelak nanti kamu dewasa kamu menjadi orang yang berguna bagi banyak orang " Doa Harry
" Aamiin, terimakasih om atas doa nya. Semoga doa om dijaga sana yng mana kuasa "
" Aamiin" Rival mencium punggung tangan Harry lalu pamit untuk pulang ke rumah karena belum sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu.
Rival melangkah kan kakinya menuju gerbang sekolah dan berjalan santai menuju rumahnya.
*
Sebuah rumah sederhana dengan kenyamanan membuat siapa saja betah tinggal di dalam rumah berlantai 2 dengan 2 kamar tidur tersebut.
2 orang anak dengan seragam yang sama dengannya duduk dibawah pohon jambu air bersama
" Rival " Sapa alya
" Kalian ada disini? " Tanya rival
" Iya, tadi waktu jam pulang sekolah kami menunggu kamu. Katanya kamu ada di ruang kepala sekolah. Kami menunggumu tapi kamu tidak kunjung keluar. Ya sudah kami putuskan untuk kemari " Jelas Billy. Yang dibalas oh oleh rival
" Rival udah pulang? " Tanya Lina dari dalam rumah sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman.
" Udah mak " Jawab rival mencium punggung tangannya
" Oh ya kalian mau jambu? Rival yang petikin? " Tawar rival
" Boleh aku ikut ya val " Pinta alya
" Kamu pake rok al" Lawan rival
Alya mendengus kesal.
" Aku pake celana olahraga ini kok " Jawabnya membuka rok nya dan melipat rok tersebut
" Kamu jorok al, masa pas ganti baju nggak di copot kan bau keringat " Lontar Billy
" Bodo" Kesal Alya lalu memanjat pohon jambu air tersebut
" Bil, mau ikut nggak? " Tawar Alya. Billy menggeleng. Ia takut ketinggian
" Cemen. Masa cowok nggak berani manjat pohon. Cowok apaan itu " Ucap Alya meledek
" Al" Peringat rival
Alya dan rival turun dari atas pohon jambu dengan hasil yang cukup banyak
" Padahal kan bisa pake galah ngapain kalian harus manjat? " Tanya Billy
"Biar ada kenangan nya dari pada kamu nggak berani manjat " Ledek Alya
" Udah ih berantem mulu. Nih pake garem enak deh " Lerai rival mencolek jambu air yang telah dicuci dan dibersihkan dengan garam dapur
" Serbu" Lontar Alya
______________________________________Gimana guys? Nambah penasaran apa udah spoiler duluan?
Yang nebak cukup dalam hati aja ya wkwkwkwk
Jan lupa vote and comment
Jangan jadi pembaca gelap hargai karya author yang udah Mati-mati an mikir alur + ceritaMaaf bila banyak typo bertebaran selama ini.. Nama nya juga manusia tempat salah dan lupa
Salam hangat author
Anandataurisna
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY ✅
Teen FictionR E V I S I banyak orang yang menyalurkan kesedihan, kekecewaan, penyesalan dan lainnya dengan cara berbeda- beda. sama halnya dengan seorang remaja laki-laki yang melewatkan masa remajanya dengan kebahagiaan yang ia buat demi menutupi kesedihan nya...