22

9.7K 696 40
                                    

~Enjoy it guys~

Laki-laki itu menutup pintu kamarnya lalu berjalan di lorong lantai delapan mansion Lutisva. Ia melirik ke arah jam tangan yang berada di lengan kirinya, pukul setengah tujuh. Ya, pagi ini Dafa sudah siap dengan seragam sekolahnya. Butuh akting yang cukup susah agar di ijinkan masuk sekolah oleh orang tuanya.

"Pagi ayah." Sapa Dafa saat ia sudah di meja makan menarik kursi di samping kanan ayahnya lalu duduk dengan tenang.

"Pagi." Balas Andre menoleh ke arah Dafa.

"Pagi dek." Ucap Nadia dengan membawa mangkok berisi buah di atas meja lalu duduk di samping kiri suaminya.

"Pagi bunda. Balas Dafa.

"Makan yang banyak." Dafa menoleh ke arah Andre saat mendengar ucapan ayahnya.

"Iya." Jawab Dafa singkat lalu fokus kembali ke makanannya.

"Minum obatnya dek." Ucap Nadia menyerahkan beberapa butir obat yang diterima oleh anaknya.

"Ayo berangkat." Ajak Andre beranjak dari kursi yang di susul oleh Dafa.

"Sayang aku berangkat dulu." Pamit Andre kepada Nadia.

"Iya mas hati-hati." Ucap Nadia menghampiri Andre lalu mencium punggung tangan suaminya.

"Bunda adek berangkat." Kata Dafa menghampiri Nadia lalu mencium punggung tangan bundanya.

"Hati-hati sayang." Balas Nadia dengan mencium kening anaknya dengan sayang.

✖✖

Mereka saat ini ada di mobil untuk ke SMA Alsky terlebih dahulu dengan Dafa dan Andre yang duduk di bangku penumpang bagian belakang sedangkan di depan ada sopir pribadi Andre yang mengendarai mobil pajero itu.

"Kamu pakai lagi?" Tanya Andre kepada anaknya yang duduk di sebelah kiri.

"Ya?" Dafa menoleh ke arah Andre bingung dengan pertanyaan ayahnya.

"Jamnya kamu pakai lagi?" Tanya Andre menatap jam rolex yang melekat di tangan kiri anaknya.

"Ah jam, iya Dafa pakai." Jawab Dafa menatap sekilas jam yang di pakainya. Ia kembali meminum susu kotak rasa vanila miliknya yang ia bawa dari rumah tadi.

"Bukannya jam tangan kamu banyak?" Tanya Andre penasaran.

"Iya memang banyak, tapi kan jam ini masih baru jadi Dafa pakai." Jawab Dafa menatap ayahnya dengan kedua tangan memegang susu kotak favoritnya itu.

"Baby." Ucap Andre.

"Siapa yang baby?" Tanya Dafa bingung.

"Dafa." Jawab Andre singkat.

"Dafa bukan baby." Bantah Dafa.

"Terus kalau bukan baby kenapa masih suka susu vanila?" Tanya Andre gemas kepada anak tunggalnya ini.

Bagaimana tidak jika anak tunggal yang katanya berusia 16 tahun ini masih suka minum susu dengan rasa vanilla lalu memegang kotak susu itu dengan dua tangan. Oh sungguh, bahkan ia tidak percaya jika Dafa sudah akan beranjak remaja.

"Memang nggak boleh?" Tanya Dafa sewot.

"Ei anak ayah marah." Goda Andre.

"Nggak." Bantah Dafa. Lihat, bagaimana ia mengatakan tidak marah jika muka anak itu berpaling dari ayahnya. Mulut itu tetap menyeruput susu yang belum habis dan jangan lupakan jika kotak itu di pegang oleh dua tangannya. Benar-benar lucu seperti Dafa kecil saat dulu.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang