43

5.1K 403 39
                                    


~Enjoy it guys~

Saat ini Dafa sedang berada diperjalanan untuk pulang ke mansion setelah dari rumah Leon. Ia dijemput oleh Pak Toni, sopir pribadi Andre. Dafa tidak mau berpikir panjang kenapa ia tidak dijemput ayahnya.

"Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" Tanya Pak Toni yang sedari tadi menyadari tingkah Dafa yang gelisah. Ia beberapa kali melihat kelakuan anak majikannya yang duduk di bangku penumpang bagian belakang yang terus melamun selama perjalanan.

"Ya. Tidak perlu khawatir." Balas Dafa dengan tersenyum tipis.

Isi kepalanya penuh dengan banyak pertanyaan. Ia memijit pelan pelipisnya saat pusing perlahan mendera.

Mobil pajero milik ayahnya masuk kedalam pelataran mansion. Dafa membuka pintu dan turun dari mobil saat Pak Toni menginjak rem tepat di depan pintu garasi.

"Halo sayang." Ucapan dari Nadia membuat Dafa tersenyum untuk membalas sapaan itu.

"Tadi di sekolah baik-baik aja kan?" Tanya Nadia dengan menggandeng tangan kanan anaknya untuk masuk ke dalam mansion.

"Iya bun." Jawab Dafa.

"Bagaimana dengan Leon? Orang tuanya juga ikut ke Indonesia?" Tanya Nadia melepaskan tangan milik Dafa saat berada di ruang makan.

"Dia baik-baik aja. Leon juga membawa oleh-oleh untuk kita. Sayangnya, om dan tante tetap tinggal disana karena mengurus pekerjaan yang selalu menumpuk setiap harinya." Jawab Dafa menjelaskan.

Wanita itu menatap beberapa lauk di atas meja dan mengisyaratkan Dafa untuk duduk di kursi yang biasa laki-laki itu duduki.

Dafa meletakkan ranselnya di kursi kosong sebelah kirinya. Lalu menggulung jaket yang ia pakai hingga ke siku agar tidak kotor terkena makanan.

Laki-laki itu menatap kegiatan bundanya dengan lekat. Nadia menuangkan segelas air putih dari teko berkaca lalu menyerahkannya kearah Dafa.

"Ayah mana?" Tanya Dafa setelah meneguk beberapa kali air putih lalu meletakkan gelas di atas meja.

"Sebentar lagi akan pulang. Ada meeting penting dengan klien yang tidak bisa diwakilkan. Itulah alasan kenapa kamu tidak dijemput ayah." Jawab Nadia menjelaskan. Ia mengambil duduk di depan anaknya.

"Selamat makan." Ucap Nadia kepada Dafa yang sudah kembali ke tempat duduknya setelah tadi bercuci tangan

"Bunda tidak makan juga?" Tanya Dafa dengan mengambil nasi dan beberapa lauk ke atas piringnya.

"Bunda sudah makan sekitar 30 menit yang lalu." Balas Nadia.

"Bunda tidak ke butik? Apa pekerjaan bunda berjalan dengan baik?" Tanya Dafa mengalihkan perhatiannya setelah tadi menghabiskan setengah porsi dari makanannya.

"Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" Tanya Nadia heran.

Jangan salahkan jika dirinya heran. Sikap anaknya itu terbilang cukup aneh. Jika biasanya Dafa tidak mau jika dirinya bekerja di butik terlalu lama, karena anaknya itu beralasan tidak memiliki teman jika berada di mansion sendirian.

Tetapi, saat ini kenapa tiba-tiba anaknya itu bertanya tentang bagaimana perkerjaannya?

"Aku hanya bertanya." Balas Dafa santai. Ia mendorong piringnya yang sudah kosong. Meneguk air putih yang berada di gelas kaca dengan tandas.

"Minum obatnya." Ucap Nadia mendorong piring berukuran kecil berisi beberapa butir obat kearah anaknya.

Dafa meminum obatnya dengan dia. Berhenti sebentar dengan mengatur nafasnya agar teratur. Menunggu reaksi obat yang ia minum untuk beberapa saat.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang