13

12.8K 827 44
                                    

~Enjoy it guys~

Ucapkan terima kasih kepada uang yang di miliki Andre, jam tangan yang di inginkan Dafa kini melingkar manis di lengan tangan kirinya. Sebenarnya bukan hanya jam saja ia inginkan, tapi banyak sampai-sampai membuat kedua orangnya tak percaya mengapa anaknya ini sangat tau barang yang bernilai fantastis.

Flashback on

"HAH!" Seru Andre dan Nadia bersamaan.

Dafa kaget dengan reaksi Andre dan Nadia yang menurutnya berlebihan. Oh ayolah dia hanya minta jam tangan, bukan rumah atau batangan emas. Siapapun tolong buang Dafa sekarang juga, bagaimana tidak shock jika mengetahui harga jam yang fanstastis dan uang sebanyak itu hanya untuk satu buah jam saja.

"Tadi ayah udah ngomong boleh beli, jadi ayo beli sekarang." Ajak Dafa.

"Besok." Ucap Andre tidak habis pikir dengan anaknya ini.

"Sekarang aja, uang ayah nggak bakal habis cuma buat beli jam itu." Lanjut Dafa. Memang benar, uang Andre tidak akan habis hanya untuk membeli jam tangan keinginan anaknya, tapi ya tetap saja. Itu bisa untuk membeli mobil. Perlu kalian tau, bahwa Andre penggoleksi mobil yang mungkin sudah tidak terhitung di garasi miliknya.

"Besok aja sayang, sudah malam." Bujuk Nadia.

"Kok gitu? Besok Dafa mau sekolah. Jadi beli jamnya sekarang, ayo ayah, bunda sekarang." Kata Dafa dengan beranjak dari duduknya.

Huft

Helaan nafas berat berasal dari Andre dan Nadia, jika Dafa sudah menginginkan sesuatu ya seperti ini. Akan memaksa terus, sampai apa yang ia inginkan terwujud.

"Kamu tidur. Ayah bakal hubungi Om Yoni buat beli jam tangan itu." Ucap Andre. Yoni yang di maksud adalah sekertaris ayahnya sekaligus orang kepercayaan Andre yang sudah bekerja dengannya sejak sepuluh tahun yang lalu.

"Dafa nggak mau tidur, nanti ayah bohong nggak jadi beli." Nah kan, sifat childish anaknya ini muncul.

"Sebelum tengah malam jam tangan itu pasti udah ada di kamar kamu, oke." Bujuk Andre.

"Nggak mau ayah. Mau nungguin Om Yoni aja." Dafa tetap pada pendiriannya.

"Kalau kamu begitu, ayah nggak jadi pesan jam itu." Ancam Andre membuat Dafa berpikir.

"Sama bunda ya ke kamarnya?" Tawar Dafa dengan menatap Nadia. Bisa gawat jika ayahnya itu tidak jadi membelikan jam tangan keinginannya hanya karena ia tidak mau tidur.

"Oke, ke kamar kamu di lantai dua." Ucap Andre.

"Mas aku ke kamar adek dulu." Pamit Nadia kepada suaminya.

"Nanti aku susul ke sana sayang." Lanjut Andre yang di angguki istrinya.

"Adek ayo ke kamar kamu." Ajak Nadia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar dengan Dafa di belakang.

Ya, Andre menyudahi hukuman yang di berikan kepada anaknya. Tidak tega juga, melihat anaknya itu hanya tidur dan duduk di atas ranjang tanpa melakukan apapun dan tidak boleh keluar kamar. Jadi malam ini, Dafa tidur di kamarnya yang dulu. Dafa patut bersyukur atas itu.

"Kamu tidur ya." Ucap Nadia dengan menyelimuti tubuh Dafa yang sudah berbaring di atas ranjang.

"Bun ayah jadi beli jamnya kan?" Tanya Dafa memastikan menatap Nadia.

"Iya sayang." Jawab Nadia tersenyum sekaligus gemas dengan anaknya ini, sikapnya saat ini sungguh seperti Dafa kecil yang dulu minta di belikan mainan robot. Ia akan selalu menanyakan hal yang sama ke bundanya seperti itu perihal ayahnya jadi membelikan benda keinginannya atau tidak.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang