Kalau ada typo, koreksi yaa😄
Narasinya dibaca. Jangan bandel.
~Enjoy it guys~
Dafa berjalan di koridor SMA Alsky. Beberapa murid sudah memenuhi tempat itu. Pagi yang cerah menjadi poin tersendiri hari ini. Ia sudah diberi ijin untuk masuk sekolah setelah berdebat dengan orang tuanya dua hari yang lalu.
Ia menyampirkan ranselnya di bahu kanan, kedua tangannya masuk di saku jaket yang ia pakai. Berbelok kearah kanan untuk menuju ke kelasnya.
"Hai, Daf." Ucapan itu membuat Dafa urung untuk masuk ke dalam kelas miliknya. Ia berjalan kearah lawan bicara, bibirnya terangkat membentuk senyuman.
"Hai, Di." Balas Dafa tersenyum ke Diana. Perempuan itu tampak cantik dengan rambut sebahu yang dibiarkan tergurai.
"Udah sehat?" Tanya Diana, ia duduk di kursi yang diletakkan di depan kelasnya.
"Udah." Jawab Dafa singkat, ia juga duduk di sebelah perempuan itu.
"Nih buat lu." Ucap Diana dengan memberikan sekotak bekal berwarna putih.
"Buat gua? Terus lu gimana?" Tanya Dafa.
"Gua kebetulan bawa dua kok. Niatnya mau gua kasih ke temen sebangku tapi teryata dia gak masuk." Jawab Diana menjelaskan. Dafa menerima uluran kotak bekal dari perempuan disampingnya itu.
"Sandwich?" Tanya Dafa setelah membuka kotak bekal itu dan mendapati makanan favoritnya.
"Ya. Lu suka?" Tanya Diana meminta pendapat.
"Ya. Ini makanan kesukaan gua." Jawab Dafa tersenyum tipis. Ia mengambil sandwich itu dari kotak lalu memakannya perlahan.
"Enak." Kata Dafa setelah menghabiskan beberapa gigit.
"Syukurlah kalau lu suka." Balas Diana lega.
Bel masuk berdering nyaring. Membuat banyak murid berhamburan masuk kedalam kelas seperti semut yang menemukan gula. Dafa menutup kotak bekal lalu menyerahkannya ke Diana.
"Makasih buat sandwichnya. Gua suka." Ucap Dafa beranjak dari duduknya disusul perempuan itu.
"Ya, sama-sama." Balas Diana membawa kotak bekal miliknya lalu berjalan masuk ke kelasnya.
✖✖
Dafa duduk di kursi miliknya. Memandang sebentar kursi disebelahnya yang kosong. Seharusnya kursi itu ditempati Leon saat ini. Bel masuk sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, ketua kelas memberikan informasi jika para guru sedang melakukan rapat jadi kegiatan belajar sedikit mundur dari waktu semula.
Ia mengambil handphonenya di dalam ransel yang terletak diatas meja untuk membunuh rasa bosan. Memainkan game menjadi pilihan laki-laki itu.
"Hai Daf." Suara itu membuat Dafa mengangkat kepalanya, mencari lawan bicara.
"Oh, hai Kev." Balas Dafa tersenyum singkat.
"Duduk sini aja." Ucap Dafa dengan menunjuk kursi disebelahnya.
"Kenapa baru dateng?" Tanya Dafa. Ia menyimpan ponselnya di tempat semula.
"Jalanan macet." Jawab Kevin mengeluh. Laki-laki itu membuka jaket denim yang tadi ia pakai lalu menyampirkannya di punggung kursi.
"Leon belum masuk?" Tanya Kevin menoleh kearah Dafa.
"Dia belum kabarin gua." Jawab Dafa yang dibalas anggukan oleh temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasva|END✔
Teen FictionMeskipun udah end, tetap vote ya😄 Bercerita tentang laki-laki menghadapi orang tua yang serba overprotective. Dafa Lutisva. Berteman baiklah dengannya, maka kau akan mengetahui semuanya. ❌Dilarang keras menjiplak dan meniru isi cerita dan alur. Kar...