29

7.6K 550 32
                                    


~Enjoy it guys~

Laki-laki itu berjalan dengan kedua tangan yang sibuk memakai dasinya, langkah kakinya ia arahkan menuju meja makan yang mana disana sudah ada kedua orang tuanya yang duduk dengan tenang.

"Pagi Ayah, Bunda." Sapa Dafa dengan menarik kursi meja makan dihadapan Nadia, lalu duduk dengan menatap beberapa lauk yang sudah tersedia.

"Pagi juga Daf." Balas Andre dengan menutup koran yang tadi ia baca, lalu menatap anaknya.

"Pagi sayang." Balas Nadia yang sibuk mengambilkan beberapa lauk di piring suaminya.

"Merasa baik hari ini?" Tanya Nadia dengan memberikan nasi di piring milik Dafa lalu menatap anaknya.

"Iya bunda." Jawab Dafa tersenyum kearah Nadia.

"Makan yang banyak dan jangan lupa minum obat karena Ayah nggak mau kamu sakit lagi." Ucap Andre.

"Iya Ayah." Balas Dafa menurut.

Apa kalian heran tentang bagaimana Dafa bisa keluar dari Rumah Sakit? Apa kalian penasaran, mungkin?

Ingin diceritakan bagaimana kisahnya?

Tentu saja karena berkat skill acting  yang sangat buruk dari laki-laki itu. Yang sayangnya-

bisa menipu banyak orang.

✖✖

Flashback on

"Bunda, pulang." Rengek Dafa yang entah sudah terhitung kesekian kalinya. Puluhan? Ratusan? Ribuan? Ah, sudahlah tidak peduli tentang itu.

"Bunda, ayo pulang." Rengekan itu terus berlanjut dari mulut laki-laki yang saat ini tidur di atas ranjang dengan menatap kearah kanan dimana bundanya berada.

"Bundaaa~" Rengekan itu kembali terdengar saat dirinya tidak kunjung mendapatkan balasan.

Oh bagaimana tidak, jika ia sudah merengek sejak dua jam lalu dan bundanya itu sangat acuh sama sekali tidak peduli.

Mulutnya sudah kering saat ini, asal kalian tahu?!

Seperti kanebo kering.

Tidak-tidak, itu tidak lucu. Itu hanya lelucon rendahan dari penulis. Ia hanya ingin menjelekkan image pemeran.

Oke, baiklah kembali pada permasalahan.

"Bunda, adek mau pulang sekarang. Kalau bunda nggak beri ijin, adek bakal mogok makan!" Ancam Dafa dengan nada serius.

Ia itu sudah mati kebosanan semenjak tiga hari mendekam di tempat yang orang lain sebut Rumah Sakit. Tanpa melakukan apapun, ya tentu saja jangan lupakan sifat over protective dari kedua orang tuanya itu.

Karena demi Tuhan, bahkan ia ke kamar mandi saja ditemani!

What the-

Oke, jangan diteruskan. Disini ada pembaca di bawah umur. Sssttt, simpan umpatan itu di hati kalian saja. Hehe.

"Terserah adek." Itu adalah jawaban pertama yang terlontar dari mulut bundanya setelah ia mengoceh sepanjang waktu.

Dafa mendelik tak percaya, oh bukan jawaban itu yang ia harapkan. Kenapa susah sekali keluar dari tempat menyeramkan ini sedangkan sangat mudah untuk masuk ke tempat ini.

"Apa acting gua kurang menyakinkan?" Gumam Dafa dengan menatap kearah depan. Otaknya sibuk bekerja untuk menyusun rencana.

"Sampai rumah gua harus latihan acting lagi depan kaca! Ya harus! Wajib! Nggak mau tahu!" Tekadnya dalam hati.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang