26

8.8K 742 119
                                    

~Enjoy it guys~

Dafa membuka pintu kamar, tubuhnya lelah dan pandangannya pun mulai mengabur. Tidak salah jika tadi Andre mengatakan wajah anak itu pucat jika memang itulah kenyataannya.

Ia merebahkan tubuhnya di ranjang setelah mengganti baju seragamnya dengan baju santai secepat kilat. Menarik selimutnya sampai batas dada lalu perlahan menutup mata.

Sakit di kepalanya seakan-akan semakin menjadi, tubuhnya yang tiba-tiba merasakan dingin dengan suhu tubuh yang perlahan mulai panas, ia memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya berharap rasa sakit itu berkurang saat ia terbangun.

Cklek

Suara pintu itu membuat kedua mata milik Dafa yang semula menutup membuka kembali, kepalanya menoleh ke arah pintu menunggu siapa orang yang datang tanpa berniat mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Sayang." Suara itu yang tidak lain adalah Nadia, melangkah mendekati anaknya.

"Bu-Bunda." Ucap Dafa lirih menoleh ke arah Nadia.

"Kenapa hm?" Tanya Nadia lalu duduk di ranjang samping kiri anaknya, tangannya terulur untuk mengusap lembut rambut hitam milik Dafa.

"Ayah." Jawab Dafa dengan bergerak merapatkan tubuhnya ke Nadia, ingin bermanja rupanya.

"Ayah kenapa?" Tanya Nadia dengan menundukkan kepalanya guna melihat Dafa.

"Ayah marah sama adek." Jawab Dafa mengadu dengan mengangkat kepalanya melihat Nadia.

"Adek pasti tau kan alasan ayah kenapa bisa marah? Ayah nggak mungkin marah tanpa sebab." Ucap Nadia memberi pengertian kepada anaknya.

"Iya. Maaf." Balas Dafa.

"Sekarang makan ya?" Tawar Nadia.

"Nggak mau." Jawab Dafa menggeleng.

"Kenapa? Nanti kamu malah tambah sakit." Ucap Nadia.

"Mau tidur aja." Balas Dafa dengan memeluk tangan Nadia, tidak ingin bundanya itu pergi.

✖✖

"Silahkan masuk." Suara itu membuat Dafa dan Nadia menoleh ke arah sumber suara. Disana ada Andre dan disusul Dokter Doni di belakangnya. Dafa mendelik kaget, untuk apa dokter pribadinya kemari terlebih ke kamarnya?

"Selamat sore Bu Nadia." Ucap Dokter Doni saat berada dihadapan wanita itu.

"Selamat sore Dok." Balas Nadia.

"Jadi? Apa ada yang terjadi dengan pasien nakal saya ini?" Tanya Dokter Doni melihat secara bergantian ke arah Andre dan Nadia yang berdiri di hadapannya.

"Pasien nakal? Yang benar saja!." Seru Dafa

Dalam hati.

Hei ia tidak berani mengatakan itu terlebih ada orangtuanya disini.

Ingat? Jika di rumah bersikap baiklah. Harus menjadi anak baik tidak boleh nakal.

"Kamu kenapa lagi Daf?" Tanya Dokter Doni dengan menatap ke arah Dafa yang masih dalam posisi tidur.

"Nggak kenapa-kenapa." Jawab Dafa.

"Dokter periksa dulu ya." Ucap Dokter Doni dengan membuka tasnya.

"Nggak! Nggak usah, nggak perlu." Cegah Dafa dengan cepat bahkan anak itu juga bergerak menjauh.

"Dokter periksa biar tahu apa yang harus dilakukan untuk kedepannya." Kata Dokter Doni memberi pengertian.

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang