~Enjoy it guys~
Matahari bersinar sangat terik. Pagi ini mansion keluarga Lutisva di penuhi oleh banyak orang yang hilir mudik mengerjakan tugasnya, tapi tidak dengan seorang laki-laki yang masih setia menutup matanya dengan tubuh terbalut rapi oleh selimut.
Cklek
"Dek bangun." Ucap Nadia membangunkan anaknya itu. Tirai di kamar Dafa dibuka oleh Nadia, membuat sinar matahari masuk ke dalam ruangan itu.
"Jangan dibuka bunda." Ucap Dafa dengan menganti posisi tidurnya membelakangi jendela.
"Ini udah siang dek hampir jam delapan. Sarapan dulu."
"Nanti aja masih ngantuk."
"Ayo bangun, nggak boleh telat makan." Kata Nadia dengan membuka paksa selimut anaknya.
"Lima menit lagi." Keluh Dafa.
"Sekarang, nggak ada lima menit lagi. Ayo bangun, habis makan boleh lanjut tidur."
Perlahan Dafa membuka matanya, duduk dengan punggung menyender pada kepala ranjang. Menatap makanan di depannya tanpa minat.
"Bunda nggak keluar?" Tanya Dafa dengan menatap Nadia.
"Bunda keluar setelah adek habisin buburnya."
"Adek habisin buburnya."
"Bunda nggak percaya kamu bakal habisin kalau nggak ada yang awasi." Ya fakta itu benar. Dafa pun juga membenarkan, ia tidak suka makan bubur. Perlu di catat, Dafa akan membuang hampir tiga per empat bubur itu dari wadah makanannya dan sisanya ia makan untuk menyakinkan semua orang terutama orang tuanya jika dia menghabiskan bubur itu.
"Bunda mah nggak percaya sama adek."
"Bukan gitu dek, udah habisin buburnya."
"Bun udah." Ucap Dafa dengan memberikan mangkok kosong kepada Nadia.
"Obatnya di minum." Kata Nadia dengan memberikan beberapa butir obat kepada Dafa, dan langsung di minum oleh anaknya dengan bantuan air putih.
"Kalau mau tidur lagi nggak papa, jangan banyak pikiran." Pesan Nadia dengan beranjak dari ranjang.
"Iya bunda."
"Cepat sembuh sayang." Kata Nadia dengan mengecup dahi anaknya dan berjalan keluar kamar. Dafa kembali ke posisi tidurnya, ia masih mengantuk.
Dafa terbangun dari tidurnya, lumayan puas dengan tidur tiga jam. Ia membuka selimut yang membungkus tubuhnya lalu berjalan menuju balkon untuk membuka pintu balkon itu sekedar mencari udara segar.
"Kok di kunci?" Kata Dafa heran dengan beberapa kali membuka handle pintu tapi tetap tidak terbuka.
"Kuncinya mana woy ini." Ucap Dafa berbalik mencari kunci pintu balkon di beberapa rak yang ada di kamarnya.
Setelah mencari kunci pintu balkon yang entah ada di mana dan hasilnya nihil, Dafa memutuskan untuk mengambil handphone yang ada di bawah bantal abu-abu miliknya. Cukup banyak notifikasi yang muncul saat icon wifi itu di hidupkan salah satunya chat dari orang yang menghubunginya kemarin.
"Ketemuan jam berapa? Di tempat biasa ya." Seperti itulah pesan untuk Dafa.
"Nanti gua kabari, oke." Balas Dafa dan mengirimkan pesan. Setelah menekan tombol kirim Dafa menaruh handphonenya di rak samping kanan ranjang dan berlalu masuk ke kamar mandi.
✖✖
Pintu lift itu terbuka, Dafa berjalan melewati ruang keluarga. Saat ini dia memakai kaos hitam, celana panjang hitam, dan jaket warna abu-abunya. Cukup bosan jika seharian berada di kamar terus, ia juga berencana untuk keluar dari mansion menemui orang yang kemarin membutuhkan bantuannya. Dapat dilihat banyak maid yang tersebar di lantai bawah sedang membersihkan mansion dan menyiapkan makan malam karena sekarang sudah jam enam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasva|END✔
Teen FictionMeskipun udah end, tetap vote ya😄 Bercerita tentang laki-laki menghadapi orang tua yang serba overprotective. Dafa Lutisva. Berteman baiklah dengannya, maka kau akan mengetahui semuanya. ❌Dilarang keras menjiplak dan meniru isi cerita dan alur. Kar...