28

7.9K 628 74
                                    

~Enjoy it guys~


Laki-laki itu duduk menyandar pada kursi yang ia duduki. Mengambil secangkir kopi lalu menyesapnya perlahan, menoleh ke arah kiri dimana jendela besar yang mengarah pada suasana pagi hari ini.

Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengan kirinya, pukul sepuluh pagi. Ia meletakkan kembali cangkir berisi kopinya di atas meja. Tangan laki-laki itu bergerak ke saku celana jeans yang ia pakai, mengeluarkan handphone lalu memainkannya beberapa saat.

"Lu dimana?" Tanyanya saat panggilan telefon itu sudah menyambung.

"Tinggal dikit lagi sampai." Ujar seseorang di seberang sana.

"Buru!" Perintahnya.

"Ya." Jawab orang itu.

Ia mematikan panggilan lalu memasukkan handphonenya pada saku celana.

"Sorry lama." Ucapan itu membuat laki-laki yang asik menatap jendela itu menoleh ke arah sumber suara.

"Santai." Balas laki-laki itu.

"Lu mau ngomong apa Le?" Tanya seorang yang baru datang lalu duduk berhadapan dengan lawan bicaranya.

"Dafa masuk rumah sakit." Jawab laki-laki yang tidak lain adalah Leon, begitu juga dengan lawan bicaranya kini, temannya sendiri Kevin.

"Kok bisa?" Tanya Kevin dengan menyengitkan dahinya bingung.

"Gua tadi ke rumahnya, mau balikin handphone dia yang gua sita. Tapi kata maid disana, dia masuk rumah sakit kemarin." Jelas Leon.

"Kemarin?" Tanya Kevin memastikan.

"Iya." Jawab Leon singkat.

"Gua kemarin ngaterin Dafa ke parkiran, soalnya dia mau nemenin gua ke ruang BK tapi gua larang." Ucap Kevin menjelaskan.

"Terus?" Tanya Leon yang mulai penasaran.

"Dan emang bener disana udah ada om Andre yang jemput jadi ya udah setelah gua nganterin dia gua balik lagi ke ruang BK." Jawab Kevin.

"Eh, bentar handphone Dafa ada di lu? Disita? Kenapa?" Tanya Kevin penasaran.

"Dia sibuk ngehubungi lu." Jawab Leon singkat.

"Mau ke rumah sakit sekarang?" Tanya Kevin menawarkan saat dirasa kecanggungan semakin terasa diantara dirinya dan Leon.

"Boleh, jam segini Dafa pasti juga udah bangun." Jawab Leon dengan beranjak dari kursi disusul dengan Leon.

"Gua duluan." Ucap Leon di depan pintu cafe lalu berjalan menuju mobilnya yang ia parkirkan.

"Ya." Balas Kevin dan melakukan hal yang sama.

✖✖

"Bunda." Ucapan itu mengalun begitu saja dari bibir merah rekahnya.

"Apa?" Tanya Nadia dengan duduk dikursi sebelah kiri ranjang Dafa.

"Ayah kerja?" Tanya Dafa dengan menolehkan kepalanya ke arah kiri.

"Iya, berangkat jam delapan tadi." Jawab Nadia dengan tangan bergerak mengelus suari halus milik anaknya.

"Kok adek nggak dibangunin?" Tanya Dafa menuntut, Nadia hanya tersenyum menanggapi.

"Emang kenapa?" Tanya Nadia menggoda.

"Terus jaket, case handphone, sama sepatu yang adek mau gimana?" Tanya Dafa jengkel.

Ayolah, ia sudah mengincar beberapa barang itu sejak lama. Bagaimana jika ia tidak segera memilikinya? Ah, dipastikan akan menjadi mimpi buruk.

"Gimana apanya?" Tanya Nadia semakin menggoda, baginya menggoda anaknya itu adalah hal yang menyenangkan.

"Bunda..." Rengek Dafa kesal.

"Haha iya, nanti pasti ayah beli barang yang adek mau itu kok." Ucap Nadia menyakinkan.

"Beneran?" Tanya Dafa penuh harap.

"Iya." Jawab Nadia tersenyum.

"Janji?" Tanya Dafa memastikan.

"Janji sayang." Jawab Nadia dengan menggusak gemas rambut Dafa.

"Bunda, jangan dirusak rambut adek!" Seru Dafa protes.

"Habis kamu itu lucu." Balas Nadia.

"Enggak." Bantah Dafa.

"Iya kok." Ucap Nadia.

"Enggak bunda, adek itu nggak lucu." Bantah Dafa tidak terima.

"Terus apa?" Tanya Nadia menatap anaknya.

"Handsome." Jawab Dafa dengan percaya dirinya.

"Itu kenyataan. Adek memang tampan." Ucap Nadia terkekeh.

✖✖

Tok Tok Tok

Ketukan pintu itu menyadarkan Nadia dan Dafa yang tengah becanda.

"Bunda buka dulu pintunya." Ucap Nadia beranjak dari kursi lalu berjalan menuju pintu.

"Iya." Balas Dafa dengan kepala yang kini menoleh ke arah kanan, penasaran siapa yang datang ke ruang inapnya.

"Pagi tante." Sapa Leon dengan menyalami tangan Nadia disusul dengan Kevin melakukan hal yang sama.

"Pagi juga Le, Kev. Masuk." Ucap Nadia mempersilahkan.

"Pagi." Ucap Kevin berjalan ke arah ranjang Dafa. Terkekeh karena melihat raut wajah sahabatnya yang bingung dengan situasi yang terjadi.

"Ah, ya pagi." Balas Dafa setelah sadar dari lamunannya.

"Gimana keadaan lu?" Tanya Kevin duduk dikursi sebelah kanan ranjang Dafa.

"Semakin membaik." Jawab Dafa seadanya.

Sejujurnya ia masih bingung, bukankah Kevin dan Leon sedang bertengkar hebat saat terakhir kali mereka bertemu? Lalu, apa yang ia lihat saat ini? Bahkan kedua sahabatnya datang menjenguknya bersama? Apa yang terjadi sebenarnya?

Ah, ia tidak boleh berfikir seperti itu, bukankah ini adalah hal baik? Kedua sahabatnya sudah berbalikan kembali tanpa ada ekspresi dingin dan ucapan singkat seperti kemarin?

"Ini handphone lu." Ucap Leon dengan meletakkan handphone milik Dafa di atas nakas yang tidak jauh dari ranjang.

"Thanks." Balas Dafa tersenyum menatap Leon.

"Adek, bunda keluar dulu beli makanan sama camilan buat Leon dan Kevin ya." Pamit Nadia menatap Dafa.

"Nggak perlu tante, ngerepotin." Ucap Leon merasa tidak enak hati.

"Apanya yang ngerepotin si Le." Ucap Nadia.

"Bunda pergi dulu ya." Lanjut Nadia.

"Iya bunda." Balas Dafa.

"Le, Kev tolong jaga Dafa sebentar ya." Kata Nadia.

"Iya tante." Jawab Kevin dan disetujui oleh Leon.

Setelah memastikan jika Nadia sudah keluar dari ruang inap, Leon segera mengambil posisi duduk di sebelah kiri ranjang Dafa menjadikan anak itu diapit oleh kedua sahabatnya.

"Daf." Ucap Kevin memecah keheningan.

"Ya?" Jawab Dafa menoleh ke arah Kevin.

"Um, gua mau tanya. Boleh?" Tanya Kevin gugup.

"Tanya aja, kenapa lu jadi canggung gini sih Kev?" Tanya Dafa terkekeh dengan tingkah temannya.

"Biar gua Kev." Sahut Leon yang diangguki oleh Kevin.

"Daf, gua mau tanya, lu jawab ya?" Tanya Leon memastikan.

"Iya gua bakal jawab." Jawab Dafa yang berganti menatap Leon.

"Apa lu suka sama Diana?"

-

Untuk part ini aku nggak ada target, terserah kalian gimana. Aku serahin semua ke kalian.

Salam Rynd🖤

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang