7

17.2K 1.1K 34
                                    

~Enjoy it guys~

Matahari mulai tenggelam. Malam ini, cuaca Jakarta bisa di bilang tidak bagus. Rintik hujan terus menguyur dengan petir yang saling bersautan. Terhitung sudah satu jam keadaan seperti itu.

"Assalamualaikum." Ucap seseorang yang baru membuka pintu kamar inap itu.

"Waalaikumsalam." Jawab Nadia menghampiri Andre dan menjulurkan tangannya untuk menyalami punggung tangan suaminya.

"Maaf sayang aku nggak bisa bantu kamu buat jaga Dafa."

"Nggak papa mas."

"Gimana keadaan jagoan ku sayang?" Tanya Andre berjalan ke arah ranjang anaknya. Duduk di sofa dekat ranjang agar memudahkan untuk melihat keadaan anaknya.

"Tadi sempat bangun terus sakit lagi, akhirnya sama Dokter Doni di kasih obat penenang. Sampai sekarang belum bangun." Jawab Nadia menjelaskan.

"Dafa anak yang kuat. Ayah tau itu." Bisik Andre tepat di telinga Dafa. Mengusap dengan sayang surai anaknya.

Melihat Dafa menutup matanya dengan damai timbul rasa khawatir dalam hatinya. Banyak pikiran buruk yang ada di otaknya saat ini. Bagaimana jika Dafa kalah dengan penyakitnya? Bagaimana jika Dafa memilih untuk menyerah? Bagaimana jika Dafa meninggalkannya dan juga Nadia? Banyak perkataan bagaimana dalam otaknya yang membuatnya merasa takut.

"Jangan khawatir, Dafa pasti baik-baik saja." Ucap Andre beralih memeluk Nadia yang duduk di sofa panjang. Ia tau jika Nadia menahan tangisnya sejak tadi. Ia sangat paham dengan dua orang yang sangat berharga di dalam hidupnya.

"Aku takut mas."

"Nggak ada yang perlu di takutkan sayang."

"Gimana kalau Dafa menyerah?"

"Aku yang akan menahannya."

"Hanya perlu percaya sama Dafa dan semua akan baik-baik saja."

"Iya mas. Terima kasih."

"Sama-sama sayang."

✖✖

Berbanding terbalik dengan malam, pagi ini matahari bersinar sangat terik. Tapi, penghuni kamar VVIP itu belum juga menandakan dirinya akan bangun. Masih setia menutup matanya, karena tadi malam dia sempat bangun dan setelahnya tidur jam tiga pagi.

Ceklek

Pintu ruang kamar VVIP itu terbuka. Berdiri seorang laki-laki dengan setelan casual hitam, dengan tas ransel yang berada di punggung serta koper di sebelah kanannya.

"Leon." Sapa Nadia dengan menghampiri sahabat anaknya itu.

"Tante." Jawab Leon dengan mengecup punggung tangan Nadia.

"Masuk Le." Nadia mempersilahkan dengan berjalan ke arah sofa di sebelah kiri ranjang Dafa yang di ikuti Leon di belakangnya, dan duduk bersebelahan

"Kamu pulang dari LA langsung ke sini?" Tanya Nadia dengan memberikan botol air mineral dan roti untuk Leon.

"Makasih tante. Iya Le ambil penerbangan kemarin siang." Jawab Leon dengan menerima botol air mineral dan roti itu.

"Setelah tante telfon tadi?" Tanya Nadia.

"Iya."

"Kalau boleh tau, emang masalah kamu sama Dafa apa?"

"Hanya masalah kecil tan."

"Gimana keadaan Dafa tan?"

"Lusa, dia demam lagi setelah paginya di jenguk Kevin, terus manggil Dokter Doni juga. Katanya kalau pagi Dafa masih demam lebih baik di rawat aja. Dan memang benar, kemarin pagi demamnya Dafa tambah naik. Tante sama om ambil keputusan untuk Dafa opname aja."

Dasva|END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang