Niken mengedarkan pandangannya ke sekeliling mencari asal suara yang memanggilnya dan ternyata itu Siska, sahabat baiknya dari mereka kecil. Niken berjalan menghampiri temannya itu yang dari tadi melambaikan tangannya.
Saat sudah mendekat, Siska heran dengan raut wajah Niken yang tak enak dipandang. Siska tebak pasti masalah yang sama. "Lo kenapa cemberut gitu, pasti gara-gara perjodohan lagi kan."
"Menurut lo?"
"Makanya lo itu cari pacar gue kan udah sering bilang sama lo, lo sih keras kepala!"
Niken hanya memutar bola matanya dia juga bingung kenapa sampai sekarang dia belum ada niatan untuk pacaran padahal banyak yang menyatakan perasaan padanya tapi semuanya ditolak. Niekn merasa belum ada yang cocok. Ditengah-tengah mereka yang sedang mengobrol, Niken memandangi cewek-cewek di sekolah yang berlarian keluar.
"Cewek-cewek ngapain tuh pada lari keluar?" tanya Niken dengan tatapan bingung seraya menggaruk tengguknya yang tak gatal.
Siska menghembuskan nafas sambil memutar bola matanya. "Yaelah Ken, kayak murid baru aja lo masak gak tahu mereka pada lari keluar itu kenapa."
Niken mengangkat sebelah alisnya. "Lah, emang kenapa?" tanya Niken.
Siska cengo, ia menepuk jidatnya pelan. Kenapa sahabatnya itu tak tahu alasannya, "Ampun deh Ken."
"Siapa lagi kalau bukan Bima Ardian Surya Pradana cowok tertampan dan idola semua cewek disini," lanjut Siska dengan mata berbunga-bunga.
"Cih! Semua cewek lo bilang sorry ya gue mah nggak!" jawab Niken tegas.
Pradana? Ya marga itu adalah marga keluarga terkaya no 1 se Indonesia dan Jerman dengan marga keluarganya yaitu Wijaya banyak yang bilang Keluarga Pradana dan Wijaya couple sweet. Tapi Niken saja tidak mengungkapkan identitasnya bahwa ia adalah anak dari Keluarga Wijaya makanya satu sekolah tidak ada yang tau kecuali Siska, Alfin, juga hanya 1 atau 2 guru saja termasuk kepala sekolah.
Emang Niken akui Bima memang ganteng tapi menurut dia itu hanya topeng karena bagi Niken, Bima adalah orang ternyebelin yang Niken kenal.
"Serah lo deh Ken!" Siska menghembuskan nafasnya kasar, ia mengalihkan pandangannya.
"Eh-eh Ken musuh lo dateng tuh sama saudara lo." Siska menunjukkan kepada Niken dengan mengangkat kepalanya.
Niken menengok kebelakang mengikuti arah sorotan Siska. Dilihatnya dua orang cowok yang berjalan menuju dirinya. Dialah Bima dan saudaranya Alfin, mereka berdua memang sudah bersahabat lama. Saat sudah mendekat Bima yang sedang berjalan menatap tajam Niken dan begitupun sebaliknya. Tiba-tiba Alfin membisiki "Ehem jangan dilihatin terus entar naksir loh."
"Alfin!!!" teriak Niken dengan nada marah. Alfin hanya tertawa bahagia melihat saudaranya itu yang selalu dijahilinya.
***
Niken berjalan menuju kelas yang dibelakangnya diikuti oleh Siska. Saat Niken sedang diambang pintu tiba-tiba ada gumpalan kertas mengenai mukanya. Raut wajah Niken berubah menjadi merah padam. Ia pun mendongakkan kepalanya dengan mata melotot pada siswa yang ada di dalam kelas, "Siapa yang barusan lempar?" tanya Niken.
Suara berat mengalihkan pandangan Niken membuat Niken memandangnya ketus. "Gue, kenapa?"
"Bakal ada pertempuran lagi nih."
Nikenpun berjalan mendekati Bima yang duduk santai dengan kaki kanan ditompangkan di kaki kirinya dengan muka tanpa dosa. "Eh Bim lo sengaja ya," sambil nunjuk ke Bima.
Bima berdiri dan nunjuk ke jidatnya Niken, "Eh Ken ini masih pagi ya gue gak mau ribut sama lo, gue gak sengaja siapa suruh lo berdiri disitu."
Niken pun tak terima, ia berkacak pinggang di depan Bima, "Eh cowok songong terus gue masuk kelas lewat mana?"
Bima duduk kembali ke posisi semula dengan tangan disilangkan didepan dada membuang mukanya. "Lo kan tomboy tinggal panjat jendela aja kok susah."
Melihat Niken semakin emosi, akhirnya Alfin mengangkat suaranya menghentikan adu mulut mereka kalau nggak mereka bakal ribut terus. "Udah-udah gak usah diterusin lagi."
Sudah direvisi
Yang penasaran kan ikuti terus ya
Author ucapin terima kasih banget bagi yang sudah membaca dan memberi vote
KAMU SEDANG MEMBACA
BimaNiken✔
Dla nastolatkówCerita Masih Lengkap {TAHAP REVISI} [FOLLOW SEBELUM BACA] ~BUDAYAKAN VOMENT~ Jangan irit-irit . . . [...] HAPPY READING Sekalinya musuh tetap aja musuh!! Tapi tak ada yang menyangka kebencian mereka malah membuat mereka semakin dekat dan akhirnya se...