44|Dia Dalangnya

121 7 0
                                    

Didalam gedung tua Bima, Alfin dan juga Roy berada, sudah 15 menit yang lalu mereka disana dan Roy yang sudah tak bisa menahan emosinya langsung memukuli pelaku habis-habisan. Sedangakan Bima dan Alfin hanya diam melihat Roy.

"Lo boleh pukul tapi jangan sampai mati! Goblok!! Ntar kita gak tau dalangnya" umpat Bima pada Roy karena melihat pelaku tersebut sudah lemas dan tak bertenaga juga berlumuran darah akibat pukulan Roy.

"Ck!" Bima bercedik kesal karena Roy masih tetap memukul si pelaku tanpa ampun, "Fin tahan Roy, dia masih emosi biar gue introgasi dia." ucapnya tanpa ekspresi menghampiri Roy dan si pelaku juga Alfin langsung menarik Roy menjauh dari Bima dan si pelaku.

Roy berusah melepaskan dirinya dari Alfin membuat Alfin sedikit kesusahan. "Cukup Roy!! Cukup!! Sadar woy!!" ucap Alfin teriak dan akhirnya Roy sedkiti tenang.

Bima berjongkok didepan sang pelaku yang sudah tak berdaya. "Kasih tau gue siapa yang nyuruh lo?" tanya Bima membuat si pelaku menatap Bima dengan sendu.

Tak kunjung menjawab membuat Roy kembali emosi dan hendak menghampirinya tapi Alfin sudah lebih dulu menahannya. "Jawab anjing!!"

"Jawab atau keluarga lo mati kelaparan" ancam Bima kepada si pelaku seketika raut wajahnya berubah saat mendengar penuturan Bima. Memang Bima sudah mengorek informasi tentang pelaku dan keluarrganya.

Pelaku menatap Bima memohon, "Saya bakal jawab tapi jangn libatkan keluarga saya, saya mohon." Jawaban tersebut membuat Bima tersenyum miring, ia pun menoleh kepada Alfin dan Alfinpun angsung menganggukan kepalanya kemudian mengeluarkan handphonenya dan memulai merekam suara. Memang ini sudah direncanakan oleh mereka saat akan menuju ke sini.

Bapak tersebut sedikit ragu ketika akan menjawab tapi taapan Bima membuat nyali bapak tersebut menciut. "Non Bella yang menyuruh saya" jawabnya dengan cepat.

Refleks Bima langsung terkejut begitupun Alfin dan juga Roy yang mendengar penuturan bapak tersebut.

"Bella? Issabella Devano?" tanya Bima memastikannya dan bapak tersebut langsung menganggukan kepalanya, "Iya."

"Saya disuruh Non Bella buat nabrak Niken"

Bima tak habis pikir dengan Bella, Bella benar-benar sudah berubah, Bella tak main-main dengan ucapannya yang akan mencelakai Niken.

"Bapak ada buktinya?"

"Ada non Bella kirim pesan sama saya bukti transfer uang" jawab bapak tersebut gugup.

Dengan cepat Bima mengulurkan tangannya, "Handphone bapak." Bapak tersebut sedikit takut melihat tatapan Bima dan akhirnya ia menyerahkan ponselnya pada Bima dan dengan sengera Bima mengecek pesan masuk dan trnyata benar jika Bella transfer uang kepada bapak ini.

"Sekarang bapak ikut saya."

Mereka langsung kembali ke rumah sakit. Didalam mobil Alfin tengah sibuk menyetir yang disebelahnya ada Roy sedangkan Bima duduk dikursi belakang bersama pelaku. Karena jika Roy yang ada dibelakang bersama pelaku, mungkin pelaku hanya tinggal nama.

Clik!! Pintu ruangan Niken terbuka membuat yang ada didalamnya menoleh mendapati Bima, Alfin dan juga Roy dengan muka sedikit babak belur. Sedangkan pelaku mereka serahkan pada suster agar diobati terlebih dahulu. Pelaku tidak akan mungkin kabur karena ia ingat ancaman Bima pada keluarganya.

Bima langsung menghampiri Niken yang sedang duduk disofa bersama Siska dan juga Clora karena mereka baru dari ruangan Nessa.

"Siapa dalangnya?" tanya Niken yang langsung to the point.

"Bella." Jawaban Bima membuat Niken, Siska dan Clora terkejut. Setelah Niken tau, emosinya menggebu-gebu. Ia hendak berdiri tapi tangan Bima langsung menahannya.

BimaNiken✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang