Pukul 3 sore mereka memutuskan untuk pulang. Mereka berjalan kaki menuju ke parkiran mobil yang tentunya membutuhkan waktu 3 jam. Mereka beristirahat sejenak saat sudah sampai dibawah.
Melihat langit sudah mulai gelap dan waktu juga menunjukkan pukul 6 sore, mereka menaiki mobil dan langsung saja mobil Bima melaju menyapu jalanan diikuti mobil Alfin.
Perjalanan mereka cukup jauh melihat hari sudah malam di dalam mobil Bima, Roy yang sedang menyetir mengangkat suara. "Udah malam mending kita nginep di hotel aja gimana?" tanyanya melirik ke Bima lewat kaca yang ada di dalam mobil.
Bima langsung menganggukkan kepalanya. "Gue pesen hotel dulu." Nessa langsung memberi kabar Alfin, jika mereka akan bersinggah ke hotel dahulu
Niken melihat Bima sedang berkutat dengan ponselnya yang sedang memsan kamar. Seketika Niken mengangkat alisnya heran karena Bima memesan 5 kamar yang cukup besar dengan fasilitas mewah. Yang membuat Niken heran kenapa harus 5 kamr jika satu kamar saja luas dan cukup besar.
"5 kamar?" tanyanya menatap Bima
"Iya satu kamar 2 orang"
"4 juga cukup Bim, kamarnya kan luas."
Namanya juga orang kaya bebas mau pesan berapa kamar dengan fasilitas yang mewah, mereka tidak keberatan sama sekali. Orang kaya mah bebas.
"Nggak" tolak Bima membuat Niken berfikir menghitung jumlah dari mereka. Setelah menghitung ia kembali menatap Bima.
"Cewek ganjil, jadi ada yang sendiri"
Jawaban Bima membuat Niken semakin bingung. Perasaan ia sudah hitung dengan benar. Dan ia yakin jika jumlah cewek dari mereka ganjil dan itu artinya ada yang tidur sendiri, tapi kenapa jawaban Bima kebalikanya, "Cewek gak ada yang sendiri."
"Lah bisanya?"
"Alfin sama Roy, Kenzie sendiri. Terus Siska sama Nessa, Clora sama Bella." Jawabnya dengan suara lirih hanya Niken yang dengar. Roy dan Nessa sedang asik bercanda.
Niken mengangkat salah satu alisnya mempunyai firasat tak enak, "Jadi?"
Bima menghembuskan nafas kemudian merubah posisinya bergeser sedikit menatap Niken lekat-lekat memajukan sedikit wajahnya dengan refleks Niken memundurkan wajahnya tapi dengan sigap tangan Bima menahan kepala Niken.
"Kamu sama aku."
Raut wajah Niken berubah mendengar jawaban Bima. Melihat perubahan raut wajah Niken, Bima tersenyum. "Aku tau batas Ken" ucapnya meyakinkan Niken.
"Jangan aneh-aneh" jawab Niken sedikit gugup karena Bima lebih memajukan mukanya dan beralih ke telinga Niken dan berbisik. "Gak kok paling cuma cium sama peluk doang selebihnya nanti kalau udah sah"
Blam seketika wajah Niken memerah dan jantung Niken berdegup kencang, keringatnya pun bercucuran dan nafas pun tak beraturan.
"Masih ada orang" protes Nessa dan Roy serentak melihat muka Bima disamping muka Niken dari kaca. Memang posisi Bima seperti akan mencium Niken.
Bimapun kembali ke posisi awalnya tersenyum melihat Niken yang salting setelah mendengar jawaban darinya.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sampai di hotel. Mereka berjalan beriringan memasuki hotel. Saat sampai didepan pintu hotel merka sudah disambut dengan ramah oleh pelayan hotel.
"Selamat datang tuan Bima."
Pelayan itu langsung memberikan kunci kamar kepada Bima. Setelahnya dia pergi sambil menundukkan kepalanya.
Bima menyerahkan kunci kamar kepada Alfin, Kenzie, Siska dan juga Clora, "Satu kamar 2 orang, cuma yang Kenzie sendiri." Alfin yang mendengar ucapan dari Bima langsung menatapnya heran. "Terus lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BimaNiken✔
Ficção AdolescenteCerita Masih Lengkap {TAHAP REVISI} [FOLLOW SEBELUM BACA] ~BUDAYAKAN VOMENT~ Jangan irit-irit . . . [...] HAPPY READING Sekalinya musuh tetap aja musuh!! Tapi tak ada yang menyangka kebencian mereka malah membuat mereka semakin dekat dan akhirnya se...