47|Jangan Pergi

150 6 0
                                    

"Bima kecelakaan"

Deg

Dua kata empat belas huruf itu berhasil membuat Niken diam tak berkutik, sampai-sampai ia menjatuhkan handphone miliknya dan setetes air mata jatuh kebawah membasahi pipinya. Apa yang barusan Niken dengar bagaikan disambar petir disiang hari. Jantungnya seakan berhenti berdetak, darahnya seakan berhenti mengalir saat ia mendengar kabar buruk tersebut dari Siska. Jadi pertanda tadi bermaksudkan ini, pikir Niken

"Halo ken niken" panggil siska diseberang sana.

Niken langsung berlari kebawah menuruni tangga, ia sempat berpapasan dengan Nessa. "Mau kemana lo?" tanya Nessa.

Tapi Niken tak menjawabnya, ia malah berjalan menuju kebagasi menaiki mobilnya dengan keadaan panik sekaligus khawatir akan keadaan Bima sekarang.

Sedangkan Nessa yang melihat Niken buru-buru berjalan keluar sempat bingung tapi ia hanya mengedikkan bahu tak memperdulikannya. Ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya tapi saat didepan kamar Niken ia melihat darah didepan pintu kamar Niken, akhirnya Nessa memasuki kamar Niken dan melihat handphone Niken yang tertinggal tergeletak di bawah dan saat itu ada pesan dari Siska. Nessa melihat ada banyak pesan dari Siska. Karena penasaran ia pun membaca pesan dari Siska.

From : Siska

Ken

Lo baik baik aja kan

Niken

Ken

P

Jangan bikin gue panik Ken

12+

To : Siska

Ini gue Nessa tadi gue tanya dia mau kemana dia malah diam buru-buru kayaknya

From : Siska

Mending sekarang lo kejar Niken gue takut dia kenapa-kenapa

To : Siska

Why?

From : Siska

Bima kecelakaan

Nessa sempat terkejut setelah mendapat pesan itu dari Siska, tak mau membuang waktu lagi Nessa langsung menuju ke bagasi mengendarai mobilnya menyusul Niken.

***

Sesampainya Niken di rumah sakit ia langsung barlari menuju ke ruag icu, disana ia melihat ada Alfin, Siska dan juga Roy.

"Niken" panggil Siska saat melihat kedatangan Niken membuat Alfin dan Roy menoleh.

"Mana bima?? Mana bima??" tanya Niken sedikit teriak karena panik.

"Didalam"

"Kenapa bisa?? Jawab gue!! Kenapa bisa Bima kecelakaan!?" tanya Niken sedikit teriak dan meneteskan air matanya kepada Alfin sambil memegang kerah baju milik Alfin dan akhirnya Alfinpun menceritakan semua kejadiannya membuat Niken tak percaya.

Deg

'Apa? Gue dijadiin bahan taruhan! Dasar kenzie bajingan' batin niken emosi

Niken sudah sangat emosi, ia mengumpat pada Kenzie, "Gue harus ketemu Kenzie! Dasar bajingan."

Niken sempat bangkit dari tempatnya dan berniat akan menemui Kenzie, tapi Siska sudah lebih dulu menahan Niken. Tapi Niken bersikekuh, ia menghempaskan tangan Siska dan berjalan meningglakan mereka. Bertepatan dengan itu Nessa datang dan melihat Niken berjalan menuju kearahnya dengan wajah yang sudah merah padam.

"Mau kemana lo?" Tanya Nessa menahan Niken.

"Minggir."

Niken sempat akan menghempaskan tangan Nessa, tapi Nessa lebih dulu memegang erat kedua lengan Niken menghalangnya agar tak bisa pergi. Nessa menatap mata Niken yang terus-menerus meneteskan air matanya dan wajah yang menahan emosi.

"Lo harus kuat Kak, Bima masih ditangani oleh dokter. Lo jangan sedih." Ucap Nessa sedikit teriak membuat Niken semakin terisak. Nessapun memeluk Niken mencoba menenangkannya. Merekapun mendekati Alfin, Siska, dan juga Roy yang masih menatap mereka.

"Tante Ranti udah dikabarin?" Tanya Nessa yang masih setia memeluk Niken yang sedang menangis. Dan dianggukin oleh Alfin.

"Bim jangan pergi!! Jangan tinggalin gue!!" gumam Niken pelan yang masih terdengar jelas oleh Nessa dan akhirnya mengelus kepala Kakaknya.

Selang beberapa menit Mama dan Papanya Bima datang, berjalan menemui mereka yang masih duduk menunggu kabar dari dokter.

"Alfin mana Bima?" tanya Tante Ranti panik akan keadaan putranya.

"Masih di dalam tante."

Tante Ranti terisak mendengar kabar buruk yang menimpa putra dari Alfin, ia berjalan menghampiri Niken yang sedang duduk mentap kedepan kosong. Niken tak sadar jika Tante Ranti duduk disebelahnya dan memeluk Niken, "Niken kamu harus kuat nak berdoa lah." Niken langsung sadar dan membalas pelukan Tante Ranti, ia kembali terisak.

Pintu ruangan terbuka membuat semuanya berdiri monoleh ke pintu menatap dokter yang baru saja keluar.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Herry

"Pasien mengeluarkan banyak darah kita membutuhkan donor darah. Sayangnya golongan darah pasien merupakan golongan darah langka jadi susah ditemukan pemilik golongan darah seperti pasien." Tante Ranti kembali memeluk Niken yang menangis kembali. Memang dikeluarganya yang golongan darahnya seperti Bima hanya kakeknya. Tapi sayangnya kakeknya sudah tiada.

***

Didalam sebuah ruangan Niken dan semuanya berada, hampir setengah jam Niken duduk ditepi ranjang Bima menggenggam tangannya berharap Bima segera bangun setelah transfusi darah. Ya, Bima sudah mendapatkan donor darah dari seseorang yaitu teman Bima dulu yang tak lain dan tak bukan Bella. Isabella Devano.

Flashback on

Mereka semua sedang berusaha mendapatkan cara agar Bima bisa mendapatkan darah yang cocok untuknya. Herry juga sudah memberitahu bawahannya agar mencarikan seseorang yang golongan darahya cocok untuk putranya, ia akan bayar berapapun.

Saat mereka sedang gusar datanglah seseorang yang mereka kenali. Dia adalah Bella, Isabella Devano membuat Niken yang melihatnya muak. Ia masih belum bisa menerimanya saat dulu ia pernah membuat Nessa kecelakann. Walaupun sekarang Bella dan keluarganya sudah tak kaya seperti dulu.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Siska yang sejujurnya ia juga masih benci dengan Bella.

"Mungkin gue bisa bantu." Bella menundukkan kepalanya tak menatap Siska. Ia berjalan mendekati Niken yang membuang mukanya tak mau menatap Bella.

"Gue mau minta maaf Ken sama lo. Gue tau gue salah. Gue udah kelewat batas. Maafin gue Ken." Ucap Bella yang masih menundukkan kepalanya, malu menatap Niken. Ia sempat ingin bersujud pada Niken tapi Niken langsung menahannya. Sungguh Niken juga tak tega melihat Bella. Niken tersenyum tipis menganggukan kepalanya. Refleks Bella langsung memeluk Niken.

Bella melepaskan pelukannya, "Gue bersedia donor darah gue buat Bima karena kebetulan darah gue juga sama kayak dia." Memang Bella sempat mendengar kabar jika Bima kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Makanya Bella langsung pergi ke rumah sakit menemuui Niken.

Niken sempat akan berucap tapi Bella sudah terlebih dahulu memotongnya. "Gue mohon. Biar gue yang donorin darah buat Bima. Seenggaknya dengan cara ini gue bisa minta maaf dengan Bima karena pernah hampir buat lo kecelakaan. Dan gue nggak akan ganggu kalian lagi. Gue bakal pergi jauh dari kalian. Tapi sebelum itu, gue juga mohon Ken, bilang sama Bima kalau gue bakal berubah jadi Bella yang dulu dia kenal. Gue janji." Niken cukup ragu dengan Bella, tapi ia melihat ketulusan dari mata Bella dengan terpaksa ia mengganggukan kepalanya.


Udah gue publish nih!! Buat kalian para readers jangan lupa voment, minta dilanjutin aja gue udah seneng loh sebenarnya.

Tinggal berapa part lagi tamat loh. Ayo dong please kalian voment!!!

BimaNiken✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang