48|Tanpa Bima

215 9 0
                                    

Lima belas bulan telah berlalu tidak membuat Niken kembali tersenyum. Lima belas bulan pun Bima belum tersadar dari komanya. Niken seakan sudah tiada lima belas bulan yang lalu. Niken menjadi sosok yang dingin, pendiam dan mengurung dirinya selama lima belas bulan ini.

Soal Kenzie dan Bella? Kenzie dipenjara selama 2 tahun dan Bella ia benar-benar menghilang setelah mendonorkan darahnya pada Bima.

Sudah sering kali Nessa, Siska, Clora, Alfin, dan juga Roy mengobrol dengan Niken, mengembalikan semangat Niken. Tapi itu semua sia-sia. Niken memang ada bagi mereka tapi, jiwanya tiada seakan ikut Bima di sana. Niken menjalankan aktifitasnya seperti biasa, berangkat sekolah seperti biasa dengan penampilan sedikit acak-acakan karena sering mengurung diri di kamarnya, setelah itu langsung ke rumah sakit menemani Bima sepanjang hari. Niken hanya menangis dan menangis.

"Ken lo gak boleh kayak gini terus, mana Niken yang gue kenal." Ucap Siska menyadarkan Niken dari lamunannya. Saat ini mereka sedang berada di kamar Niken. Mereka merasa sangat iba dengan penampilan Niken. Rambut yang acak-acakan, mata yang sembab dan ia cukup kurus semenjak lima belas bulan ini.

"Besok hari kelulusan kita, masak lo kayak gini sih." Memang benar apa kata Clora, jika besok adalah hari kelulusan bagi mereka setelah empat hari menempuh ujian nasional. Mereka semua lulus termasuk juga Bima. Ya, Bima diluluskan karena ia murid pintar bisa dibilang jenius melihat prestasi dan pencapainnya selama ini sangat baik dan juga terakhir ia mendapatkan juara 2 lomba fisika dengan Niken tahun kemarin.

Niken masih terdiam menghiraukan mereka, tapi akhirnya ia menatap mereka sekilas karena Alfin membuka suara.

"Ken, kalo lo sayang sama Bima. Lo harus bangkit jangan terpuruk terus kayak gini. Bima juga sedih liat lo kayak gini. Kalau lo mau Bima cepat sadar lo harus bangkit Ken biar Bima juga senang liatnya."

Setetes air matanya turun membasahi pipinya dan tak lama Niken kembali terisak membuat Nessa, Siska, Clora memeluk Niken. Mereka ikut sedih melihat Niken seperti ini.

"Gue mohon Kak, lo jangan kayak gini." Ucap Nessa ditengah tangisannya.

'Bangun Bim. Aku mohon' batin Niken

***

Cafe's Wijaya mereka berada. Setelah acara di sekolah selesai, mereka langsung menuju ke Cafe's Wijaya. Ada sedikit perubahan dari Niken, ia sudah mulai berbicara kembali walaupun hanya sekadarnya saja.

"Nah gini dong jangan cuma diam aja, kan kita juga yang seneng." Ucap Siska karena melihat Niken banyak senyum. Niken hanya senyum untuk menanggapinya. Melihat senyuman Niken, Siska memeluknya diikuti Nessa dan juga Clora. Alfin dan Roy? Mereka ikut senang melihat Niken kembali ceria, mereka berharap Bima bisa cepat bangun.

***

Satu minggu kemudian, dan tepat di hari ini pernikahan Nessa dengan Roy dan juga Siska dengan Alfin. Niken sudah ceria kembali selama satu minggu ini. Niken banyak tersenyum, itu semua berkat saudara dan sahabatnya yang selalu mendukungnya.

Acara pernikahan mereka berjalan dengan lancar. Niken ikut bahagia, walaupun ia belum bisa menikah. Tapi ia yakin Bima pasti akan bangun. Clora terus disamping Niken selama acara pernikahan. Ia memastikan Niken tidak melamun dan terus bahagia.

"Selamat ya." Ucap Niken pada Nessa dan juga Siska. Merekapun berpelukan. Nessa dan Siska sedih, seharusnya Niken juga menikah tapi Bima belum juga sadar.

"Niken kamu yang sabar ya." Ucap Ranti memeluk Niken mengelus kepala Niken. Setetes air mata jatuh. Ia merasa kasihan pada Niken, karena ia juga tahu dari Alfin jika Niken selalu mengurungkan dirinya. Niken hanya mengganggukan kepalanya menanggapi Ranti, Mamanya Bima.

BimaNiken✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang