15. Radius.

199 28 18
                                    

Sudah tiga hari sejak terakhir Ara bertemu Sungjae. Bertemu Sungjae dan menyemprot pemuda itu lebih tepatnya. Sejak saat itu, Ara tidak pernah menyapa Sungjae lagi jika mereka berpapasan. Begitu juga dengan Sungjae, yang justru membuat Ara uring-uringan sendiri. Kok kayaknya Sungjae tenang-tenang saja sih?!

Padahal Ara rasanya harus berusaha setengah mati untuk tidak memanggil nama pemuda itu jika ia melihatnya. Bukan, Ara bukan mau ngobrol atau menyapanya. Ara malah ingin kembali ke masa-masa dimana mereka saling mengejek, mengganggu satu sama lain, mengolok-olok.

Ara yang selalu bersikap ketus dan kata-kata Sungjae yang selalu bisa membuat Ara emosi. Itu lebih baik daripada diam-diaman nggak jelas seperti ini.

"Ah, jadi nggak konsen kan!" Ara menekan tombol spasi pada laptopnya, membuat film yang sedang ia tonton berhenti. Ara cemberut. Moodnya langsung rusak.

Ia memutuskan untuk keluar kamar, mengambil sisa lasagna yang ada di kulkas dan menghangatkannya. Seperti biasa, Ara sendirian di rumah. Aru sibuk kerja, dan libur kuliah Ara juga masih sisa beberapa hari sebelum gadis itu benar-benar kembali sibuk.

Ara memutuskan untuk makan siang di teras, siapa tau makan ditemani angin sepoi-sepoi bisa membuat moodnya jadi lebih baik.

"Haha, iya sama-sama. Lain kali kalo butuh bantuan gue, bilang aja ya."

Ara menengok ke arah suara ramah yang menyapa telinganya itu, dan mendapati Sungjae sedang berdiri di depan pagar, bicara dengan seorang perempuan. Mata Ara langsung menyipit, memperhatikan dengan seksama.

Ara tidak tahu siapa perempuan yang sedang bicara dengan Sungjae, tapi jelas sekali Sungjae sedang tertawa ketika bicara dengan gadis itu. Sesuatu yang sudah beberapa hari ini tidak Ara lihat.

"Dih, sama cewek lain aja ketawa-ketawa," gumamnya sembari mengunyah. Ara terus menatap keduanya tanpa berkedip, sampai gadis itu pergi dan Sungjae berbalik masuk ke dalam rumah. Tatapan mereka bertemu, dan Ara buru-buru melengos.

Yah, ketauan nggak ya gue lagi ngeliatin dia, batin Ara. Dari sudut matanya, Ara bisa melihat Sungjae masih berdiri di tempatnya, menatap Ara. Meski begitu, tidak berapa lama kemudian Sungjae berjalan masuk ke dalam. Tidak ada sapaan, tidak ada panggilan iseng seperti biasanya.

Ara mendengus keras. Bukannya membaik, moodnya malah makin anjlok. Ara membanting sedikit piring berisi lasagna itu di atas meja.

"Dia ada masalah apa sih sama gue!" Ara misuh-misuh sendiri. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada chat masuk. Masih cemberut, Ara mengambil ponselnya dan membuka notifikasi WA itu.

Ekspresi Ara perlahan berubah lebih ceria saat membaca chat. Ara bersiul-siul sambil mengetikkan balasannya.

Ok, nanti malem gue dateng.

Sent.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
120 KM/JAM [Yook Sungjae Special] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang