Ara asyik scrolling timeline Twitternya sambil menunggu Sungjae. Sesekali Ara mendongak dan menengok ke kanan-kiri lobby tempatnya duduk, memperhatikan orang-orang di sekitarnya yang juga sedang melakukan hal yang sama, menunggu interview kerja selesai. Ada dua orang ibu-ibu di depan Ara, dan seorang perempuan yang terlihat seperti businesswoman dengan blazer dan rok hitam disetrika licin, tampak sibuk bicara di telpon.
"Baik pak, nanti saya segera email rekap laporan keuangan bulan ini," ujar mbak-mbak businesswoman itu dengan nada yang lugas. Ara terdiam melihatnya. Nantinya Sungjae akan menjadi salah satu di antara mereka—jika ia diterima bekerja di perusahaan ini. Membayangkan Sungjae mengenakan kemeja dan dasi seperti Aru membuat Ara cengar-cengir sendiri.
"Heh," tepukan di kepala Ara membuat gadis itu mendongak kaget. "Cengengesan aja... Mikirin gue?"
Sungjae berdiri di hadapannya, tangannya memegang gulungan kertas yang tadi ia gunakan untuk menepuk kepala Ara. Pemuda itu duduk di samping Ara yang manyun. Tapi sejurus kemudian ekspresi Ara berubah penasaran.
"Gimana interviewnya?! Lancar?"
Mendengar pertanyaan Ara, Sungjae semakin menenggelamkan diri di sofa, menghela napas panjang dan memejamkan matanya.
"Nggak tau deh, Ra," jawab Sungjae malas. Ara mengernyit.
"Kok nggak tau sih??"
Sungjae mengangkat bahunya. "Ya emang nggak tau. Gue merasa santai-santai aja tadi di dalem, tapi feeling gue nggak enak."
Ekspresi Ara berubah, ia menggigiti bibirnya melihat Sungjae yang lemas begitu. Sungjae menatap Ara yang tidak bersuara. Melihat wajah Ara membuat Sungjae nyengir sedikit.
"Muka lo kenapa, khawatir banget sama gue ya?"
Ara mengangkat satu alisnya. "Ya menurut lo? Kan lo bilang ini satu-satunya chance lo, dan lo juga udah prepare buat interview hari ini... Gue jadi kepikiran."
Ganti Sungjae yang mengangkat kedua alisnya. "Kenapa jadi lo yang kepikiran? Nggak papa kali, Ra. Kalo emang nanti gue nggak diterima disini, ya udah emang begitu jalannya."
"Terus nanti harus cari kerjaan lagi dong?" tanya Ara. Sungjae mendengus tertawa, membetulkan posisi duduknya.
"Iyalah. Job seeker emang begini hidupnya, Ra. Nanti juga lo ngerasain," kata Sungjae sambil menyentil hidung Ara. Gadis itu bersungut-sungut sambil mengusap hidungnya.
"Masih lama kali," gumamnya membuat Sungjae nyengir. Sejurus kemudian pemuda itu mendesah Ia bangkit dari duduknya dan mengacak rambut Ara.
"Makan yuk? Laper," kata Sungjae disambut senyuman dan anggukan Ara. Ara sudah akan berdiri ketika tangan Sungjae terulur di hadapannya, membuat Ara terdiam sejenak dan melirik pemuda itu.
"Bangun," ujar Sungjae singkat sambil berdeham, membuat Ara mengulum bibirnya menahan senyum. Masih aja sok cool nih orang.
Ara meraih tangan pemuda itu dan berdiri, membiarkan tangannya tetap berada di genggaman Sungjae sembari mereka berjalan keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
120 KM/JAM [Yook Sungjae Special] ✔
Fanfiction[Birthday Project: Yook Sungjae] Ketika Ara, gadis galak yang hobi kebut-kebutan itu bertemu Sungjae, pemuda dengan kepribadian dingin-tapi-hangat yang mampu 'menenangkan' Ara. Sebaliknya, kehadiran Ara dalam hidup Sungjae membuat pemuda cuek yang t...