Hyuk menatap Ara di hadapannya yang terlihat benar-benar clueless.
"Dia... dia bener-bener nggak bilang ke lo, Ra?" gumam Hyuk lebih kepada dirinya sendiri.
Tiba-tiba saja sekelebat ingatan muncul di kepalanya. Ingatan tentang Sungjae, yang semalam pulang ke rumah dengan kondisi... sangat berantakan.
*
Hyuk yang sedang menonton televisi terlonjak kaget ketika mendengar suara pintu depan terbuka tiba-tiba. Pemuda itu berdiri dan melongok, mendapati Sungjae sedang berdiri di depan pintu, tidak bergerak sama sekali.
"Woy?" panggil Hyuk yang tidak digubris oleh Sungjae. Hyuk mengernyit, lalu berjalan menghampiri Sungjae. Ia menepuk bahu pemuda itu, menyadarkan Sungjae yang ternyata sedang melamun.
"Kenape lu?" tanya Hyuk. Sungjae menatap Hyuk cukup lama, tidak menjawab. Sampai akhirnya ia hanya mengangkat bahu dan berjalan masuk. Hyuk yang ditinggalkan di depan otomatis mengerutkan dahinya, merasa heran dengan sikap Sungjae.
"Dari mana, Jae? Udah makan?" kata Hyuk, akhirnya mengikuti langkah Sungjae ke dalam rumah. Lagi-lagi Sungjae tidak menjawab, pemuda itu hanya menjatuhkan diri di sofa depan televisi. Matanya menatap layar tanpa ekspresi.
"Cuy, lo gue tanya dari tadi kok diem aja. Kesambet?" komentar Hyuk yang kali ini duduk lesehan sambil bersandar di sofa. Tapi sejurus kemudian Hyuk mulai paham.
"Oh, abis jalan sama Ara ya?" tanyanya lagi, nada suaranya memelan. "Gimana? Udah bilang?"
Sungjae bereaksi ketika mendengar nama Ara. Ia berjengit, matanya melirik Hyuk secepat kilat dan kembali lagi ke arah televisi.
"Ara.." gumamnya menyebutkan nama gadis itu. Hyuk masih menunggu, memperhatikan Sungjae yang terlihat makin aneh. Hyuk sadar, ada yang tidak beres dengan pemuda itu.
Sungjae menyandarkan punggungnya ke sofa, menatap langit-langit di atasnya sambil menghela napas panjang.
"Jae?" panggil Hyuk lagi, mulai khawatir. "Aman?"
Sungjae mengangkat satu tangannya dan memijat pangkal hidungnya sambil tidak berhenti menghela napas panjang. Tiba-tiba ia mendesis pelan dan mengacak-acak rambutnya seperti frustrasi. Pemuda itu menegakkan punggung lagi, lalu menundukkan kepalanya di antara kedua lutut, dengan kedua tangannya yang terus mengacak-acak rambut.
Di mata Hyuk, kelakuan Sungjae saat ini persis orang gila.
Hyuk sudah akan bicara lagi, ketika tiba-tiba Sungjae mendongak dan menatap pemuda itu. Kedua mata Sungjae memerah. Ekspresinya yang hampa membuat Hyuk yakin 100%; ada yang salah dengan Sungjae.
"Gue tidur dulu," ujarnya datar lalu bangkit berdiri. "Besok bangun pagi."
Hyuk tidak bicara lagi, dan hanya menatap punggung Sungjae kebingungan.
*
Rasanya potongan puzzle mulai terbentuk dengan munculnya Ara di hadapan Hyuk saat ini. Pemuda itu perlahan paham, lalu mengumpat dalam hati.
Dasar bego, makinya sambil memikirkan Sungjae dan matanya yang memerah semalam. Mana tadi pagi belagak nggak ada apa-apa. Bego banget.
"Bang? Bang Hyuk!" panggil Ara keras, membuat Hyuk yang sibuk mengumpati Sungjae dalam hati tersentak dan kembali ke kenyataan.
"Ha? Apa?" ujarnya kaget. Ara mengertakkan giginya jengkel.
"Tadi mau ngasih tau apa?? SUNGJAE MANA?"
KAMU SEDANG MEMBACA
120 KM/JAM [Yook Sungjae Special] ✔
Fanfiction[Birthday Project: Yook Sungjae] Ketika Ara, gadis galak yang hobi kebut-kebutan itu bertemu Sungjae, pemuda dengan kepribadian dingin-tapi-hangat yang mampu 'menenangkan' Ara. Sebaliknya, kehadiran Ara dalam hidup Sungjae membuat pemuda cuek yang t...