Pict: rumah Helios dan Helen
*
Sudah 15 tahun, Dewa Hades dan Dewi Hestia tidak pernah menemui kedua anak mereka sejak kejadian itu. Jika saja para Dewi di Olympus tidak iri pada anak bungsu mereka, mungkin sekarang anak mereka masih ada bersama-sama dengan mereka.
Alasan yg sangat konyol menurut Dewa Hades dilontarkan oleh para Dewi disaat Dewa Hades bertanya pada mereka. Saat itu, Dewa Hades sangat marah. Bahkan kemarahannya dapat dirasakan oleh Dewa Zeus, Raja para Dewa
Hanya karena anak bungsu dari Dewi Hestia itu memiliki kecantikan yg sangat luar biasa cantik dengan kekuatan yg sangat dahsyat membuat para Dewi merasa tersaingi. Padahal, anak bungsu Dewi Hestia masih bayi tapi mampu membuat para Dewi merasa iri. Kekacauan yg dilakukan oleh para Dewi itu membuat Dewa Zeus turun tangan.
Hanya dengan mendengar suara petir saja sudah dapat membuat para Dewi merinding apalagi jika petir itu mengenai mereka. Mungkin mereka tidak pantas lagi disebut Dewi jika terkena petir Dewa Zeus.
"Hestia,,"
Saat ini, Dewi Hestia berada di sebuah ruangan yg seperti kamar itu sedang mengamati seisi ruangan. Diruangan itu, terdapat sebuah palungan bayi yg dihias sedemikian cantiknya. Lamunan Dewi Hestia buyar saat suara Dewa Hades memanggilnya
Dewi Hestia menoleh dan mendapati Dewa Hades, suaminya yg baru saja kembali dari alam bawah atau tempat menuju kehidupan atau kematian.
"Kau sudah datang? Bagaimana dengan tugasmu?" tanya Dewi Hestia sambil berjalan mendekati suaminya itu.
"Pekerjaanku tidak banyak. Hanya mengawasi saja,," jawab Dewa Hades sambil memandang isterinya
"Hmm,, begitu,,"
Dewi Hestia berbalik dan kembali berjalan menuju palungan bayi. Dewa Hades hanya memperhatikan gerak gerik isteri tercintanya itu. Dewa Hades dapat merasakan apa yg Dewi Hestia rasakan.
"Hestia,," panggil Dewa Hades saat melihat tangan Dewi Hestia yg mulai menyentuh palungan bayi itu.
"Aku ingin melihat mereka, Hades. Sudah lama sekali bukan,"
Dewa Hades tau. Karena kata itulah yg selalu diucapkan oleh Dewi Hestia jika merindukan kedua anak mereka.
"Aku tau. Inilah saatnya, Hestia. Kita akan pergi menemui mereka."
Dengan cepat Dewi Hestia berbalik dan menghampiri suaminya dengan mata yg berbinar, "Benarkah? Apa kita akan menemui mereka?"
Dewa Hades hanya menganggukan kepalanya
"Tapi, mereka sudah tidak tinggal ditempat itu, Hades. Bagaimana kita bisa menemui mereka?"
Senyuman tipispun disunggingkan oleh Dewa Hades, "Kau tak perlu khawatir, Hestia. Aku tau dimana mereka. Aku sudah meminta ijin pada Dewa Zeus dan Dewa Zeus telah memberi ijin."
"Kau tau?" Dan lagi dibalas anggukan oleh Dewa Hades
"Kalau begitu, ayo kita pergi. Aku ingin sekali melihat mereka" seru Dewi Hestia kegirangan dan mereka pun menghilang saat itu juga.
"Sebenarnya, kita adalah anak,,, Dewa"
Dapat didengar jelas oleh Dewa Hades salah satu anak mereka yakni anak sulung mereka mengatakan bahwa mereka adalah anak Dewa. Dewi Hestia pun dapat mendengar itu bahkan sebelum mereka sampai.
"Ma-maksud ka-kakak, orang tu-tua kita a-dalah De-dewa?!"
Kembali terdengar oleh mereka suara seorang gadis yg tergagap.
"Kau benar, Helen!"
Kata itulah yg pertama keluar dari mulut Dewa Hades saat mereka akan menampakkan diri mereka. Cahaya yg membawa mereka pun perlahan meredup saat mereka sudah sampai disebuah rumah yg bisa dikatakan sederhana namun mewah.
Dua pasang mata menatap mereka dengan terkejut. Manik mata Dewa Hades menatap lurus pada seorang gadis dengan rambut pirang yg tergerai dengan mata abu-abunya yg menambah kesan cantik.
"Halo Helen, Anakku!"
Gadis itu atau Helen menatap terkejut pada Dewa Hades dan Dewi Hestia yg terlihat senang melihat kedua anak mereka sudah berada dihadapan mereka.
"I-ibu?" Helios yg mulai tersadar akhirnya membuka mulutnya yg membuat Helen menatapnya dengan kening mengerut lalu kembali menatap wanita yg dihadapannya
"Ibu?" tanya Helen
"Iya, Helen. Ini Ibu" kata Dewi Hestia dengan langkah pelan berjalan menghampiri Helen yg masih bingung.
Tangan Dewi Hestia perlahan menyentuh wajah Helen yg hanya diam menatap Dewi Hestia. Ada sedikit rasa kagum melihat kecantikan Dewi Hestia.
Apa, apa ini Ibuku? Orang yg melahirkanku?
"Helen, kau harus percaya apa yg aku katakan. Mereka adalah orang tua kita yg selama ini selalu kau tanyakan!" ucap Helios
Dewi Hestia menatap Helios lalu kembali menatal Helen yg masih menatapnya.
"Kau tidak percaya, Helen? Aku adalah Ibumu, sayang!"
"I-ibu? Ka-kau be-nar I-ibuku?" Suara Helen mulai bergetar
Dewi Hestia mengangguk.
"A-apa aku bermimpi? Ba-bagaimana bisa orang tuaku adalah Dewa?"
"Semua memang diluar dugaan, Helen. Tapi itulah kenyataannya. Orang yg berdiri dihadapanmu itu adalah Ibu kita. Orang yg telah melahirkan mu dan aku!" Helios memberikan sedikit penjelasan agar Helen percaya
Perlahan, tangan Helen menyentuh tangan Dewi Hestia. Dan sebuah kejadian dimasa lalu terlihat oleh Helen. Kejadian dimana mereka harus berada disini. Helen kembali menatap Dewi Hestia dan Dewa Hades yg berada dibelakang Dewi Hestia.
Helen pun memeluk Dewi Hestia, "Ibu,,"
Airmata yg sedari tadi dibendung oleh Dewi Hestia akhirnya keluar saat Helen memeluknya. Ada perasaan senang saat Helen memeluknya. Dewa Hades yg melihat itu tersenyum lalu berjalan menghampiri Helios yg berada tak jauh darinya.
"Helios,," panggil Dewa Hades lalu memeluk Helios
"Ayah,,"
"Kau menjaga adikmu dengan sangat baik, Helios" ucap Dewa Hades disela-sela pelukan mereka. Helios melepaskan pelukannya pada Dewa Hades.
Helen pun melepaskan pelukannya pada Dewi Hestia, "Kenapa kalian baru datang?" tanya Helen saat melepaskan pelukannya
"Ada sesuatu yg membuat kami tidak bisa menemui kalian, sayang. Ibu harap kau mengerti" ujar Dewi Hestia
Helen beralih menatap Dewa Hades, "Ayah,," Helen menghambur kepelukan Dewa Hades yg membalas pelukannya.
Setelah acara peluk-pelukan mereka, mereka pun menghabiskan waktu mereka dengan bercerita sampai malam.
Ini yg aku inginkan dari dulu. Keluarga yg utuh.
*Tbc
Akhirnya mereka ketemuan juga yeay^_^
Don't forget to voment ya readers ku tersayang;)Happy reading gaess💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen (Is a God's Daughter) ✔
Fantasy"Dia sangat dingin, jutek, dan tidak peduli pada sekitarnya. Tapi, mengapa sekarang aku seperti ingin bergantung terus padanya. Aku masih tidak mengerti dengan perasaanku padanya dan aku harus membiasakan diri dengan kehidupanku yg sekarang" ~Helen...