10. I Want You

1.6K 104 0
                                    

Helen dan Asher saat ini berada dirumah Helen. Sebelum Helen ikut dengan Asher, dia meminta pada Asher untuk menemui kakaknya dulu sebelum ikut dengannya sekaligus untuk berkenalan pada kakaknya.

Hanya ada Asher sendiri diruang tamu karena Helen sedang pergi untuk mengganti pakaian sekolahnya. Asher memperhatikan seisi rumah Helen. Desain rumah yg terlihat sederhana namun ada kesan mewahnya menarik perhatian Asher. Tapi, ada satu yg lebih menarik perhatiannya.

Sebuah foto yg terletak di sebuah meja yg tidak terlalu besar. Foto itu berisi seorang gadis yg memakai gaun berwarna putih dengan mahkota cantik di kepalanya. Asher mengambil foto itu lalu melihatnya dengan jelas.

Cantik,, batinnya

Saat Asher masih melihat foto itu, Liona keluar dari kamarnya dan sudah memakai pakaian casualnya. Helen yg melihat Asher memunggunginya berjalan dan menghampiri Asher.

"Apa yg kau lakukan?"

Asher yg mendengar suara Helen menoleh dan mendapati Helen yg menatapnya dengan bingung. Helen melihat Asher memegang sebuah foto. Asher tau apa yg dipikirkan oleh Helen, akhirnya bertanya pada Helen.

"Apa ini dirimu?"

Asher menunjukkan foto yg dipegang olehnya. Helen melihat foto itu sambil mengingat-ingat.
"Ahh,, iya itu aku. Itu waktu aku mengikuti drama disekolah lamaku. Aku tidak suka memakai gaun itu karena itu ter-"

"Aku menyukainya."

Belum sempat Helen meneruskan kalimatnya, Asher sudah memotong perkataannya yg membuat pipi Helen sedikit merona yg dengan segera dia alihkan pandangannya agar Asher tidak melihatnya. Tapi sayangnya, Asher mengetahuinya.

Asher menaruh kembali foto itu. Disaat Asher menaruh foto itu, seseorang yg mereka tunggu sedari tadi datang.

"Helen,,"

Mendengar namanya dipanggil, Helen menoleh dan mendapati kakaknya yg baru saja pulang.

"Kakak," Helen menghampiri kakaknya dan langsung ditanyai oleh kakaknya

"Siapa dia?" tanya kakaknya sambil menunjuk Asher dengan dagunya.

Helen melihat Asher lalu beralih menatap kakaknya, "Itulah Pangeran Asher, kak. Orang yg selalu dibicarakan oleh Ayah. Dan Ash, ini adalah kakak ku, Helios."

Kakaknya menatap Asher lekat sebelum mengeluarkan suaranya,,
"Senang bertemu denganmu, Pangeran!" ujar Helios, kakaknya Helen yg hanya dibalas anggukan kepala oleh Asher.

Setelah perkenalan singkat itu, Asher pun menjelaskan pada Helios mengapa sampai dia kesini. Awalnya, Helios tidak mengijinkan Helen untuk mengikutinya. Tapi saat Helen menjelaskannya, Helios pun mengijinkannya. Asher dan Helen pun pamit pada Helios lalu menghilang dengan Asher memegang tangan Helen.

Helios hanya melihat saja. Ada sedikit rasa khawatir yg muncul dalam diri Helios namun dengan cepat ia tepiskan.

*

Asher dan Helen telah sampai di sebuah kerajaan yg Helen yakini adalah kerajaan Asher. Asher masih memegang tangan Helen. Saat mereka sampai digerbang, terlihat beberapa prajurit yg berjaga disana menunduk hormat saat Asher dan Helen lewat.

Saat masuk, Helen disuguhkan dengan sebuah taman bunga. Satu kata yg Helen pikirkan. Mengagumkan.

Helen masih terpesona dengan keindahan taman bunga itu. Helen tidak sadar jika tangannya masih dipegang oleh Asher. Helen yg masih terpesona akan keindahannya, tiba-tiba sebuah suara menyapa mereka.

"Asher,,"

Helen menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya yg memakai gaun putih dan juga mahkota dikepalanya. Helen lebih terpesona lagi melihat kecantikan wanita itu yg notabene Ibunya Asher.

"Kau sudah datang? Dan apa itu gadis yg kau maksudkan, Asher?"

Helen menunduk. Asher yg merasakan kegugupan Helen, mengeratkan genggamannya pada tangan Helen membuat Helen menatap kearahnya.

"Iya, Ibu. Ini adalah gadis yg aku cari selama ini." jawab Asher

Queen Freya, Ibu Asher menatap Helen sambil mengembangkan senyumannya,
"Ternyata dia sangat cantik. Baiklah, Asher bawa dia kekamarnya agar dia dapat beristirahat untuk acara penobatanmu nanti."

Mendengar itu, Asher mengangguk lalu pergi dari sana.

Selama perjalanan menuju kamar yg akan ditempati oleh Helen, banyak pertanyaan yg ingin Helen tanyakan namun diurungkannya.

Aku akan bertanya nanti saja

Setelah sampai, Asher membukakan pintu kamar dan membawa Helen masuk. Saat masuk, Helen terperangah dengan hiasan kamarnya. Kamar yg dihias oleh para pelayan istana itu membuat Helen menatap kagum pada kamar itu.

"Cantiknya,," gumam Helen yg terdengar sampai ditelinga Asher.

Asher menatap Helen dan sebuah senyuman terlukis di wajah Asher. Ini pertama kalinya Asher tersenyum karena seorang wanita. Bahkan pada Ibunya sendiri Asher jarang tersenyum.

Tanpa disadari oleh Asher, Helen melihat Asher tersenyum. Helen memang sudah pernah melihat Asher tersenyum tapi kali ini berbeda. Helen sedikit terpesona melihat senyuman Asher. Bahkan pipinya saat ini merona karena melihat senyuman Asher.

Astaga, kenapa aku begini?

Dengan cepat, Helen mengalihkan pandangannya dan mengatur detak jantungnya yg berdegup dengan kencang.

"Ada apa Helen?"

Suara Asher kembali membuat perhatian Helen teralihkan. Bahkan hanya mendengar suaranya saja sudah membuat jantung Helen kembali berdegup.

Kumohon, berhentilah! Tak bisakah kau berdetak dengan normal?

Helen menutup matanya dan menghembuskan nafasnya sebelum menatap Asher. Secara perlahan Helen menghadap dan menatap kearah Asher yg awalnya berada dibelakangnya kini sudah berada disampingngnya.

"Eh, tidak apa-apa, Ash. A-aku hanya kagum dengan kamar ini saja,," ucap Helen yg sedikit tergagap

Asher tau apa yg ada didalam pikiran Helen yg tentu saja tidak diketahui oleh Helen.

"Kau yakin?"

"I-iya, tentu saja."

Lagi dan lagi, sebuah senyuman terukir diwajah Asher. Sungguh, Asher merasa sangat nyaman berada didekat Helen. Namun berbanding terbalik dengan Helen.

Bagaimana tidak, setiap berada didekat Asher, jantung Helen selalu berdegup dengan kencang seperti orang yg baru habis berlari.

"Helen,,"

Merasa namanya dipanggil, Helen pun menoleh. Helen sedikit tersentak karena tiba-tiba, Asher telah berada didepannya bahkan Helen hampir saja terjungkal jika tidak ditangkap oleh Asher.

"Ka-kau me-manggilku?"

"Heh, kenapa kau gugup seperti itu?"

"Ah, ti-tidak, Ash. Aku, aku,,,"

Belum selesai Helen berbicara, Asher memotong perkataannya,
"Aku tau apa yg kau pikirkan, Helen!"

Helen melebarkan matanya, "Ka-kau tau?"

"Tentu saja. Dan kau harus tau, aku hanya menginginkan satu."

Ucapan Asher membuat Helen mengerutkan keningnya. Dalam hati, Helen bertanya-tanya apa yg Asher inginkan. Berbagai pikiran negatif pun muncul dalam benak Helen.

"A-apa yang kau inginkan, Ash?" tanya Helen dengan hati-hati

"Aku ingin,,,,"

Asher menggantungkan ucapannya yg membuat Helen semakin berperasaan buruk. Tapi, didetik berikutnya sebuah kalimat yg keluar dari mulut Asher membuat Helen mematung seketika.

"Aku ingin dirimu"




*Tbc
Hallo gaess, maaf baru dipublish dan maaf kalo ada sedikit gajenya,,
Terus dukung aku ya gaes dengan cara voment:)
1 vote, sangat berharga buat aku;)

Semoga kalian menikmati cerita ini gaess:)

My Queen (Is a God's Daughter) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang