3. Asher Robertson

1.7K 138 0
                                    

Seorang anak laki-laki yg masih berumur 6 tahun terlihat sedang mempelajari untuk menggunakan kekuatannya. Anak laki-laki itu berada di taman sebelah barat istana. Dia dituntut untuk belajar mengendalikan kekuatannya karena kelak dia akan menjadi Lord atas seluruh klan.

Saat sedang mengendalikan kekuatannya, suara lembut bagaikan angin sejuk memanggilnya untuk istirahat dan makan.

"Asher,,"

Ash kecil menoleh ke belakang dan mendapati Ibunya yg memakai gaun putih hingga menutupi kakinya dan sebuah mahkota yg selalu berada dikepalanya dengan diikuti pelayan pribadinya.

"Ibu,," jawab Ash sambil menghambur kepelukan sang Ibu. Ibunya yg melihat tingkahnya itu hanya membalas pelukan Ash dan mengusap kepalanya.

"Ash, ayo istirahat dulu. Apa kau tidak lelah, nak?" tanya Ibu Ash saat melepaskan pelukan mereka lalu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dan Ash. Ash hanya menggeleng menanggapi perkataan Ibunya.
Ibunya hanya tersenyum sambil mengusap rambut hitam Ash dengan lembut dan Ash sangat menikmati itu.

Tiba-tiba, seorang pengawal kerajaan datang yakni orang kepercayaan Lord yg sudah mengabdi pada Lord selama ratusan tahun.

"Hormat saya Yang Mulia" ujar pengawal itu sambil membungkuk hormat. Ibu Ash yg awalnya berjongkok kini sudah berdiri dan menatap pengawal itu.

"Ada apa, Alexis?"

"Maaf Yang Mulia, hamba kemari karena diperintahkan oleh Yang Mulia Lord untuk memanggil Pangeran"

Ash yg mendengar percakapan Ibunya dengan pengawal itu hanya menatap mereka bergantian kemudian melangkah hingga dia berdiri dihadapan pengawal itu.

"Bawa aku pada Ayah" kata Ash

Ibunya hanya menatap Ash. Ada rasa khawatir yg muncul dalam hati Ibunya saat mendengar ucapan Ash. Baru saja Ibu Ash akan membuka mulut, Ash telah terlebih dahulu bersuara.

"Ibu, aku akan menemui Ayah. Mungkin ada sesuatu yg penting yg ingin Ayah bicarakan denganku. Tidak usah khawatir, Bu. Ayah tidak akan menyakiti ku" Ash berkata lembut pada Ibunya karena dia dapat merasakan kekhawatiran Ibunya.

Setelah mengatakan itu, Ash kemudian berbalik menghadap pengawal yg sudah berdiri kemudian mengikutinya dari belakang.

Ibu harap Ayahmu tidak melakukan sesuatu padamu, Nak

*

Ash dan juga pengawal pribadi Lord itu sedang berjalan menuju ke ruangan dimana Lord berada. Ash yg masih penasaran kenapa tiba-tiba Ayahnya memanggilnya kemudian bertanya pada pengawal itu.

"Alexis, memangnya keperluan apa sampai Ayah memanggilku?" tanya Ash

Pengawal itu atau Alexis yg berjalan didepan Ash tidak menengok kebelakang dan hanya terus berjalan kedepan. Ash yg melihat pengawal pribadi Ayahnya itu hanya terus berjalan tanpa menengoknya bahkan menjawab pun tidak membuat Ash berdecak kesal

Ck. Benar-benar sama seperti Ayah.

"Alexis! Aku bertanya padamu. Bisakah kau menjawabnya?" ujar Ash dengan kesal karena diabaikan oleh pengawal pribadi Raja itu.

"Maaf Pangeran. Hamba juga tidak tau. Hamba hanya diperintahkan oleh Yang Mulia Lord" akhirnya, si pengawal jutek itu membuka suara juga. Lagi dan lagi, Ash berdecak kesal. Ash pikir, dia akan mendapatkan jawabannya tapi justru sebaliknya.

Pengawal itu tiba-tiba berhenti dan membuat langkah Ash ikut terhenti juga. Dapat dilihat Ash, sebuah pintu berwarna coklat dengan ukiran yg aneh entah itu apa. Yg Ash tau, tempat itu adalah tempat dimana Ayahnya selalu berada.

Alexis membuka pintu itu kemudian mempersilahkan Ash untuk masuk. Tanpa pikir panjang, Ash masuk kedalam dan dapat dilihat Ash, sebuah ruangan yg cukup luas dengan beberapa kursi dan sebuah karpet merah ditengah-tengah ruangan itu. Ash melangkah hingga dia melihat seseorang dengan jubah kebesarannya dan mahkota dikepalanya sedang menutup matanya.

"Hormat hamba Yang Mulia" tanpa ragu, Ash mengucapkan itu saat sudah tiba dihadapan Ayahnya. Mata yg tertutup itu, perlahan-lahan terbuka dan manik coklatnya langsung menatap Ash.

"Asher"

Ash tertegun mendengar suara Ayahnya yg lembut. Baru kali ini, Ayahnya memanggilnya dengan lembut. Biasanya Ayahnya memanggil Ash dengan suara tegas. Tapi kali ini, sangat berbeda. Tatapan Ayahnya juga berbeda. Semua yg Ash perhatikan dari Ayahnya, kebiasaan Ayahnya memanggilnya sangat berbeda dari biasanya.

"A-ayah" panggil Ash dengan terbata-bata

Ayahnya berdiri dari singasananya dan berjalan menuruni tangga hingga berdiri tepat dihadapan Ash. Ash hanya menundukkan kepalanya saat Ayahnya berdiri dihadapannya. Di detik kemudian, sesuatu yg tidak terduga terjadi yg membuat Ash terkejut. Ayahnya memeluknya dengan erat seakan-akan tidak ingin Ash pergi.

"Asher,,"

Ash kembali dibuat tertegun dengan suara lembut Ayahnya.

"A-ayah, a-ada a-apa?"

Perasaan Ash semakin tidak karuan karena merasakan sesuatu yg aneh dari Ayahnya bahkan Ayahnya saat ini terisak sambil memeluk Ash. Akhirnya Ash membalas pelukan Ayahnya yg membuat Ayahnya semakin terisak. Ash melepaskan pelukan Ayahnya dan menatap mata ayahnya yg berair akibat menangis.

"Kenapa Ayah menangis? Apa Ash membuat kesalahan Ayah?" tanya Ash sambil menghapus airmata Ayahnya

"Asher,, Ayah tidak bisa melihat mu menjadi Lord didunia ini menggantikan Ayah, Nak"

Perkataan Ayahnya membuat Ash berhenti menghapus airmata Ayahnya. Ash menatap Ayahnya tajam.

"Apa yg Ayah katakan? Kenapa Ayah berkata seperti itu hah?" kata Ash sambil menatap Ayahnya tajam. Tapi, Ayahnya hanya membalas tersenyum lembut sambil mengusap kepala Ash lalu mengecup kening Ash membuat Ash meneteskan airmata tanpa diberi perintah.

"Asher, kau akan menjadi Lord terkuat setelah Ayah nanti dan kau akan mendapatkan seorang wanita yg sangat menyayangimu lebih dari kasih sayang Ayah dan Ibumu. Saat kau dewasa kau harus mencari wanita itu. Dia adalah keturunan dewa. Kau harus melindunginya, Ash..!"

Sesaat setelah mengatakan itu, Ayahnya terjatuh dengan darah yg keluar dari mulut dan hidungnya.
"Ayah menyayangimu, Asher. Sangat menyayangimu"

"Ayah,,"

Ayahnya pun menutup matanya dan tangan yg menggenggam tangan Ash melemas dan melepaskan tangan Ash.

"Ayah,, apa Ayah tidur?" tanya Ash sambil mengguncang-guncangkan badan Ayahnya. Tapi, Ayahnya tak kunjung bangun membuatnya berteriak histeris yg mengundang pengawal dan pelayan istana serta Queen, ibunya Ash, datang keruangan itu.

"AYAH,, AYAH JANGAN TINGGALKAN ASHER AYAH. ASHER SAYANG AYAH, AYAHH!!"

~

Semua makhluk yg ada disana berkabung atas kematian Lord mereka. Lord mereka memang dikenal kejam. Tapi dibalik kekejamannya, mereka mengikuti kedisiplinannya dan juga sikap menghargainya.

Ash begitu terpukul dengan kepergian Ayahnya. Memang Ash sudah menduga akan terjadi sesuatu saat Ayahnya memanggilnya dengan lembut. Ash tidak akan pernah lupa dengan apa yg sering diajarkan oleh Ayahnya. Perkataan Ayahnya juga masih terngiang dikepala Ash sampai sekarang.

Jangan biarkan kesalahan yg kau lakukan kembali terulang. Jadikanlah kesalahan itu sebagai pelajaran untuk kedepannya agar tidak membuat kesalahan yg sama lagi.


*Tbc

Don't forget to voment guys:)

Happy reading❤

My Queen (Is a God's Daughter) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang