5. Pandora Kingdom

1.6K 130 0
                                    

Tidak ada yg bisa dilakukan oleh Chaster dan juga Devian selain menuruti perkataan Ash, sahabat mereka untuk pergi mengatakan hal yg harus mereka katakan pada Ibunya Ash.

Beberapa menit yg lalu, Chaster dan juga Devian telah sampai di sebuah kerajaan yg terletak sangat jauh dari lingkungan manusia. Para manusia tentu tidak tau mengenai keberadaan makhluk yg mereka anggap mitos itu.

Semua kerajaan dari para makhluk imortal itu terletak sangat jauh dari lingkungan manusia. Untuk memasuki wilayah para makhluk imortal, terdapat sebuah portal bening yg tidak bisa dilihat oleh siapapun. Portal itulah yg menjadi pembatas antara dunia manusia dan juga dunia para makhluk imortal.

Chaster dan Devian berjalan melewati beberapa pengawal yg menunduk hormat pada mereka berdua. Mereka pun sampai disebuah pintu dengan ukiran yg begitu aneh. Pengawal yg berjaga didepan pintu itu membukakan pintu untuk mereka berdua. Saat pintu terbuka, mereka disuguhkan dengan ruangan yg sangat luas dengan nuansa putih bercampur hitam dan sebuah kaca besar di bagian sebelah kiri. Dan terdapat sebuah singasana dihadapan mereka dengan karpet merah yg membawa mereka berhadapan dengan singasana didepan.

Di singasana itu, duduk seorang wanita yg sangat cantik dengan jubah kebesarannya dan mahkota yg sangat indah yg selalu dipakainya.

"Hormat kami Yang Mulia Queen Freya" ucap Chaster dan Devian memberi hormat pada orang yg duduk di singasana itu.

Queen Freya Blade Robertson yg adalah Ibu Ash dan juga Queen seluruh klan yg sangat dihormati dan disegani oleh banyak orang karena sikap tegasnya dan sikap lemah lembutnya.

"Ada apa Pangeran Chaster dan Pangeran Devian? Apa terjadi sesuatu?" tanya Queen Freya sambil menatap Chaster dan juga Devian yg masih menunduk hormat kemudian berdiri mengahadap Queen Freya.

"Tidak terjadi sesuatu Yang Mulia. Tapi kami datang atas perintah dari Pangeran Ash" ucap Chaster menjawab pertanyaan dari Queen Freya

Queen Freya sedikit terkejut saat Chaster mengatakan bahwa mereka datang atas perintah dari Ash, anak semata wayangnya itu.

"Mengapa Ash menyuruh kalian kemari?"

"Begini Yang Mulia, Pangeran Ash telah menemukan gadis yg selama ini dicarinya"

Pernyataan dari Devian semakin membuat Queen Freya terkejut sampai harus berdiri dari singasananya dan menuruni tangga untuk menghampiri Chaster dan juga Devian yg menunduk.

"Apa itu benar?"

"Benar Yang Mulia"

Senyuman Queen Freya mengembang. Tentu Queen Freya sangat senang mendengarnya. Bagaimana tidak senang? Ash, putranya sudah mencari gadis yg dimaksudkan oleh Ayahnya selama beratus tahun dan baru sekarang pencariannya membuahkan hasil. Bahkan, gadis itu yg datang sendiri tanpa Ash yg mencarinya.

"Baiklah kalau begitu. Kalian kembalilah dan katakan pada Ash agar segera membawa gadis itu kemari"

"Baik Yang Mulia"

Setelah mendapat perintah dari Queen Freya, Chaster dan Devian segera meninggalkan ruangan itu lalu kembali ke sekolah.

Senyuman Queen Freya tidak pernah hilang dari wajahnya. Menurut Queen Freya, ini adalah kabar yg sangat bahagia untuknya. Tak lama lagi, putranya akan segera dinobatkan menjadi Lord yg akan memimpin seluruh klan.

"Kau lihat? Anakmu telah menemukan gadis yg kau maksudkan. Anakmu mengikuti apa yg kau katakan" ucap Queen Freya berbicara sendiri sambil menatap keatas dengan airmata yg keluar dari pelupuk matanya dan juga senyuman yg tidak pernah luntur sejak tadi saat mendengar kabar ini.

Queen Freya memanggil pengawal dan juga semua pelayan yg ada di istana

"Dengar, kalian harus menghias kamar untuk calon Queen kalian nanti. Hias seindah mungkin. Dan siapkan gaun-gaun yg cantik serta pengharum untuk dia mandi" perintah Queen Freya sangat bersemangat

"Dan kalian pengawal, kalian harus menjaga kamar yg akan ditempati calon Queen kalian nanti. Apapun yg dia butuhkan harus kalian sediakan. Apa kalian mengerti?"

"Kami mengerti, Yang Mulia"

Seluruh pengawal dan pelayan yg dipanggil oleh Queen Freya akhirnya pergi dari sana dan menyisahkan Queen Freya dengan pengawal pribadi suaminya yg sudah mengabdi pada kerajaan mereka selama beratus-ratus tahun.

"Anda begitu bahagia, Yang Mulia" ucap Alexis, pengawal pribadi suaminya yg juga menjadi pengawalnya.

"Kau benar, Alexis. Aku sangat bahagia. Perjuangan Ash dalam mencari gadis yg dimaksudkan oleh Ayahnya akhirnya membuahkan hasil. Bagaimana aku tidak sebahagia ini, Alexis. Sebentar lagi, akan ada Queen baru yg akan memimpin seluruh klan bersama dengan Ash. Queen dengan kekuatan yg sangat besar bahkan kekuatannya setara dengan Ash, putraku. Aku yakin, Ash akan menjadi Lord terkuat seperti Ayahnya"

Alexis hanya mengangguk menanggapi perkataan Queen Freya. Baginya, ini adalah kebahagiaan tersendiri untuk Queen Freya. Dan untuknya, kebahagiaan Queen Freya adalah segalanya untuknya. Karena setelah kematian Lord, Queen Freya mengurung dirinya di dalam kamar dan nyaris membuat Queen Freya bunuh diri jika tidak ada Alexis. Maka dari itu, Alexis memutuskan untuk terus mengabdi pada Kerajaan Pandora bahkan dia akan mengorbankan nyawanya untuk melindungi Kerajaan Pandora bersama Queen Freya dan juga Ash.

**

Queen Freya menatap sebuah lukisan yg terdapat dirinya dan juga suaminya. Semenjak kematian suaminya, Queen Freya mengumumkan untuk tidak menyebut nama suaminya. Seluruh klan tidak dapat membantah mengenai perintah dari Queen Freya. Mereka mengerti apa yg Queen Freya rasakan.

Tapi untuk saat ini, Queen Freya tidak ingin bersedih. Dia tidak ingin merusak moment ini.

"Sebentar lagi anakmu akan menggantikan ku untuk memimpin seluruh klan. Kau mengajari anakmu dengan sangat tegas. Semua sifatmu turun kepada putramu itu. Apa kau senang melihat putramu sekarang?"

Queen Freya berbicara dengan lukisan yg berada di dinding kamarnya seakan lukisan itu dapat mendengarnya.

"Aku yakin kau senang. Putramu akan menjadi Lord terkuat bahkan lebih kuat darimu. Kau pasti akan senang melihat anakmu sekarang jika kau masih hidup"

Ada sedikit rasa sedih dalam perkataan Queen Freya. Perlahan airmata mulai jatuh membasahi pipinya. Dengan cepat Queen Freya menghapus airmatanya dan memegang lukisan di dinding kamarnya.

"Aku sangat merindukanmu, Damian!"


*Tbc

Di voment ya gaess😉
Satu vote sangat berarti buatku:)

Happy reading💕

My Queen (Is a God's Daughter) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang