Bab 02

3K 87 3
                                    

Key berlari menyusuri tangga rumah Dion saat tiba-tiba aroma harum membuat perutnya jadi keroncongan.

"Bunda lagi masak apa? " Key berjalan ke arah Sarah, bunda Dion yang sedang mengaduk adonan.
Ia memang memanggil Sarah dengan sebutan Bunda mulai kecil.

"lagi masak kue nih" Sarah menatap Key sekilas sembari mengaduk adonan yang sudah diberi warna hijau di depannya.

"widihhh, Key bantuin dong bun" Key menarik bangku di samping Sarah "bantu makan" lanjutnya terkekeh.

Sarah mencubit pipi Key gemas kemudian memberikan adonan di depannya "lanjutin Key, kue nya udah masak tuh"

Key melakukan apa yang disuruh Sarah. Kemudian ia mengingat sesuatu.
"bun, bunda kenal gak sama teman-temannya abang Dion" tanya Key masih mengaduk adonan yang mulai rata itu.

"kenal tuh! Sering kok dateng kerumah" Sarah membuka open kemudian memindahkan kue yang sudah matang itu ke atas meja.

"seriusan bun? Tapi Key gak pernah liat " tanyanya lagi dan berhenti mengaduk adonan yang sudah merata.

"oohh, dua minggu ini mereka emang gak pernah dateng. Bunda juga gak tau kenapa "

"bunda kenal sama Ferian gak? "

"Ferian? Kenal. Kenapa sayang? Key naksir ya? " goda Sarah kemudian menarik adonan di depan Key.

"iya bun" jujur Key.

"aduh, ternyata anak bunda udah dewasa ya." Sarah menarik hidung Key.
"Jadi Key butuh bantuan Bunda gak?"

"Emang Bunda mau?" tanya Key dengan mata membulat.

"Mau dong sayang," Sarah mengedipkan sebelah matanya.
"Tapi Bunda gak tau tuh mesti bantu apa."

Key menyengir bahagia, "Bunda ambil aja dulu nomornya Kak Fe dari kontak Bang Dion"

"Kalo itu mah mudah." Sarah menuangkan adonan ditangannya ke dalam loyang.

"Oke bun!" Key mengacungkan jempolnya kemudian memotong kue yang sudah matang di depannya.

Dalam hati Key bersorak gembira.

*******

"Satu!"

"Dua!"

Key berlari sekencang mungkin saat Satpam di gerbang Sekolahnya mulai menghitung untuk menutup gerbang.

"Ti... Ga!!"

Untungnya Key dapat masuk sebelum Satpam itu menutup gerbang.
Key mengatur nafasnya yang rasanya akan habis, kedua tangannya bertumpu pada lutut.

Hoshh... Hoshh....

Key melangkahkan kakinya menuju gedung sekolah, nafasnya masih tak beraturan. Salahnya sendiri kenapa bangun kesiangan.

Hooaaammmm

Key menguap, tadi malam ia begadang sampai jam 2 demi untuk menghabiskan drama Koreanya.

Key melirik jam di dinding.

23.35

"satu episode lagi ah..., "

Setelah satu episode ia melirik jam lagi, kali ini dengan air mata yang mengalir di pipinya.

00.38

"hiks..., hiks..., filmnya bikin nyesek." ucapnya sambil menghapus air matanya.
"Setelah satu lepisode lagi Key janji bakalan tidur."

Begitulah sampai ia menghabiskan 16 episode itu.
Tak dapat dipungkiri, gadis itu sangat menyukai drama Korea. Bahkan tanpa drama Korea hidupnya akan hampa.

Feelings (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang