Ku tak bahagia...
Melihat kau bahagia dengan dia
Aku terluka...
"Astaghfirullah hal adzim...," Key menutup matanya saat melihat sesosok berbadan gelap di depannya.
"Ya Allah Key masih pengen hidup, ya Allah genderuwonya besok aja dikirim sekarang lagi gelap ya Allah."Key mengangkat kedua tangannya berdoa dengan mata tertutup sampai tiba-tiba bahunya ditepuk seseorang.
"Aaahhhhh.....! Pak gendruwo, Key masih pengen hidup. Jangan ganggu Key yah." Key masih tak berani membuka matanya.
"Gila ni anak!"
Key membuka matanya, di depannya ada Dion dan juga temannya yang lain. Key menghela nafas lega, ia pikir genderuwo akan menculiknya. Bagaimana tidak, saat ia berjalan menuju rumahnya yang memang gelap sesosok menyeramkan muncul di depan matanya.
Key berdehem kemudian mengibaskan rambutnya kemudian menatap angkuh 3 orang di depannya seolah tidak terjadi apa-apa.
Tidak, sebenarnya ia merasa malu. Bersikap seolah tidak terjadi apapun adalah pilihan terbaik."Lo takut?" Dion tertawa diikuti temannya yang lain.
"Lo pikir hantu mau gangguin elo? Yang ada hantunya langsung lari karna liat muka lo!" Lanjut Dion masih tertawa, kali ini lebih keras."Lo itu yang jelek! Makanya gue pikir gendruwo. Makanya jadi orang itu bertubuh atletis dong! Bukan kayak gini!" Key menatap remeh Dion.
"Tetangga lo unik." Ujar Rio terkekeh.
"Lebih tepatnya aneh!" lanjut Danil tertawa.
"MAKSUD LO APA!!"
Mereka bertiga tersentak mendengar suara Key yang nyaring.
"Toa masjid tetangga lo Dion." Danil mengorek kupingnya, suara Key benar-benar membuat gendang telinganya akan pecah.
Key menggeram, tiga pria di depannya sungguh membuat emosinya naik ke ubun-ubun.
"Awas kalian besok!" Key menatap tajam kemudian melenggang pergi meninggalkan tiga pria yang masih terkikik geli."Apa? Toa masjid?" Key mengipas wajahnya dengan tangan kemudian berbalik menatap tiga pria yang masih berdiri di depan pagar rumah Dion.
Brukkkk
Key menendang tong sampah di depannya membuat tiga pria itu berbalik menatapnya. Dalam hati Key mengucap syukur tong sampah yang ditendangnya tidak jatuh berserakan, jadi ia tak perlu bersusah payah memungutinya.
Key tersenyum miring ke arah tiga pria yang berjarak lima langkah darinya kemudian mengacungkan jari tengahnya.
Mereka bertiga menyerngit melihat tingkah Key.
"KALIAN ALIEN JELEK!!" Teriak Key kemudian memasuki pagar rumahnya.
*******
"Bucin!! Tungguin pea!!"
Key mendengus dan berbalik menghadap Dian dan Riska yang berjalan ke arahnya.
"Gimana misi lo?" Tanya Dian saat sudah berada disebelah Key.
"Misi apaan maksud lo?" Key menatap lurus ke depan mulai berjalan.
Dian mendecih, "misi modus lo lah, misi apa lagi?"
"Gue bacot baru tau rasa lo!"
"Lah, terima kenyataan lah buu. Emang bener kok." Ucap Riska.
Key memutar bola matanya malas saat tiba-tiba ia melihat sosok yang membuatnya terbayang siang malam berjalan mendahului mereka. Key langsung saja berlari kecil ke samping Fe tak lupa menjulurkan lidahnya ke arah Dian dan Riska yang menatap jijik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings (End)
Teen FictionKey tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Jadi, saat ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, semua usaha ia lakukan untuk mendapatkan pria yang membuatnya jatuh cinta itu. Tapi, semua tak semulus yang ia kira.