"Sumpah ya, Kak Ferian itu keren gila. Semalam gue ikut yang mencalon jadi anggota Osis, waduhhh dia tegas banget."
Sinyal Key langsung saja berfungsi mendengar seseorang menceritakan tentang Fe. Laura-teman sekelas Key sedang menceritakan pangeran esnya.
Key ikut bergabung dengan beberapa cewek yang sedang ngerumpi di bangku belakang.
"Aduh, gue juga. Uhhhh, gue beneran Klepek-klepek dibuat Kak Fe..., " ujar gadis lain ber-name tag Ria.
"Kak Ferian itu ketua Osis ya?"
Mereka semua mengalihkan pandangan ke arah Key, entah sejak kapan gadis itu bergabung. Tentu saja mereka heran, selama 3 minggu sekolah gadis itu sama sekali belum pernah gabung dengan mereka.
"Bukan, dia itu wakil ketua Osis. Tapi sebentar lagi masa jabatannya akan diserahkan." jelas Laura dengan tampang kecewa.
Key ber oh-ria.
"Kenapa Key? Lo naksir?" Tanya Ria.
"Iya." Key nyengir kuda, ia juga tidak mengerti mengapa ia bisa sejujur itu.
"Wahh, patah hati deh gue." Ujar Chika.
"Gue gak punya kesempatan lagi dong, Lo kan cantik.""Tapi gue dukung sih kalo Key sama Kak Fe." Laura tersenyum manis pada Key.
"Mau gue bantuin?"Key membelalakkan matanya, "Emang bisa?"
"Bisa lah, sepupunya itu temen akrab gue."
"Bukannya lo suka sama Kak Fe?" Key memperhatikan tiga bersahabat itu.
"Kalian juga kan?""Ya elah Key, gua cuma nge fans gitu sama Kak Fe." Ria memegang bahu Key sambil sesekali menepuknya
"Misalnya gue juga naksir gak guna juga kan.""Jadi deal dong ya kalian bantu gue."
"Sip!" Laura mengacungkan jempolnya.
*******
"Bang Dion!!"
Dion menatap Key yang sedang senyum-senyum di depannya. Kedua temannya juga heran, Dion punya adik secantik ini?
Key mengambil posisi duduk tepat di depan Dion, disampingnya ada Rio dan disebelah Dion ada Danil. Mereka bertiga sedang makan di Kantin sampai Key datang mengalihkan pandangan mereka saat memilah murid baru yang paling cantik.
"Napain?" Dion menatap tak suka ke arah Key.
Key mengerucutkan bibirnya dan memilih untuk mengabaikan Dion. Ia menatap kedua teman Dion.
"Hai Kak." Key tersenyum manis kepada Danil dan Rio.
"Hai cantik." Jawab Danil, ia terlihat sangat terpesona.
"Namaku Keyra Kak, panggil aja Key. Bukan cantik."
"Eh, hai Key." Danil mengulang sambil menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Rio dek." Rio menjabat tangan Key.
Key tersenyum membalas jabatan tangan Rio. Ia memperhatikan sekitar tapi tak menemukan apa yang menjadi tujuannya datang ke kantin.
"Kak Fe dimana Kak?"
Danil dan Rio menyerngit, "Emangnya lo siapanya Fe?" tanya Danil.
"Calon pacar." Key tersenyum malu.
"Buset! Kemarin calon istri, sekarang calon pacar." Danil geleng kepala.
"Dunia memang tak adil.""Kak Fe mana?" Tanya Key lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings (End)
Teen FictionKey tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Jadi, saat ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, semua usaha ia lakukan untuk mendapatkan pria yang membuatnya jatuh cinta itu. Tapi, semua tak semulus yang ia kira.