Key berjalan di koridor kelas Xll dengan senyum mengembang. Pulang sekolah ia langsung naik untuk menemui orang yang telah merebut hatinya.
Ia berhenti di depan sebuah pintu bercat biru, pintu itu terbuka.
Key melangkah ke dalam setelah sebelumnya merapikan penampilan.
"Permisi...," yang pertama di dapati Key adalah beberapa orang yang menatap padanya.
Kelas itu masih diisi oleh sebagian siswa, sepertinya mereka sedang mengerjakan sesuatu.
"Iya, cari siapa dek?" Tanya seorang gadis berkacamata.
"Cari Kak Fe." Jawab Key sopan.
"Oohh, jadi kamu ya yang mau dihukum sama Fe?" Gadis berkacamata itu mendekati Key.
Key menyerngit, bagaimana gadis itu bisa tahu?
"Tadi Fe bilang temui dia di lapangan." ucap gadis itu tersenyum.
"Iya, makasih Kak." Key meninggalkan kelas Xll IPA-1 itu kemudian berlari ke lapangan. Disana sudah ada Fe yang memberikan arahan pada beberapa siswa.
Key memilih duduk di salah satu bangku yang memang disediakan di tepi lapangan. Dari jauh ia dapat melihat bagaimana sempurnanya pria di depan sana.
Rahang yang kokoh, sorot mata yang tajam dan dingin, badan yang proporsional. Tapi sayang sangat jarang tersenyum. Dari gosip yang diberitakan sahabatnya, Fe adalah seorang yang jarang sekali tersenyum. Tapi Key berjanji senyuman Fe hanya akan untuk dirinya.
Setelah beberapa saat, para siswa mulai bubar meninggalkan lapangan. Key berlari kecil menghampiri Fe yang sedang berbicara dengan salah satu pria yang juga memberikan pengarahan sebelumnya.
Saat akan menghampiri, Key melihat beberapa siswi sedang berbicara tak jauh dari Fe. Tapi mata mereka sesekali curi pandang pada Fe.
Key menghela nafas, begitulah jika harus menyukai seorang Fe. Key harus bersaing dengan banyak orang.
"Kak Fe." Sapa Key.
Fe berbalik, di depannya sudah berdiri gadis yang tersenyum lebar.
"Sebentar." Ucap Fe pada pria di depannya.Fe menatap Key yang masih tersenyum lebar seperti baru saja mendapat sembako gratis.
"Hormat bendera sampai saya selesai." Titah Fe dengan suara dinginnya.Key menyerngit, menghormat bendera? Ia menatap tiang bendera di tengah lapangan, sangat panas.
"Itu namanya nyiksa Kak, apalagi ini lagi panas banget."Fe menatap Key tajam mengisyaratkan gadis itu segera melakukannya.
"Sekarang." Tegasnya."Ya jangan dong Kak, Key kan bukan anggota Pramuka. Jadi gak pernah di dadang. Key juga bukan anggota Paskibra, kalo gak percaya Kakak ukur aja tinggi Key." Key mensejajarkan tubuhnya dengan Fe, hanya sebatas leher pria itu.
"Lakukan atau masuk BK." Ancam Fe membuat Key meneguk salivanya.
Dengan langkah gontai Key berjalan menuju tiang bendera. Di tatapnya bendera yang berkibar di atasnya, tangannya diangkat untuk menghormat.
Panas, gerah, sinar matahari sangat menyengat apalagi mengingat tepat pada pertengahan hari, saat posisi Matahari tepat di atas kepala.
Sudah 15 menit Key menghormat, sesekali ia menurunkan tangannya saat Fe tak mengawasinya. Tapi sepersekian detik itu pula Fe langsung menatap ke arahnya seolah mengetahui.
Key mendengus, terik matahari semakin menjadi. Sudah 20 menit dia masih dalam posisi semula, kini kepalanya terasa sakit, semakin lama badannya terasa panas dingin, ia dapat melihat kunang-kunang beterbangan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings (End)
Teen FictionKey tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Jadi, saat ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, semua usaha ia lakukan untuk mendapatkan pria yang membuatnya jatuh cinta itu. Tapi, semua tak semulus yang ia kira.