Key menunduk menatap sepatunya yang lecet karena Dea menginjaknya saat melerai gadis itu. Saat ini ia sedang berhadapan dengan Fe di taman sekolah. Ia menggigit bibirnya sendiri saat Fe menatapnya tajam.
Pria itu menyilangkan kedua tangannya di atas dada sambil menatap Key.
"Siapa yang mulai duluan?" Tanya Fe.
"Bukan Dian." Jawab Key masih menunduk.
"Lalu? Vera?"
Key mendongak menatap Fe. "Kakak punya hubungan apa sama Vera?"
Fe menautkan alis mendengar pertanyaan Key.
"Gue gak punya alasan buat jawab pertanyaan lo." Jawab Fe datar.Key hanya bisa meneguk salivanya, Fe selalu saja bisa membuatnya tak berkutik.
"Teman lo kena skorsing."
Bola mata Key membulat sempurna mendengarnya.
"Tapi yang salah kan bukan Dian.""Vera juga di skors."
"Itu namanya gak adil, yang nyamperin duluan kan cewek itu. Kenapa Dian juga di skors?" Ucap Key tak terima.
"Kalian punya masalah apa dengan Vera?"
Key menyerngit, untuk apa Fe menanyakan itu.
"Gak ada."Fe masih menatap Key dengan tatapan datarnya.
"Lo yakin?"Key mengangguk, "Dia aja yang datang samperin Key, marah-marah gak jelas."
"Dalangnya?"
Key mengangguk pelan.
"Gue?"
"I-iya Kak."
Fe mengangguk mengerti, "Lo terluka?"
Mata Key langsung saja berbinar tak percaya dengan apa yang baru saja Fe tanyakan. Sedikit ragu, Key menggeleng. Key semakin bingung saat Fe menyodorkan sebuah plester padanya.
"Kening lo." Ucap Fe menunjuk dahi Key.
Key menyentuh dahinya, "Aahh"
Fe menurunkan tangan Key dari dahinya kemudian menaruh plester itu ke tangan Key.
"Jangan cari masalah dengan Vera." Ucap pria itu kemudian beranjak dari tempatnya berdiri.
"Kenapa?"
Suara itu menghentikan langkah Fe kemudian kembali menatap Key. Tatapan gadis itu tidak seperti biasanya, sepertinya dia marah.
"Dari tadi Kakak ngomong seolah Key yang salah. Key gak pernah cari masalah sama cewek itu, jelas-jelas dia yang nyamperin Key duluan."
Fe menyerngit, "Ya udah."
"Apa?"
Fe mengedikkan bahunya kemudian melenggang pergi meninggalkan Key yang kebingungan. Bagaimana tidak, pria itu kembali pada wujud aslinya.
Key hanya bisa mendengus, untung dia suka.
"Siapa sih itu? Sok cantik banget deh!"
Key memutar kepalanya saat mendengar seseorang dibelakangnya. Benar saja, disana ada dua siswi yang sedang berdiri di samping kolam sedang menatapnya. Sepertinya mereka kesal karena Key bersama Fe sebelumnya.
Key memutar bola matanya malas, akhir-akhir ini dia terus saja berhadapan dengan siswi yang terus membuatnya kesal.
"Cewek yang dicium Kak Fe tadi pagi di lapangan!" Jelas yang satunya.
"Murahan banget!"
"Maksud lo apa?" Tantang Key mendekat, mendengar ia dikatai murahan tentu saja ia tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings (End)
Teen FictionKey tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Jadi, saat ia jatuh cinta untuk pertama kalinya, semua usaha ia lakukan untuk mendapatkan pria yang membuatnya jatuh cinta itu. Tapi, semua tak semulus yang ia kira.