Bab 21

1.8K 53 10
                                    

Part kali ini fokus sama Key dan Fe aja.

Mudah-mudahan feelnya dapet😊

Happy reading...🐥🐥🐥

******

"GUE SUKA GAYA LO!! BAIK DI DEPAN BUSUK DI BELAKANG! BANGSAT LO!"

Key menggelengkan kepala melihat Riska sedang adu mulut dengan seorang cowok di kelas itu. Riska merasa tak terima saat cowok yang disebut banci itu menyebarkan gosip tak benar tentang dirinya. Dan jadilah peperangan hebat antara keduanya membuat satu kelas itu heboh dan bertaruh siapa yang menang.

Bahkan ada dari kelas sebelah yang ikut heboh dan menonton tontonan gratis itu dari pintu dan jendela.

Mengingat tentang perkataan Riska tadi ia melirik Wenda yang sedang ikut menonton juga. Key menggelengkan kepala, bagaimana mungkin ia mengganggap Wenda seperti itu.

"Udah Ris?" Kekeh Dian saat gadis itu datang dengan wajah merah padam.

"Anjir memang ya. Temannya lagi perang malah ikutan nonton. Teman bangsat emang." Ucap Riska kemudian duduk. Ia membalik kursinya agar bisa menghadap ke belakang.

"Lagian elo, cowok yang gagal jadi tante-tante aja diladenin." Ucap Key bersedekap.

Riska mendengus, "Iyain yang baru jadian."

Key terkekeh dan memilih untuk menenggelamkan wajahnya di balik kedua tangan di atas meja. Ia mengantuk, semalam karna terlalu memikirkan Fe ia jadi tak bisa tidur. Ia memejamkan mata dan mimpi mulai menguasainya.

*****

Key menautkan alis dan mengerucutkan bibir saat mendengar suara bising di sekitarnya. Ia mengigau tak jelas dan menutup telinganya tapi tak berguna. Ia mengangkat kepalanya dari meja, suara bising di sekitarnya membuatnya tak bisa lagi tertidur.

Masih dengan mata tertutup ia menguap lebar dan meregangkan ototnya.

"Udah tidurnya?"

Key tersentak, ia menatap ke sampingnya dan melongo. Matanya yang tadi masih tertutup sekarang terbuka lebar melihat Fe berada di sebelahnya. Pria itu sedang membaca buku catatan bersampul Minion.

Key menyengir, "Hehe, tadi ngantuk Kak." Ucapnya malu. "Sejak kapan Kakak disini?"

Fe mengedikkan bahu dan menunjukkan halaman terakhir di buku catatan itu padanya. Key membelalakkan matanya, dengan cepat diraihnya buku itu dan menaruhnya di laci.

"Sedih banget , gue sampai nangis." Kekeh Fe membuat Key menutup wajahnya malu.

"Kok ditutup?" Fe menurunkan tangan Key dan menatap gadis itu lekat.

Key menggigit bibirnya, wajahnya memanas, jantungnya berdetak kencang. Sedangkan Fe di depannya terkekeh dan mengacak rambutnya.

Fe melepaskan kedua tangan Key dan bersedekap menghadap papan tulis. Ia masih ingat jelas curhatan Key yang ditulis di buku itu. Ia menyinggungkan senyum dan kembali menatap Key. Gadis itu terlihat menggemaskan dengan pipi merona.

Fe berdiri dari kursi dan mengacak rambut Key membuat gadis itu menggerutu karna rambutnya jadi berantakan. "Belajar yang bener, nanti pulangnya bareng."

Itulah yang terakhir Fe katakan sebelum keluar dari kelas itu. Semua orang heboh dan mengelilingi Key. Menginterogasi Key dan berdecak kagum hingga suara bel mengintrupsi semuanya agar kembali ke bangkunya masing-masing.

"Kayaknya lo seneng banget ya?" Tanya Wenda, gadis itu baru datang.

Key mengangguk dan memilih mengabaikan Wenda, bisa panjang urusannya jika ia masih menjawab perkataan gadis itu.

Feelings (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang