t w e l v e

335 42 6
                                    

Kai's side

"Maaf udah ngeganggu."

3 kata terakhir yang gue lontarkan pada Kalistha saat gue melihat pemandangan-- menjijikan dibalik pintu itu. Jujur rasanya gue sangat kecewa atas apa yang gue lihat dengan mata kepala gue sendiri.

Rasanya perjuangan gue selama ini untuk mertahanin kelanjutan hubungan gue sama Kalistha sia-sia. Lalu untuk apa gue terus minta perestuan dari keluarga gue setiap hari? Untuk apa gue selalu menyempatkan waktu berharga gue buat meyakinkan Kalistha kalau semuanya akan segera berakhir?

Emosi gue meluap. Gue terus berjalan lurus menyusuri sepanjang koridor rumah sakit tanpa peduli sekeliling gue.

Sampai akhirnya bunyi ponsel gue menyadarkan gue yang terbuai dengan kejadian barusan.

Mama is calling

Ibu jari gue men-slide lambang hijau dan segera menempelkan ponsel gue ditelinga.

"Halo?"

Halo nak, kamu dimana?

"Kantor, kenapa?"

Sore ini mama minta kamu kosongin jadwal ya?

"Ada apa?"

Mau ada makan malem sama temen mama, kamu temenin mama ya

"Ga bisa sama kak--"

Nggak. Mereka sibuk, sama kamu aja ya?

"Yaudah iya"

Oke makasih ya sayang, love you

"Too"

Tut.

Dari sini, gue berencana untuk langsung ke kantor, menanyakan semua jadwal dan akan mengancel segala kepentingan pekerjaan di hari ini.

+×+×+×

"Kai! Ayo cepet ini udah ditungguin!" Teriak mama dari balik pintu kamar gue.

Sementara didalam kamar, gue masih memakai kemeja putih gue. Kenapa rasanya males banget? Padahal kan cuman nemenin. Entahlah, yang pengen gue lakuin sebenernya pergi ke bar dan melakukan apa yang gue mau disana.

Karna disaat pikiran gue kacau, bar adalah tujuan utama gue untuk menjernihkan pikiran.

"Kai!" Lagi-lagi suara mama melengking sepanjang ruangan. Sampai akhirnya pintu kamar gue terbuka dan terpampang lah sosok wanita berkepala empat dengan dressnya. "Astaga nak! Baru pake kemeja gimana sih?! Ini kalau telat mama malu lho!"

Malas meladeni segala macam omelan mama, gue langsung menyambar jas hitam gue, dompet, dan kunci mobil gue lalu keluar kamar menuju garasi.

Diikuti dengan mama gue yang menenteng heels nya sembari mengangkat dress nya yang cukup panjang.

Dalam hati gue cuman bisa bilang kalau mama gue ini ribet. Padahal kan cuman makan malem? Tapi kok outfit nya kayak mau ketemu besan?

+×+×+×

Sampai sekitar jam enam sore disebuah resto besar nan mewah yang berada dalam hotel, gue juga mama turun dari mobil dengan tangan mama yang setia menggandeng lengan gue.

"Dimana?" Tanya gue sambil melihat kesana-kemari.

"Lantai 7 sayang." Jawab mama dan kami pun masuk ke dalam lift.

La Differénce - Kim Jongin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang