Sayang bgt akutu sm sider sampe pen ditebas hehe
Author's side
Self-injury, adalah penyakit melukai diri sendiri untuk melampiaskan emosi, rasa kecewa dan lain sebagainya, tentunya hal itulah yang sedang Kalistha alami sekarang.
Perempuan yang dikenal selalu ceria, selalu tersenyum, tidak mengenal apa itu putus asa tapi sekarang ia jauh berbeda dari sosok itu.
Sosoknya yang sekarang bisa dibilang begitu gelap. Semenjak perginya Xena, anak pertamanya dari Kai dengan cara yang tragis.
Sebenarnya, Kalistha belum tau pasti tentang kejadiannya waktu itu. Lagipula, Kai sendiri memang sengaja menyembunyikannya, ia tidak mau Kalistha semakin stress mengetahui fakta dibalik kematian anaknya.
Waktu dimana Hana melihat Kalistha merobek kulitnya dengam gunting, membuat Hana menangis. Hati seorang ibu beranak dua itu hancur ketika melihat putrinya berlaku seperti itu.
Lalu semenjak itu pula, Kalistha dibawa ke rumah sakit, tepatnya ke psikolog. Dari situlah mereka mengetahui kalau Kalistha mengidap penyakit self-injury.
Sedih rasanya, apalagi Kai sebagai suami, melihat istrinya harus melukai diri sendiri demi menyalurkan emosinya.
"Kal," panggil Kai. Mereka berdua berada di kasur. Kalistha sedang tidur memunggungi Kai, bukan tidur tapi melamun lebih tepatnya. Sudah hampir 3 minggu, tapi Kalistha masih begini-begini saja.
"Kal, liat aku sini." Pinta Kai lalu membalikkan badan Kalistha untuk menghadapnya. Sungguh prihatin melihat wajah Kalistha. Tulang pipinya semakin terlihat, bibirnya pucat, matanya sayu. Tangan Kai menangkup wajah Kalistha lalu mengusap pipi Kalistha pelan. Menyingkirkan rambut-rambut yang menutupi wajah istrinya. Ingin Kai menangis melihat itu.
"Udah ya? Jangan kayak gini lagi. Aku mohon."
Tanpa disadari air mata Kai turun. Kalistha hanya diam menatap Kai dengan tatapan kosongnya.
"Kamu bisa cerita Kal sama aku. Aku siap jadi tempat sampah kamu. Jangan di pendem ya? Kalau kamu marah kamu sakitin aku aja jangan sakitin diri sendiri." Ucap Kai kemudiam mengambil tangan kurusnya Kalistha. "Pukul aku Kal. Pukul aku yang kenceng."
Plak!
Plak!
Plak!Tangan Kalistha, ia gerakkan untuk memukul pipinya sekeras mungkin. Sakit. Tapi ga sebanding atas apa yang Kalistha lakuin sama dirinya sendiri.
"Ga sakit Kal, ga seberapa dibanding ini," kini tangan Kai meraih tangan Kalistha yang dibalut baju panjang kemudian ia menggulung baju yang menutupi lengan Kalistha yang penuh dengan goresan-goresan hasil Kalistha sendiri.
Kai semakin mengeluarkan air matanya dikala melihat luka-luka itu, rasanya ia gagal menjadi suami untuk Kalistha.
"Udah ya sayang? Jangan kayak gini lagi please. Aku ngerasa gagal jadi suami. Ga becus, tolol, bego, bodoh, ga bisa jaga istrinya sendiri. Maaf Kal."
Laki-laki itu menarik Kalistha ke dalam pelukannya, menangis hebat dipundak Kalistha.
"Berhenti lukain diri sendiri ya Kal? Kalau ada apa-apa, jadiin aku samsak aja gapapa aku siap." Kai terus memohon pada Kalistha yang masih membisu.
Sebenarnya dalam hati Kalistha, ia sangat ingin kembali jadi dirinya yang dulu, tapi rasanya sulit. Sulit menerima kenyataan yang ada. Rasanya ia ingin cerita semua kesedihannya, kekesalannya, kekecewaanya, bahkan segala-galanya tentang apa yang ia rasakan saat ini, tapi sulit. Bibirnya selalu kelu dikala ingin mencurahkan semuanya kepada Kai. Jadi semuanya terlampiaskan dengan cara melukai dirinya sendiri. Menurut Kalistha, hal itu sama sekali ga sakit, yang ia rasakan sesudah melakukannya justru tenang. Walaupun ia tau, ketenangannya hanya untuk sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Differénce - Kim Jongin ✔
Fanfiction[Completed.] Perbedaan bukan perihal tak bisa bersatu, Tapi perihal seberapa besar keinginan mereka untuk bersatu.