s e v e n t e e n

364 40 8
                                    

Kalistha's side

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu oleh sebagian besar orang, khususnya aku. Kenapa? Karna di hari ini lah kehidupanku akan dimulai kembali untuk yang kedua kalinya.

Tentunya bersama orang yang aku sayangi. Dan dia berhasil membuatku merasa kalau dialah tempatku pulang, dialah rumahku. Mau sejauh mana aku pergi dan dengan siapapun itu orangnya, tetap saja aku akan kembali padanya.

Kai.

Nama yang pastinya akan selalu ada di setiap doa ku.

Mas Jaehyun, semoga mas juga bahagia ya. Maaf kalau Kalistha udah nemuin kebahagiaan Kalistha lagi setelah mas Jaehyun. Batinku saat Kai hendak memasangkan cincin berwarna silver itu di jari manisku. Setelah tadi ia berhasil mengucapkan ijab qabul dengan satu tarikan nafas.

Tentunya sehabis sesi saling memakaikan cincin, kami langsung ke altar dan bersiap untuk menyalam-nyalami siapa saja yang datang ke pernikahan kami. Yaa, hari besar kami.

Mungkin memang sangat tidak di sangka-sangka, bahwa pada akhirnya aku dan Kai bisa menikah. Walaupun awalnya kami berdua sempat memiliki pikiran dimana kami tidak akan pernah bisa menyatu. Tapi Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui kalau kami pantas untuk dipersatukan. Dan mungkin juga, ini memang sudah jalannya, hanya saja kami selaku manusia tidak pernah tau skenario sebenarnya dan hanya bisa menerka-nerka.

Jujur aku sangat bersyukur, karna bisa berakhir sebahagia ini. Tapi disatu sisi, aku pun merasa sedih, karna Kai, laki-laki yang akan menjadi imam bagiku dan Keyra nantinya, harus meninggalkan keyakinannya demi bersama denganku.

Disitulah aku selalu merasa bersalah tiap kali mengingat betapa besar keinginan Kai untuk terus bersamaku. Meski sekalipun harus menjadikan keimanannya sebagai taruhannya.

Tapi bukan Kai namanya kalau selalu berusaha untuk meyakinkanku kalau semuanya baik-baik saja. Aku tak perlu merasa khawatir dan hanya perlu menerima bahwa ini adalah pilihan dan jalan yang terbaik. Anggap saja bahwa kami selaku manusia hanya bisa menjalani perannya dalam sebuah skenario film. Itu semua hal yang selalu saja Kai bicarakan tiap kali aku merasa bersalah.

Balik lagi ke awal. Dimana orang-orang sedang mengantri untuk memberi selamat pada kami.

"Kal, congrats ya. Semoga bahagia." Ucap Eunwoo, pasienku yang-- kian hari terlihat semakin kurus. Dengan rambutnya yang menipis akibat kemo.

Mendengar ucapan Eunwoo, aku terenyuh lalu memeluknya. Selama ini aku sudah sangat jarang menemaninya-- waktuku selalu habis untuk Kai. Jadi aku hanya bisa memberinya semangat melewati pesan.

"Thank you Eunwoo. Maaf ya belakangan ini aku ga bisa temenin kamu. Semoga kamu selalu semangat ya?" Ucapku yang hampir saja menangis. Aku sangat iba dengan Eunwoo.

"It's okay Kal, aku ngerti." Eunwoo melepas pelukannya dan tersenyum. "Kai, jaga Kalistha ya? Jangan dibuat nangis. Selamat btw."

Kai memeluk Eunwoo ala laki-laki kemudian, Kai mengucapkan banyak makasih pada Eunwoo. "Thanks. Pasti bakal gue jaga kok tenang aja. Bakal gue buat dia bahagia."

Dalam hati saat mendengar perkataan itu, aku hanya menahan ketawa karna tak menyangka Kai bisa se cheesy itu.

Tak hanya Eunwoo, Baekhyun pun datang dan tentunya memberi selamat kepada kami berdua. Dialah yang paling heboh dari yang heboh. Rasanya semua orang yang melihat dan mendengar reaksi Baekhyun bak cacing kepanasan itu langsung tertawa.

"Aduh kacau nih! Kapalku akhirnya berlayar!"

"Paan sih Baek, udah sono. Heboh banget lo." Omel Kai.

"Biarin dong anjir. Kan namanya juga bahagia. Ya kan Kal?"

Aku sih hanya tertawa saja melihat apa yang mereka lakukan juga perdebatkan.

Selain Baekhyun, masih banyak lagi tentunya yang memberikan kami ucapan selamat.

Sangat lelah rasanya tapi tak apa. Selagi mengingat kalau ini hari bahagia ku, jadi aku pun harus enjoy dengan tiap-tiap acara yang ada.

+×+×+×

Selesai acara, baru benar-benar beres sekitar pukul 10 malam. Iya, kami sengaja mengadakan ijab qabul dan resepsi di malam hari. Agar nuansanya pun tidak kebanyakan pada umumnya yang dilaksanan pada siang hari.

Capek? Jelas aku dan Kai sama-sama capek. Tapi ya mau bagaimana? Memang resikonya sudah pasti begitu. Jadi sekarang, kami berdua memutuskan untuk istirahat di hotel.

Ohiya, pernikahan aku dan Kai juga dilakukan di hotel yang sama dengan penginapan kami sekarang.

Soal Keyra, dia dititip di mama. Dan luar biasanya lagi, Keyra sangat mengerti. Apalagi mengetahui kalau kami memang butuh waktu berdua.

Di dalam kamar, aku sedang tiduran di kasur sambil berselimut. Menunggu Kai yang sedang menyelesaikan mandinya.

Begitu pintu kamar mandi terbuka, suami ku itu keluar dengan pemandangan tidak biasa. Bahkan aku sangat takjub dibuatnya, saat melihat Kai dengan badannya yang-- ahh siapapun perempuan yang lihat pasti akan terkagum.

 Bahkan aku sangat takjub dibuatnya, saat melihat Kai dengan badannya yang-- ahh siapapun perempuan yang lihat pasti akan terkagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, kok ngelamun?" Kai tertawa lalu menyadarkan ku.

Aku yang sepertinya tertangkap basah sedang gugup, langsung kelabakan. Berusaha untuk pura-pura bertingkah biasa saja. Padahal aku yakin pipi ku pasti sudah semerah tomat.

"E--eh? Ng--nggak kok. Aku ambilin baju ya?"

Aku bangkit lalu turun dari kasur dan hendak mengambilkan Kai baju, namun tiba-tiba Kai menarik tangan ku dan menempatkan ku dalam pelukannya.

Jelas saja aku terkejut. Jantungku bahkan sudah berdetak tak karuan. Sampai saat nya dimana Kai menatap wajahku lamat-lamat, lalu mendekatkan wajahnya pada ku dan--

Chuu!

Kai mencium bibir ku sekilas dan membuatku berhasil membeku di tempat.

Laki-laki manis itu tertawa melihat reaksi ku. Lalu mengusap bibir ku pelan dan bilang, "Sweet. Can I taste it again?"

"--" baru mau menjawab, tapi tanpa izin Kai langsung mencium bibir ku lagi. Kali ini tidak hanya sekilas tapi cukup lama. Bahkan dari yang lembut sampai akhirnya menuntut. Membuat ku merasa mabuk akan hal yang dia lakukan.

Kami berhenti dengan nafas yang tersengal karna tadi sempat kehabisan oksigen. Kemudian, Kai melanjutkannya. Membawa ku lebih erat ke dalam pelukannya dengan melingkarkan tangan besarnya tepat di pinggangku.

Lalu disela-sela kegiatan yang kami lakukan, Kai berbicara.

"Ga perlu ambil baju kalau abis ini langsung di buka lagi."

Tbc

Nulis apaan tuh gue? Ga liat.

Sambil tidur gue nulisnya.

Uda ye, kaga bisa bikin yang begituan:( lagi bulan puasa tidak baik jika menyebar dosa wkwk

La Differénce - Kim Jongin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang