Di play mulmednya yaa biar ngena
Author's side
Hampir satu bulan lebih Kai dan Kalistha ga berkomunikasi sama sekali, membuat Kai hampir gila. Rambutnya yang udah ga pernah dicukur, rambut-rambut kecil yang mulai tumbuh lebat di sekitar dagu Kai dan berat badan Kai yang turun cukup banyak.
Sehancur itu. Sampai akhirnya, Ellen mengetahui hal itu. Sebenarnya ga cuman Ellen, abangnya, kakaknya, bahkan keluarga Kalistha dan Kalistha sendiri udah tau. Tapi gimana? Kalistha juga-- ga bisa. Bukannya selama ini Kalistha baik karna udah kasih kesempatan Kai sama Krystal bareng-bareng?
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu dari luar berhasil membuat Kai tersadar dari lamunannya. Kakinya melangkah menuju pintu dan membuka pintunya. Terpampang lah seorang perempuan membawa sebuah paper bag di tangan kanannya beserta raut wajahnya yang khawatir.
Kai terdiam sejenak, matanya menatap perempuan itu lamat-lamat, kemudian sejurus kemudian, Kai memeluk perempuan itu erat dan menangis hebat di pundaknya.
"Tal.." lirih Kai. "Kalistha tal.."
Mengerti akan situasi, Krystal membalas pelukan Kai, berusaha menenangkannya.
"Shh, iya-iya aku tau, masuk dulu yu?" Ajak Krystal yang berhasil membujuk Kai.
Di dalam, Krystal mengeluarkan sebuah makanan dari dalam paper bag tersebut, menyiapkannya di piring, kemudian kembali ke ruang tamu untuk menyuapi Kai.
"Kai? Makan dulu yu? Aku suapin." Bujuk Krystal yang sudah ancang-ancang memasukkan makanan ke dalam mulut Kai. Mulut Kai pun terbuka dan melahap makanan dari Krystal itu.
Sebenarnya Kai sama sekali kehilangan nafsu makannya. Boro-boro makan, yang ada dipikirannya saat ini hanya Kalistha, Kalistha dan Kalistha. Bagaimana pun caranya Kai harus berpikir keras untuk membawa kembali Kalistha padanya. Barulah Kai bisa hidup tenang.
Baru 4 suap, rupanya Kai menolak saat Krystal kembali menyuapinya.
"Udah Tal, kenyang."
Krystal menghela nafas berat. Rasanya 4 suap hanya cukup untuk porsi bayi. Se frustasi itu Kai sampai makan pun mogok.
"Yaudah, aku ambilin minum ya?"
Kai mengangguk. Krystal beralih untuk ambil minum dan ga lama, Krystal kembali dengan segelas air putih di tangannya.
"Nih, minum pelan-pelan." Perlakuan Krystal pada Kai sangat halus. Perempuan itu cukup mengerti untuk saat ini, kalau laki-laki yang sangat ia sayang itu, lebih menyayangi perempuan lain dibandingkan dirinya.
Krystal duduk di samping Kai. Menarik kepala Kai untuk bersandar di pundaknya dan mengusap wajah Kai perlahan.
"Kai.." lirih Krystal. "Maafin aku ya? Kamu sama kak Kalistha jadi kayak gini."
Kai ga menjawab, yang laki-laki itu bisa lakukan hanyalah menangis. Secengeng itu dan selemah itu Kai.
"Sekarang kamu liat aku Kai." Perintah Krystal yang mengubah kepala Kai untuk menjauh dari pundaknya kemudian kedua tangannya menangkup wajah Kai-- yang terlihat sangat berantakan.
He really fucked up.
"Aku janji, aku bakal bantuin kamu balik lagi sama kak Kalistha." Ucap Krystal membuat Kai berhenti menangis dan menatap Krystal serius. "Tapi kamu harus janji sama aku, setelah semuanya membaik, kamu harus bener-bener jaga perasaan kamu buat kak Kalistha, jangan lagi buat dia kecewa."
Kai mengangguk semangat, tapi sesuatu ngebuat Kai langsung masang raut wajah sedih lagi.
"Tapi-- kamu gimana Tal? Aku juga udah buat kamu ke--"
KAMU SEDANG MEMBACA
La Differénce - Kim Jongin ✔
Fanfiction[Completed.] Perbedaan bukan perihal tak bisa bersatu, Tapi perihal seberapa besar keinginan mereka untuk bersatu.