Jangan lupa buat vomment yah biar Gar semangat ngetiknya..
Happy wedding, eh.. Happy reading maksudnya.. Ehehe...
---
Jason POV
"Kita mau kemana?" tanyaku saat kami berada di garasi apartement Sasha.
"Belanja bulanan, gue pingin lo ikut bantuin gue bawa barang. Lo mau ikut kan? Kalau enggak, gue gak maksa" ucap Sasha.
"Gue mau" jawabku
"Umn.... kalau begitu lo yang bawa motor ya? Bisa kan?" pinta Sasha.
"Bisa" jawabku, Sasha memberikan kunci motornya ke aku. Ia duduk di belakangku, sebelum kami berangkat kami mengenakan helm terlebih dahulu. Setelah itu aku mulai menjalankan motornya.
Sepanjang perjalanan, keheningan mengisi diantara kami. "Sha, lo tunjukin arahnya ya. Gue kurang tahu lo mau ke mall yang mana" pintaku memulai pembicaraan.
"Oke" jawab Sasha, hanya itu yang Sasha katakan.
Kalau aku mau bicara dengan Sasha, aku pun bingung harus memulai pembicaraan dengan hal apa.
---
Akhirnya kami sampai di mall yang Sasha tuju, aku memarkirkan motor Sasha terlebih dahulu.
Aku menggangdeng tangan Sasha saat kami memasuki mall, Sasha sendiri sedikit terkejut sebab ulahku. Ia langsung menatapku, "gak boleh ya?" tanyaku polos.
"Serah lo aja deh" jawab Sasha agak kikuk.
Aku tersenyum sambil menatapnya, hati kecilku bergumam lagi.
'Falling love with me' Aku tidak berhenti mengucap mantra itu dalam hati. Sejak kami memasuki mall, pandangan cewek - cewek terfokuskan ke kami.
Oh tidak! Bukan kami, tapi aku.
Mereka menatapku penuh kekaguman, benar - benar menyebalkan.
Ini hal yang paling aku benci jika berada di dekat banyak orang. Cewek - cewek akan langsung menjadikanku pusat perhatian, pantas saja madam gemar mengurungku di club.
Ternyata aku punya daya tarik tersendiri dimata para cewek, tuhan memang mengkaruniai aku wajah tampan.
Tapi karunia itu justru membawa petaka buatku, contohnya saja bisa membuat madam pemilik club itu menjadikanku sebagai mesin uangnya.
Disisi lain aku juga dapat keuntungan, dengan modal tampang saja aku bisa menarik perhatian cewek yang aku inginkan.
"Jas, gue boleh tanya gak?" tanya Sasha tiba - tiba.
"Mau tanya apa?" tanyaku balik.
"Umur lo berapa sih?" tanya Sasha, "20 tahun" jawabku.
Sebenarnya masih belum benar - benar 20 tahun, kira - kira masih kurang 5 bulan.
"Memangnya kenapa?" tanyaku balik, "feeling gue bilang gue jalan sama om - om" ledek Sasha.
"Belum genap 20 tahun Sha" belaku pada diriku sendiri, "om Jason" ledeknya sambil berjalan mendahuluiku. Sasha tertawa renyah.
---
Kami sampai di bagian makanan, Sasha mengambil keranjang, Lalu ia mengambili barang - barang yang dia butuhkan, aku berusaha menyamakan langkah kakiku dengannya.
"Kalau umur lo?" tanyaku, "9 tahun" jawabnya asal.
"Gue serius Sha" gumamku.
"Kalau menurut om berapa?" tanyanya dengan nada meledek, aku menyipitkan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasha ✔
Teen Fiction⚠ GA USAH PLAGIAT, BUAT CERITA ITU GA SEMUDAH BUANG KENTUT Jason, cowok yang memiliki paras tampan layaknya cowok western yang bisa membuat setiap cewek yang melihatnya menjadi leleh. Namun paras tampan itu bukanlah suatu keberuntungan, namun sebuah...