Hey - heyy... Gue update karena gabud, btw masih ada yang ngarep cerita ini update ga? GA ADA? Ya udah gak apa - apa lahh..
Karena aku baik.. Belum sampai target gw up kan? Mwhehehehe...
Happy reading guys, jangan lupa ninggalin vomment yaaa...
******
Jason POV
"Jas udah pagi, bangun gih" ucap seseorang sambil menggoyang - goyangkan bahuku, aku langsung terbangun.
Sasha sudah ada dihadapanku, ia mengenakan seragan SMA lengkap dengan atributnya. Rambutnya ia kucir kuda, "udah jam enam Jas, masih mau tidur terus?" tanyanya.
Aku menggeleng, Sasha tersenyum sekilas. "Nih baju gantinya buat kamu, itu bajunya abangku. Kalau gak salah seukuran sama kamu" ucapnya sambil menyodorkan satu potong kaos berwarna hitam dan celana jeans panjang berwarna biru.
"Kamar mandinya di lantai dua, ummm... dari pada nyasar lebih baik di samping dapur aja. Lurus terus, nanti masuk kalau ada pintu warna dark blue" jelas Sasha.
"Oke" jawabku, aku melangkahkan kakiku sesuai dengan petunjuk Sasha, sampai dikamar mandi. Aku membuka pintunya.
Tak perlu waktu lama, 10 menit kemudian aku keluar dengan kaos hitam itu. Kulihat Sasha yang sedang asyik menikmati sarapannya, Saha melihatku dari atas hingga ke bawah.
Aku berdeham, sepertinya Sasha masih terpaku pada penampilanku. Aku akui kalau kaos ini menempel pas di badanku, sehingga sedikit memamerkan tubuh atletisku, "Sha" panggilku.
Sasha mengerjapkan matanya, "eh sorry" gumamnya. Ia menggaruk lehernya yang tidak gatal, hmmm...
Jika Sasha bisa terjebak pada pesonaku, kali ini aku tidak keberatan.
Aku sendiri juga sama, dari awal aku bertemu Sasha, aku langsung jatuh cinta karena pandangan pertama.
Selain jatuh cinta karena kecantikan Sasha, aku juga terpesona oleh kebaikannya.
"Umm... aku kira bajunya gak muat" ucapnya gugup.
"Bajunya pas kok" jawabku, aku menjatuhkan tubuhku di kursi. Kami duduk saling berhadapan.
"Jas,biar lebih fleksibel manggilnya elo - gue aja ya" pintanya gak kaku.
Sejujurnya aku agak keberatan dengan permintaan Sasha yang ini, 'Jason, kamu harus sadar diri. Kau itu cuma beruntung karena dia mau menolongmu, coba saja dia membiarkanmu terkapar dijalan. Apakah kau yakin kalau hari ini kamu masih bernapas jikalau Sasha tak menolongmu' batinku.
"Okay" terimaku, meskipun hati kecilku protes, memangnya aku bisa apa?
"Jas, gue berangkat ke sekolah dulu. Kalau ada apa - apa telpon aja" ucap Saha sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Oh iya, mana handphone lo?" pinta Sasha sambil menyodorkan tangannya.
Ini pertanyaan yang aku benci, aku tidak punya handphone. Memalukan sekali jika Sasha tahu itu, bayangkan saja. Dari awal dia menolongku, memberiku makan, menyediakanku tempat tinggal, dan pakaian yang melekat padaku ini pun milik abangnya.
"Jas, lo dengar gue atau enggak?" tanya Sasha.
"Gue gak ada handphone" jawabku malu - malu, Sasha mendengus pelan.
"Kalau ada apa - apa itu ngomong Jason, jangan cuma diem. It's okay kalau lo gak ada handphone, yaudah gue mau berangkat. Mungkin gue pulang jam 1 siang, ini kuncinya. Kalau lo keluar kunci pintu depan, kuncinya taruh aja dibawah karpet. Gue mau pergi, bye Jason" ucap Sasha sambil memberikan kunci apartementnya kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasha ✔
Novela Juvenil⚠ GA USAH PLAGIAT, BUAT CERITA ITU GA SEMUDAH BUANG KENTUT Jason, cowok yang memiliki paras tampan layaknya cowok western yang bisa membuat setiap cewek yang melihatnya menjadi leleh. Namun paras tampan itu bukanlah suatu keberuntungan, namun sebuah...