6. Lupa

305 25 1
                                    

Happy reading, jangan lupa nekan logo bintang dibawah itu ya biar Gar semangat ngetiknya...

***

Sasha POV

Sekarang aku dan kedua sahabatku sedang duduk dibangku kantin. disinilah biasanya kami menghabiskan waktu saat jam istirahat berlangsung. Kami tidak hanya bertiga saja, Angela dan Daffa ikutan ngobrol dengan kami.

Angela, cewek cantik dari kelas 10 IPA C yang mendapat julukan the most wanted di sekolah. Selain cantik, Angela juga pandai bernyanyi. Hanya saja ada satu point minus dari Angela, Angela tukang gosip.

Aku tidak bisa sembarangan bicara saat di depan Angela, takutnya mulut ember Angela akan membeberkannya.

Daffa, dia juga salah satu most wanted juga dari kelas 10. Banyak juga cewek - cewek yang ngefans dengan Daffa, hanya saja mereka harus menelan kekecewaan karena idola mereka itu playboy. Mungkin mereka bisa paaran dengan Daffa sehari, esoknya juga Daffa akan memutusan mereka.

Hmnn.... Dan untuk sekarang aku dengar Daffa dan Angela pacaran.

Daffa dan Angela memang sering ngobrol dengan kami, mereka berdua punya kesamaan. Mereka tidak suka berteman dengan most wanted lain ataupun ikut geng manapun, mereka berdua lebih suka nimbrung kesana - kemari. Dan hal itulah yang aku sukai dari mereka.

"Sha, habis ini jadi gak kerumah lo? Eh ralat, maksud gue apartement lo?" tanya Daffa yang sukses membuatku tersedak kuah bakso.

"Ngapain?" tanyaku dengan nada meninggi.

"Yaelah, benar lah kalau sekelas nyebut lo pelupa. Kerja kelompok Sha, lo lupa tugas geografinya pak Kiki?" ucap Keisha.

Damn! Aku benar - benar lupa, "jadi ya ke apartement lo?" tanya Arvin.

"Mmnn.... Ke rumah Angela gimana?" tawarku, "bukannya gak boleh ya guys, hari ini ada teman - teman arisannya mami gue" jawab Angela.

"Kalau lo Daf?" tanyaku, "kan rumah gue lagi direnovasi" jawab Daffa santai.

Aku menepuk jidatku, bagaimana ini? Di apartement ada Jason, aku tidak ingin keberadaan Jason diketahui oleh mereka.

Terutama Angela, aku takut mulut Angela yang tidak ada remnya itu menyebarkan gosip yang tidak - tidak untukku.

"Ke apartement lo kenapa sih? Kan minggu lalu udah setuju buat kerjain tugasnya di apartement lo" tanya Keisha curiga, "abang lo di apartement ya? Makanya gak kasih izin?" tebak Arvin.

Aku menggeleng, "enggak, bukan itu" sanggahku.

"Ah, gue tahu! Atau jangan - jangan apartemant lo jadi bandar narkoba, makanya lo larang kita datang?" tebak Daffa asal, aku langsung menjitak kepalanya. "Enak aja mulut lo kalau bicara! Lo kira gue cewek apaan!" omelku.

"Udah Sha, kita gak minta cemilan kok, iya kan guys" ucap Arvin sambil menepuk bahuku, "udah di apartement lo aja" tambah Keisha.

Aku hanya menghela napas berat dan mengiyakan mau mereka.

---

Jam pulang sekolah tiba, sekarang aku berada di parkiran sekolah. Aku sedang duduk di motor maticku, tanganku sibuk dengan handphoneku.

Kali ini aku mengkhawatirkan Jason, aku ingin Jason tetap diam di kamar Samudra sampai keempat temanku itu pulang.

Sekarang aku sedang sibuk mengetikkan pesan untuk Jason.

Me

Jas, teman - teman gue mau datang ke apartement. Gue minta lo tetap di kamar aja ya, kunci pintunya. Gue gak mau mereka tahu keberadaan lo, lo boleh keluar kalau gue nyuruh lo keluar.

Aku langsung mengirimnya, aku masih khawatir. Aku takut Jas tidak membacanya.

Kuputuskan untuk menelpon Jas, kutunggu hingga Jas mengangkat telponnya. Namun nihil hasilnya, Jas tidak mengangkat telponku.

Aku mencoba menelpon Jas lagi, namun panggilan keduaku tetap tak terjawab.

Aku tak menyerah begitu saja, aku masih tetap menelpon Jas. Semuanya tetap sama, keadaan tak berubah. Sudah 10 kali aku menelpon Jas, tapi tetap saja panggilanku terabaikan.

Jas sedang apa sih? Jangan - jangan masih tidur?

"Jas lo lagi ngapain sih? Pakek acara telpon gue lo cuekin segala" gerutuku sebal. aku mengetuk - ngetukan kakiku karena sebal.

"Jas siapa?" Jas hujan?" ledek Arvin yang tiba - tiba datang, ia menyikut lenganku.

"Cih jengkel amat mukanya, kenapa Sha? Lagi nungguin cowok lo jemput ya? Mana, kok gue belum pernah lihat?" tambah Daffa yang entah sejak kapan disitu.

"Kalian ngapain disini? Sejak kapan?" tanyaku, "kita nungguin Keisha sama Angela yang lagi ke toilet" jawab Arvin.

"Lagi chat si doi ya?" tanya Daffa. "Bukan urusan lo" jawabku judes, "dih jahat banget, gue kutuk lo jadi jomblo seumur hidup loh" ledek Daffa.

"Udah Daf diam, kerjaan lo dari dulu ribut terus sama Sasha" lerai Arvin. Dari kami berlima memang hanya Arvin yang punya sifat sedikit dewasa, tapi jika ditanya siapa yang paling kekanak - kanakan jawabannya adalah Daffa.

Daffa itu sangat usil dan plin - plan, dikelas pun kerjaannya Daffa hanya mencontek dan mengusiliku. Aku heran dengan Daffa, hari - harinya hanya digunakan untuk mengusiliku.

Padahal kan masih banyak cewek ataupun cowok lain dikelas, tapi pilihannya selalu aku. Ia juga kan kan punya punya cewek. Ia kan bisa mengganggu ceweknya dari pada aku terus.

"Yuk pergi, nanti keburu kemaleman" ajak Angela yang tiba - tiba datang.

"Gue nebeng lo yang Sha" pinta Keisha, "gak sama gue aja?" tawar Arvin.

Yeah, sejak awal MOS aku sudah sempat menebak kalau Arvin punya perasaan lebih ke Keisha. Hanya saja Keisha tidak cukup peka untuk mengetahuinya.

Bisa dibilang kami terjebak cinta segitiga, aku menyukai Arvin. Namun Arvin menyukai Keisha, dan untuk Keisha aku tidak tahu dia jatuh cinta pada siapa.

Bisa dikatakan kalau aku jatuh cinta pada pandangan pertama ke Arvin, aku terus memupuk cinta dalam diamku ke Arvin.

Namun semua itu hancur begitu saja saat Arvin berterus terang tentang perasaannya setahun lalu, ia bercerita kalau dia mencintai Keisha. Mau tidak mau aku harus mengalah dan merelakan perasaanku.

Padahal hingga kini perasaanku ke Arvin belum benar - benar pudar. Namun aku sudah mencoba bersikap senormal mungkin, aku bahkan mencoba menganggap Arvin layaknya saudaraku sendiri.

"Kalau gue sama elo dan Daffa sama Angela kan kasihan Sasha sendiri" jawab Keisha, "eh... begini aja, elo bonceng Angela pakek motor Sasha. Lalu Sashanya gue bonceng, gimana?" usul Daffa sambil memainkan sebelah alisnya.

Aku langsung memukul kepala Daffa dengan helmu, "lo sterss ya Daf?" tegurku jengkel. "Stress karena cinta gue ke elo" gombal Daffa, rasanya aku ingin sekali mendepak wajah Daffa dengan sepatuku.

"Beb, lo gila ya! Pacar lo itu gue, bukan Sasha. Jangan aneh - aneh deh" dumel Angela.

"Key, yuk naik. Gue capek dengarin omongannya Daffa yang gak ada faedahnya" pintaku pada Keisha.

Keisha pun langsung naik ke motorku. "Eh Sha, sini gue bonceng! Kok malah ngebonceng Keisha sih!" protes Daffa.

*

*

*

See you next chapter, makasih udah baca Jason X Sasha..

AN: Peran Daffa dan Angela tak terlalu banyak di cerita ini, so aku mau tanya ke kalian. Tetap di kasih cast apa enggak??

Selasa, 1 Oktober 2019
08:31 wib

Jasha ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang