12. Your type

223 19 0
                                    

HAPPY  READING JASHA! JANGAN LUPA NINGGALIN VOTE AND COMMENT YUPS ☺

-----

Jason POV

Hari ini hari minggu, menurutku minggu adalah quality timeku dengan Sasha. Senin sampai sabtu Sasha habiskan untuk bersekolah, bahkan di sore harinya aku tidak sempat ngobrol dengan Sasha karena pr Sasha yang menggunung.

Jam kerjaku sendiri juga tak menentu, minggu ini aku sering dapat giliran jam malam. Ketika aku tidur, Sasha bangun. Bahkan juga sebaliknya, jadi hari minggu seperti ini adalah hari yang paling kutunggu.

Sekarang aku dan Sasha sedang bermalas - malasan di depan TV. Sasha sedang sibuk mengunyah keripik rasa seaweed, kulihat pipi Sasha yang semakin hari semakin chubby. Aku rasa Sasha jadi lebih gemuk, ah... Walaupun Sasha gemuk, aku juga tetap mencintainya.

Tanpa aku sadari, aku mencubit pipi gembulnya. "Aww... Jas, ngapain sih cubit - cubit?" protes Sasha.

"Habis pipi lo chubby banget, jadi gemes gue" jawabku asal.

"Iya gue emang gemukan Jas, tapi gak usah cubit - cubit. Sakit hau gak. lebih bail lo cepat cari cewek sana buat lo cubit pipinya" omel Sasha.

"Lo sendiri kenapa gak cari cowok?" tanyaku balik. "Karena gue gak suka ribet, punya cowok itu cuma buat hidup gue ribet. Biasanya cuma ngekang - ngekang ceweknya" jawab Sasha.

"Kalau cowoknya kayak gue gimana?" tanyaku, jika aku ingin tahu tentang cowok yang Sasha inginkan, tidak salah kan jika aku bertanya?

Sasha menatapku dari atas hingga bawah. "Sepertinya gak deh Jas" jawab Sasha sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Why? Kan banyak yang bilang gue.."

Belum sempat aku melanjutkan kata - kataku, Sasha memotongnya. "Shut Jas, please" potong Sasha.

"Gue tahu maksud lo Jas, itu penilaian mereka. Bukan gue, gue tahu kalau lo ganteng dan banyak cewek yang suka sama lo. Tapi gua gak nilai orang dari penampilannya Jas" jelas Sasha.

Mendengar ucapan Sasha, rasanya tidak mungkin jika aku tidak kecewa. Semuanya terkesan seperti aku yang sudah mengungkapkan perasaanku, namun Sasha langsung menolakku.

"Jadi lo suka cowok yang bagaimana?" tanyaku.

"Gue suka si kutu buku dan goodboy, yang jelas dia pinter dan friendly. Rapi, suka kebersihan, dan bukan perokok. Mungin kalau dia pakek kacamata bisa jadi nilai plus buat dia. Tahu ah, kenapa sih lo tiba - tiba tanya beginian?" dumel Sasha.

"Ya gue mau tanya aja" jaabku asal.

"Kalau tipe lo sendiri?" tanya Sasha balik.

"Kayak lo" jawabku setengah serius.

Sasha langsung mencubit pinggangku. "Kayaknya lo udah ketularan virusnya Daffa deh, pantes aja belakangan ini omongan lo agak aneh. Udah berapa kali lo main sama Daf?" ucap Sasha sambil menyipitkan matanya.

"Aww.." pekikku sambil menggosok bekas cubitan Sasha, rasa panas masih menjalar di kulitku.

"Udah malam Jas, gue mau tidur dulu. Kalau lo tidur nanti matiin semua lampu, kecuali lampu ruangan ini" ucap Sasha sambil melenggang pergi begitu saja.

Semua obrolan seriusku dengan Sasha selalu berakhir seperti ini, tidak pernah berubah.

✳✳✳

Author POV

Kini sinar rembulan sudah berganti dengan sang mentari pegi, hari pun juga sudah berganti menjadi senin. Mau tidak mau mereka harus mulai beraktifitas seperti sebelumnya dan meninggalkan hari minggu mereka. Tak jarang dari mereka tak rela meninggalkan hari libur mereka.

Jasha ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang