Jangan lupa vote and comment, ngetiknya ini butuh perjuangan..
Happy reading..
***
Jason POV
"Hei bangun, kamu baikan kan?" panggil suatu suara yang lembut yang berhasil membuatku sadar.
Aku membuka mataku dengan pelan, aku mengerjapkan mataku berkali - kali untuk menyesuaikan penglihatanku dengan cahaya diruangan ini. Badanku rasanya sakit semua, kepalaku juga masih pusing.
"Ehm...." deham suara itu lagi, aku langsung mengalihkan perhatianku ke pemilik suara yang merdu itu.
Tak sengaja mataku bertemu dengan iris mata cokelat gelapnya yang hampir kusebut hitam itu.
Hal pertama yang cocok untuk menggambarkannya adalah: "dia sangat cantik"Bahkan lebih dari seorang bidadari, apakah aku sudah ada di surga? Memangnya orang semacam aku pantas apa tinggal di surga?
Cewek itu mengalihkan pandangannya dariku, kulihat pipinya yang memerah karena malu. Ah! Dia tambah cantik, dia sangat mempesona. Sampai - sampai aku tidak bisa mengalihkan perhatianku sedetikpun darinya.
Coba lihat dia! Dia cantik dengan kulit bersihnya. Iris mata cokelat, bulu mata yang lentik, hidung mancung, dan bibir mungil yang berwarna pink.
"Ehm, kamu baik - baik saja kan?" tanyanya perhatian.
Aku mengangguk, mataku masih terpaku pada kecantikannya. Melihatnya terus - terusan seperti ini memang tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi? mataku tidak bisa beralih darinya.
"Aku Lalisa, panggil saja Sasha. Kalau kamu siapa?" tanyanya.
Jadi nama dia Sasha? Okay, aku tidak akan pernah lupa namanya. "Orang - orang biasanya memanggilku J, kamu bisa panggil aku J" jawabku.
Kenyataannya memang begitu, aku tidak punya nama. Makanya orang - orang gemar memperlakukanku seenaknya. Jalankan orang tua, harga diri saja aku tidak punya. Selagi dunia bisa dibeli dengan uang, apa gunanya harga diri?
"Hanya J? Nama lengkapmu masa cuma J?" selidiknya sambil menaikkan sebelah alisnya.
Aku menghela napas berat, "aku tidak punya nama nona, panggil saja J" jawabku sambil mengalihkan pandanganku ke lantai. Sekarang aku baru menyadari dimana aku, rupanya cewek ini membawaku ke rumahnya. Dan tadinya ia menidurkanku di sofa.
"Kamu sok misterius ah!Gak seru tahu" protes Sasha sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Aku gak bohong, mau dengar alasannya?" tawarku.
"Gak perlu ah" tolaknya. Ia mendengus pelan,"okay J, kalau aku memanggilmu Jason bagaimana?" tanyanya.
"Oke"terimaku, entah mengapa hatiku kecilku tiba - tiba menghangat saat mendengar itu.
Beru pertama kali ada orang yang memberiku nama, sebenarnya aku bisa membuatnya sendiri. Misalnya saja Jacob ataupun Justin, tapi bagiku nama itu tidak penting. Dengan nama apa saja, bagi mereka aku tetap sama.
"Jas, bisa kamu jelaskan kenapa kamu babak belur seperti ini?" tanya Saha sambil setengah menatapku.
"Preman - preman mengejarku" jawabku apa adanya.
"Maaf Jas, apa kamu punya hutang sampai mereka mengejarmu?" tebak Sasha.
Aku tersenyum kecut, aku menatap Sasha sekilas. "Mereka yang berhutang padaku Sha, seharusnya begitu" jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasha ✔
Ficção Adolescente⚠ GA USAH PLAGIAT, BUAT CERITA ITU GA SEMUDAH BUANG KENTUT Jason, cowok yang memiliki paras tampan layaknya cowok western yang bisa membuat setiap cewek yang melihatnya menjadi leleh. Namun paras tampan itu bukanlah suatu keberuntungan, namun sebuah...