Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, tahun demi tahun telah terlewati. Kini anak laki-laki lucu dan menggemaskan telah tumbuh menjadi remaja yang tampan dan berkarisma. Begitu pun dengan Yeji, adiknya. Ia telah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kini mereka berumur 12 dan 8 tahun.
Saat ini mereka semua masih berada di Seoul. Semua ini karena permintaan anak-anak yang meminta hadiah telah mendapat peringkat di kelasnya masing-masing.
Sebelum kembali ke Jeju mereka menyempatkan diri untuk mencuci mata di mall Seoul. Seulgi terpisah dari mereka karena ingin ke toilet. Namun sepertinya ia harus menundanya terlebih dahulu karena mendengar sesuatu.
Hisk hisk appa hisk heee hisk
Ia menoleh ke kanan dan menemukan seorang anak kecil yang menangis. Orang-orang hanya berlalu lalang di sekitar anak itu. Karena tidak tega dia menghampiri anak itu.
" hallo nak, kamu kenapa menangis?"
"hisk... A...aku terpisah dari appa hisk...... hisk"
"sudah jangan menangis ya, mari ajjhuma antarkan ke ruang informasi agar nanti appamu datang menjemputmu di sana"
Anak itu menurut dan menerima gandengan tangan Seulgi. Dia mengikuti ke mana pun Seulgi melangkah. Sampai mereka tiba di sebuah ruangan. Mereka masuk. Seulgi berbicara dengan orang yang ada di sana, ia menghampiri anak itu lagi.
"nah kamu tunggu di sini ya sampai appamu datang ke sini. Ajjhuma pergi dulu karena ada yang harus ajjhuma selesaikan" sebelum Seulgi melangkah tangannya kembali di raih anak itu.
"kamsahamnida ajjhuma"
"nee. Ajjhuma pergi dulu, sampai jumpa"
Seulgi meninggalkan ruangan itu dan kembali pada tujuan awal dirinya berpisah dengan yang lain. Setelah selesai dengan urusannya ia berjalan dengan cepat menuju di mana dia dan yang lainnya berjanjian untuk bertemu.
Karena terburu-buru dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria. Hampir saja dia terjatuh jika saja pria tersebut tidak menarik tangannya. Setelah seimbang ia melangkah mundur tanpa menatap orang itu. Ia membungkuk dan meminta maaf pada pria tersebut.
"mianhe, mianhe aku tidak sengaja"
Ia terus saja membungkukkan badannya tanpa menatap pria itu sama sekali. Sampai
"Seulgi"
Ia mendengar suara yang dulu menjadi favoritnya memanggil namanya. Perlahan ia memberanikan diri untuk menatap orang di hadapannya.
Seulgi terkejut melihat seorang pria tinggi yang mempunyai bahu lebar dan mata yang sipit. Tapi bukan itu saja ia juga melihat seorang gadis kecil yang menggandeng pria itu.
Mereka sama-sama terdiam, tak ada yang berbicara. Hanya ada tatapan kaget saat melihat orang yang ada di hadapan mereka. Menyisakan seorang anak kecil yang menatap mereka dengan tatapan bingung. Tapi tak lama gadis itu bersuara.
"appa, ajjhuma ini yang tadi menolongku"
Pria itu dan Seulgi mengalihkan pandangannya pada gadis kecil di antara mereka. Namun tak lama terdengar lagi suara gadis kecil tapi bukan gadis ini. Gadis itu berlari mendekat pada Seulgi.
"eomma cepat daddy bilang kita harus segera ke sana"
"ah mianhe, saya harus pergi"
Seulgi membungkukkan badannya dan segera berjalan meninggalkan pria itu dengan menggandeng tangan putrinya, Yeji.
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
Fanfiction"Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Jika memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti kembali bersama"