“Hyunjin”
“Hyunjin”
Joohyun menoleh pada suaminya yang dibalas dengan tatapan sama seperti dirinya, tatapan tidak mengerti. Biasanya Hyunjin tidak pernah melamun seperti ini. Namun kali ini beda, Hyunjin hanya menatap kosong bahkan hanya mengaduk makanannya seperti tidak ada nafsu makan.
“Hyunjin”
Joohyun mencoba sekali lagi namun kali ini dengan mengusap kepalanya dan itu berhasil menyadarkan Hyunjin dari lamunannya.
“iya mommy?”
“kau kenapa? Mommy perhatikan dari tadi kau melamun terus”
“ah tidak apa-apa mommy. Aku tidak melamun kok”
“bener? Tapi kok kayak gak nafsu gitu makannya?” Kini giliran Junmyeon yang bertanya.
Hyunjin diam
“kalau ada masalah Hyunjin bisa cerita dengan mommy atau daddy”
“Hyunjin ingin bertanya”
Joohyun dan Junmyeon menghentikan makannya dan memperhatikan Hyunjin.
“bagaimana keadaan Yeji? Apakah semakin buruk?”
Yang ditanyai diam dan saling memandang. Mereka bingung, apakah harus memberitahu hal yang sebenarnya pada Hyunjin atau diam saja.
“kumohon mommy, katakan apa yang sebenarnya terjadi”
“Yeji baik-baik saja Hyunjin, kau tidak perlu khawatir” sambil mencoba mengusap kelapanya namun ditepis dengan kasar oleh Hyunjin.
“mommy bohong. Tolong katakan sebenarnya mommy. Pasti keadaan Yeji memburuk kan?” bahkan kini matanya sudah berkaca-kaca.
“tidak Hyunjin, Yeji baik-baik saja. Kau salah sangka”
Joohyun bangun dari duduknya dan mencoba memeluknya tadi selalu ditepis oleh Hyunjin.
“tidak, tadi Hyunjin dengar semua apa yang mommy dan daddy katakan di halaman tadi”
Mereka terdiam, Joohyun dan Junmyeon saling memandang.
“apa....” Joohyun berkata hanya dengan gerakan bibir yang langsung dijawab dengan gelengan oleh Junmyeon. Joohyun meneteskan air matanya melihat Hyunjin yang kini semakin terisak.
“hisk.. keadaan Yeji memburuk hisk dan... dan.... hisk kalian..... kalian bukan orang hisk..... orang tuaku...... hisk kalian se..... semua berbohong”
Joohyun memeluk dengan erat Hyunjin. Ia mengusap punggung kecilnya yang bergetar. Junmyeon ikut bangkit dari duduknya dan memutar kursi Hyunjin sehingga kini membelakangi meja makan yang membuat Joohyun harus melepas pelukannya. Mereka kini duduk jongkok di hadapan Hyunjin dan menggenggam tangannya. Junmyeon menghapus air mata yang mengalir di pipi Hyunjin.
“dengar Hyunjin! Kau tetap anak daddy dan mommy. Kamu dan Yeji tetaplah anak kami. Kami menyayangimu dengan tulus sayang. Tolong jangan bilang kau bukan anak daddy, hati daddy rasanya sangat sakit jika kau bilang begitu”

KAMU SEDANG MEMBACA
BACK
أدب الهواة"Mungkin ini memang jalan terbaik untuk kita. Jika memang kita ditakdirkan bersama, kita pasti kembali bersama"