10

1.5K 151 6
                                    

Di tempat yang sama namun dalam waktu yang berbeda, Seulgi masih dalam ruangan itu. Ruangan yang di dalamnya terdapat seorang anak kecil yang tengah terbaring tak sadarkan diri. Melihat keadaan Hyunjin membuat Seulgi sangat menyesal kenapa ia tidak mengabulkan keinginan sang putra.

Flashback

Pulau Jeju saat ini tengah berhiaskan langit malam yang cerah tanpa adanya sebuah awan yang sekarang terlihat adalah langit yang bertebaran bintang. Di sebuah apartemen, tepatnya milik Seulgi sekarang mereka tengah melakukan makan malam.

Tapi hanya Hyunjin yang sedang duduk di meja makan. Hal ini karena bertambahnya anggota keluarga mereka yang membuat Seulgi jadi lebih sering meninggalkan Hyunjin sendirian. Bukannya dia sudah tidak memperhatikan Hyunjin, tapi anggota baru dikeluarganya memang masih membutuhkan seseorang yang memperhatikannya.

Setelah selesai dengan urusannya, Seulgi kembali ke meja makan untuk menghabiskan makanannya yang tadi sempat tertunda. Ia memperhatikan Hyunjin yang srdang menghabiskan makanannya yang tinggal sedikit.

Hyunjin telah selesai dengan makanannya, tetapi ia masih duduk di kursinya. Tidak seperti biasanya’ itulah yang ada di pikiran Seulgi.

“ada apa? Apa ada yang ingin Hyunjin omongin sama eomma?"

Hyunjin tidak langsung menjawab, tetapi ia mencari sesuatu di saku bajunya.  Ia menyodorkan sebuah amplop putih kepada Seulgi. Seulgi heran dengan apa maksud Hyunjin memberinya amplop tersebut.

“Apa ini?" Seulgi membuka dan membaca surat yang ada di dalamnya.

“Emm...... Besok anak-anak disekolah diminta mengajak orang tuanya ke sekolah untuk memperingati hari keluarga. Apakah eomma bisa datang ke sekolah? Besok Hyunjin juga akan tampil di paduan suara" Hyunjin menjelaskannya dengan mata yang berbinar berharap ibunya akan hadir.

Seulgi yang melihat Hyunjin yang sangat berharap ia hadir jadi merasa tidak tega. Tapi

"maafkan eomma, sayang. Besok ibu ada rapat penting di kantor. Bagaimana kalau dengan Joohyun imo? Nanti eomma akan bicara dengan imo, bagaimana?"

Hyunjin yang mendengar penolakan halus dari ibunya, merasa sedih. Tapi ia tidak menunjukkannya pada Seulgi. Ia bisa mengerti jika ibunya sedang sibuk jadi ia tidak ingin membuat Seulgi merasa bersalah. Ia menampilkan senyum cerahnya pada Seulgi.

“tidak apa-apa eomma, jika eomma tidak bisa tidak masalah dan tidak usah bilang pada imo untuk datang. Hyunjin disana berani sendirian kok” oh lihatlah betapa dewasanya Hyunjin yang masih diumurnya yang terbilang sangat muda.

“sekali lagi maafkan eomma ya? Eomma janji jika nanti ada acara lagi eomma akan hadir”

“tidak apa-apa eomma, kalo gitu Hyunjin kekamar dulu, masih ada tugas buat besok”

“baiklah jika sudah selesai segera tidur"

*

*

*

*

Semua orang tengah sibuk sekarang, mereka semua mengecek penampilan anak-anak yang akan tampil. Tetapi tidak dengan Hyunjin anak itu sekarang tengah duduk sambil sesekali memperhatikan temannya yang di datangi kedua orang tuanya di belakang aula.

Hyunjin hanya bisa memandang mereka dengan sendu. Sesekali ia menundukkan kepalanya dan mengusap wajahnya, mencoba menyembunyikan air mata yang menetes tanpa dimintanya. Tapi tanpa disadari seorang wanita dari tadi memperhatikannya. Wanita itu mendekat dan duduk di samping Hyunjin.

BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang